Sandera Israel Frustasi, Desak Netanyahu dan Donald Trump: Jangan Abaikan Kami di Gaza
Ia adalah Idan Alexander, salah satu pria yang ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Dalam rekaman yang dirilis Sabtu (30/11/2024) itu, Idan Alexander berbicara tentang penderitaan dan kondisi penahanannya.
Ia juga mengirimkan pesan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Presiden terpilih AS, Donald Trump.
"Saya mendengar Anda berbicara kepada rakyat Israel di berita, dan saya merasa sangat frustrasi Anda akan menawarkan 5 juta dolar kepada siapa pun yang ingin membawa kami kembali, tetapi bagaimana dengan perlindungan Anda bagi kami sebagai warga negara dan tentara?" katanya menanggapi perkataan Netanyahu bulan lalu.
Dia mengaku takut karena juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, sebelumnya mengatakan Hamas akan menerapkan 'instruksi baru' terhadap sandera jika pasukan Israel mendekati tempat penahanan mereka.
“Penjaga kami memberi tahu kami tentang instruksi baru jika pasukan militer (Israel) mencapai kami ribuan kali setiap hari dan tidak ada yang merasakan penderitaan kami," katanya.
Dalam video itu, ia juga mengirimkan pesan kepada rakyat Israel agar terus berdemonstrasi menuntut pembebasan mereka.
"Jangan abaikan kami. Kami ingin kembali ke rumah dengan kewarasan penuh. Ketakutan dan isolasi membunuh kami, dan tolong, keluarlah untuk berdemonstrasi setiap hari dan memberikan tekanan pada pemerintah. Sudah waktunya untuk mengakhiri mimpi buruk ini," lanjutnya.
Dia juga mengirim pesan kepada Presiden terpilih AS Donald Trump, yang merupaka sekutu utama Israel.
“Saya adalah warga negara Amerika-Israel yang ditahan di Gaza. Saya selalu percaya pada kekuatan Amerika Serikat. Saya mohon kepada Anda menggunakan pengaruh Anda dalam segala hal untuk bernegosiasi demi kebebasan kami," katanya.
"Setiap hari yang kami habiskan di sini terasa seperti selamanya, dan rasa sakitnya semakin bertambah," lanjutnya.
Idan Alexander juga mengkritik kebijakan pemerintahan AS sebelumnya.
“Jangan membuat kesalahan seperti yang dilakukan (Presiden AS) Joe Biden. Senjata yang dia kirim sekarang membunuh kami, dan blokade ilegal membunuh kami,” katanya.
“Saya tidak ingin mati seperti sesama warga Amerika, Hirsch," lanjutnya, menyebut salah satu temannya yang tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza.
Dia mengakhiri rekaman itu dengan pesan emosional kepada keluarganya.
“Ibu, Ayah, Mikha, Joey, Kakek, Nenek, setiap hari rasa sakit di dalam diriku semakin bertambah. Aku sangat merindukanmu dan aku berdoa setiap hari agar segera bertemu denganmu. Bersikaplah kuat, waktu hampir habis, tetapi mimpi buruk ini akan berakhir suatu hari nanti," katanya.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 44.249 jiwa dan 104.746 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (27/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Mayadeen.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Tag: #sandera #israel #frustasi #desak #netanyahu #donald #trump #jangan #abaikan #kami #gaza