Google Pecat Karyawan yang Protes soal Proyek Teknologi untuk Dukung Genosida Israel
Logo Google di kantor Google di Mountain View di California, 2019. Google melakukan pemecatan terhadap seorang karyawan setelah memprotes proyek Nimbus yang digunakan untuk mendukung genosida Israel. 
11:50
10 Maret 2024

Google Pecat Karyawan yang Protes soal Proyek Teknologi untuk Dukung Genosida Israel

Google telah memecat seorang karyawan yang secara terbuka memprotes proyek teknologi untuk mendukung genosida Israel.

Dikutip dari The Verge, protes karyawan tersebut dilakukan saat presentasi dalam acara konferensi teknologi tahunan Israel di New York bertajuk 'Mind the Tech'.

Google pun membenarkan terkait pemecatan tersebut.

Perusahaan raksasa asal AS ini berdalih karyawan yang teridentifikasi sebagai insinyur di divisi Cloud Google itu mengganggu rekan kerjanya yang sedang melakukan presentasi.

"Perilaku ini tidak baik, apapun masalahnya, dan karyawan tersebut dipecat karena melanggar kebijakan kami," kata juru bicara Google, Bailey Thomson dalam pernyataannya, Sabtu (9/3/2024).

Adapun kronologi berawal ketika Direktur Pelaksana Google Israel, Barak Regev tengah menjelaskan terkait proyek Nimbus yang tengah dibangun.

Sebagai informasi, proyek Nimbus adalah terkait penyediaan layanan komputasi awan (cloud) yang diperuntukkan bagi militer dan pemerintah Israel.

Pada saat presentasi dilakukan, karyawan Google yang sudah dipecat itu berdiri dan mengatakan dirinya menolak untuk membangun proyek tersebut lantaran bertujuan untuk genosida oleh Israel.

"Saya menolak untuk membuat teknologi yang akan dipergunakan untuk genosida dan apartheid," ujarnya.

Setelah itu, petugas pun memaksa karyawan tersebut keluar dari ruangan.

Di sisi lain, pemecatan terhadap karyawan oleh Google itu menimbulkan kecaman dari salah satu organisasi yang juga menentang Proyek Nimbus tersebut yaitu No Tech for Apartheid.

Dalam pernyataan sikapnya, pemecatan tersebut menjadi upaya Google untuk membungkam para pekerjanya dan menyembunyikan moral perusahaan yang buruk.

"Sebagai insinyur perangkat lunak Cloud yang menangani teknologi penting yang memungkinkan Proyek Nimbus dijalankan di pusat data Israel yang berdaulat, pekerja ini berbicara atas dasar keprihatinan pribadi yang mendalam tentang dampak langsung dan kekerasan dari pekerjaan mereka," demikian pernyataan tertulis dari No Tech for Apartheid.

Proyek Nimbus ini merupakan mega proyek yang tengah digarap Google bersama dengan raksasa teknologi besutan Jeff Bezos, Amazon dengan total biaya mencapai 1,2 miliar dolar AS atau Rp 18,7 triliun.

Sudah Diprotes Lewat Surat Terbuka oleh Karyawan Google dan Amazon

Sebelumnya, proyek Nimbus sebenarnya sudah diprotes oleh karyawan Google dan Amazon lewat surat terbuka.

Total sebanyak 390 karyawan menyatakan protesnya lantaran proyek Nimbus dimungkinkan untuk pengumpulan data dan pengawasan lebih lanjut yang melanggar hukum dan dianggap memfasilitas perluasan pemukiman ilegal Israel di tanah Palestina.

Dalam dokumentasi pemaparan teknologi tersebut, terlihat bahwa teknologi cloud yang dikembangkan itu nantinya dapat mendeteksi wajah, kategorisasi gambar otomatis, pelacakan objek, hingga menganalisis konten emosional dari gambar, ucapan, serta tulisan.

Tak hanya terkait proyek nimbus, konferensi 'Mind the Tech' pun turut diprotes oleh 600 karyawan Google.

Adapun protes tersebut berisi terkait penarikan diri dengan tidak hadir dalam acara tersebut.

"Tolong menarik diri dari Mind the Tech, sampaikan permintaan maaf, dan dukung Google serta pelanggan yang putus asa atas banyak korban jiwa di Gaza."

"Kami membutuhkan Google untuk bekerja lebih baik," demikian tulisan dalam surat protes tersebut, dikutip dari Reuters.

Insinyur Perangkat Lunak dari YouTube, Zelda Montes juga mengajak para karyawan Google untuk menyerukan solidaritas penolakan terkait penggunaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang digunakan Israel untuk melakukan genosida di Palestina.

"Meski pemimpin kita terus mengecewakan, saya harap kita sebagai pekerja Google lebih berdaya untuk berjalan bersama dan bertanya pada diri sendiri apa lagi yang bisa kita lakukan untuk secara kolektif melawan teknologi yang digunakan untuk genosida," kata Montes, dikutip dari Wired.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Sri Juliati

Tag:  #google #pecat #karyawan #yang #protes #soal #proyek #teknologi #untuk #dukung #genosida #israel

KOMENTAR