Warga AS Ungkap Stres Hadapi Pemilihan Presiden Amerika Serikat, Khawatir Ada Kerusuhan
Rakyat Amerika merasakan stres menghadapi hari Pemilu ini, kini bersiap menerima hasilnya bahkan kemungkinan kerusuhan yang bakal pecah ke depannya.
Ada dua kandidat kandidat yang punya visi berbeda untuk masa depan negara adidaya tersebut.
Reuters berbincang dengan sejumlah pemilih di tujuh negara bagian yang menentukan kemenangan presiden berikutnya dalam Pemilu AS 2024.
Para pemilih merasa gelisah, khawatir tentang bagaimana negaranya dalam empat tahun mendatang jika kandidat pilihan mereka kalah.
Mereka juga khawatir jika ada pihak-pihak memicu masalah hingga perpecahan politik yang bisa menjadi semakin dalam.
Beberapa orang mengikuti berita dengan saksama, sementara yang lain mematikan TV dan ponsel pintar mereka untuk membenamkan diri membaca buku atau berjalan-jalan di luar ruangan.
Banyak pemilih mengatakan kepada Reuters bahwa mereka khawatir tentang apa yang mungkin terjadi setelah pemilihan, terutama jika Trump kalah.
Mereka takut akan gelombang tuntutan hukum dan sidang pengadilan, demonstrasi, bahkan kekerasan.
Sebut saja Carley Kunkler, seorang instruktur kebugaran di Atlanta, Georgia, ia sebelumnya memilih Trump.
"Habiskan waktu dengan orang-orang yang Anda cintai, lakukan kegiatan di luar ruangan, dan jangan gunakan ponsel,"
"Itulah hal terpenting, jangan terlalu banyak duduk di depan TV dan mengonsumsi media."
Sebuah jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan bulan lalu menemukan kekhawatiran yang meluas bahwa AS dapat mengulangi kerusuhan yang terjadi setelah kekalahan Trump dalam pemilu 2020.
Kerusuhan terjadi setelah klaim palsu Trump saat itu, bahwa kekalahannya adalah hasil penipuan yang mendorong ribuan pengikutnya untuk menyerbu Gedung Capitol AS 6 Januari.
Sekitar 74 persen pemilih terdaftar yang menanggapi survei 16-21 Oktober - termasuk 90 persen dari Demokrat, 64 persen dari Republik, dan 77 persen dari independen.
Mereka mengatakan khawatir para ekstremis akan melakukan tindakan kekerasan jika mereka tidak senang dengan hasil pemilihan.
Beberapa pemilih mengatakan dalam wawancara bahwa mereka mencoba menyalurkan kecemasan mereka dengan membantu agar kandidat mereka mendapatkan suara.
Marshall, seorang Demokrat, menyuarakan sentimen yang hampir universal di seluruh perbedaan politik.
"Saya hanya ingin mimpi buruk ini berakhir," ucapnya.
Trump dan Harris akhiri kampanye mereka menjelang hari pemilihan
Trump dan Harris telah menyampaikan argumen penutup mereka masing-masing di Michigan dan Pennsylvania, sehari sebelum Hari Pemilihan.
Dikutip dari Al Jazeera, brikut ini yang perlu Anda ketahui:
- Trump menggelar rapat umum di Grand Rapids, Michigan.
Ia menutup kampanyenya tahun 2016 dan 2020 juga di sini.
Calon Presiden dari Partai Republik ini meramalkan kemenangan besar, menyusul serangkaian klaim palsu tentang kecurangan pemilu yang meluas.
- Trump menyatakan bahwa ia selamat dari upaya pembunuhan awal tahun ini karena Tuhan mempunyai rencana untuk menjadikannya presiden lagi.
- Mantan Presiden AS ke-45 sekali lagi berupaya untuk memenangkan pemilih Muslim dan Arab di Michigan yang tidak puas dengan dukungan Harris terhadap perang Israel di Gaza.
- Sementara itu, Calon Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris berada di Pennsylvania, negara bagian yang krusial bagi Partai Demokrat.
Di Pennsylvania, ia menyampaikan pidato di hadapan para pendukungnya di tangga Museum Seni Philadelphia.
- Harris menguraikan bagaimana ia berencana untuk "membangun perekonomian yang menekan biaya hidup" dan berjanji untuk membuat perumahan dan pengasuhan anak lebih terjangkau.
- Harris memperingatkan para pendukungnya agar tidak berpuas diri.
"Ini bisa menjadi salah satu persaingan paling ketat dalam sejarah – setiap suara penting," katanya.
- Jajak pendapat terbaru menunjukkan kedua kandidat terlibat dalam persaingan ketat.
Harris unggul tipis dengan 48,1 persen suara, menurut pelacak jajak pendapat presiden nasional FiveThirtyEight.
Trump tidak jauh di belakang, dengan 46,8 persen.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #warga #ungkap #stres #hadapi #pemilihan #presiden #amerika #serikat #khawatir #kerusuhan