Sadisnya Israel, Karyawan Lembaga PBB Pun Disiksa: UNRWA Bilang Stafnya dieksploitasi Seksual
Para pekerja Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) berbicara bersama di taman bermain sekolah yang dikelola UNRWA 
23:30
6 Maret 2024

Sadisnya Israel, Karyawan Lembaga PBB Pun Disiksa: UNRWA Bilang Stafnya dieksploitasi Seksual

- Lembaga PBB yang mengurusi pengungsi Palestina, United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), Selasa (5/3/2024)  menyebut pihak Israel menyiksa beberapa pegawainya yang ditangkap di Jalur Gaza.

TV Al-Mamlaka melaporkan, badan PBB tersebut dalam sebuah pernyataan mengungkapkan kalau anggota stafnya telah mengalami kejadian mengerikan selama penahanan dan interogasi oleh otoritas keamanan Israel.

Laporan-laporan ini mencakup penyiksaan, penganiayaan berat, penyerangan, dan eksploitasi seksual.

Menurut UNRWA, beberapa pegawainya dipaksa memberikan pengakuan di bawah penyiksaan dan penganiayaan saat ditanyai tentang peristiwa 7 Oktober.

“Pengakuan yang dipaksakan ini, akibat penyiksaan, digunakan oleh otoritas Israel untuk menyebarkan informasi menyesatkan tentang badan tersebut sebagai bagian dari upaya mereka untuk membubarkan UNRWA. Situasi ini menempatkan staf kami di Gaza dalam risiko, dengan implikasi serius terhadap operasi kami di wilayah tersebut,” tegas UNRWA.

Badan tersebut mengaku telah mengajukan protes tertulis kepada Israel mengenai penahanan karyawannya, namun belum mendapat tanggapan apa pun.

Selain itu, CNN memperoleh laporan yang tidak dipublikasikan yang disiapkan oleh UNRWA, yang menyoroti pelanggaran fisik dan psikologis yang dilakukan oleh Pasukan Pendudukan Israel (IDF) terhadap warga Palestina yang ditahan di Gaza selama perang.

Laporan ini terutama didasarkan pada kesaksian mantan tahanan Gaza yang ditahan di penjara dan situs militer Israel dan kemudian dibebaskan dan dikembalikan ke Gaza.

Pengungsi Palestina mengantri untuk menerima bantuan di depan pusat Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 28 Januari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Israel menuduh beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang menyebabkan beberapa negara donor utama menghentikan pendanaan. Pengungsi Palestina mengantri untuk menerima bantuan di depan pusat Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 28 Januari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Israel menuduh beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang menyebabkan beberapa negara donor utama menghentikan pendanaan. (AFP)

Pembelokan Israel

Sebagai tanggapan tuduhan ini, juru bicara IDF menyatakan kalau UNRWA di Gaza telah mempekerjakan lebih dari 450 anggota Hamas dan kelompok bersenjata lainnya.

Israel mengklaim telah membagikan informasi intelijen tersebut kepada mitra internasional mereka, termasuk PBB.

UNRWA, di sisi lain, menyambut baik informasi apa pun yang dapat dimasukkan dalam penyelidikan independen yang sedang dilakukan oleh PBB.

Juliette Touma, Direktur Komunikasi badan tersebut, mendorong entitas mana pun yang memiliki informasi mengenai tuduhan serius terhadap stafnya untuk membagikannya kepada penyelidikan PBB yang sedang berlangsung.

UNRWA adalah singkatan dari United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East atau Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat.

Lembaga tersebut mengelola sekolah, layanan sosial, pusat kesehatan dan mendistribusikan bantuan makanan kepada 5,9 juta pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat yang diduduki termasuk Yerusalem Timur, ditambah Lebanon, Suriah, dan Yordania.

UNRWA didirikan pada 1949 untuk membantu pengungsi Palestina setelah pembentukan negara Israel dan perang tahun 1948.

Sedikitnya 750.000 warga Palestina melarikan diri atau terpaksa meninggalkan tanah mereka dalam peristiwa yang mereka sebut Nakba atau "bencana".

UNRWA mempekerjakan 13.000 orang di Gaza dan membantu lebih dari setengah populasi wilayah tersebut setiap harinya, yang berjumlah sekitar 2,3 juta orang.

Penangguhan pendanaan baru-baru ini oleh AS dan negara-negara lain telah meningkatkan tekanan terhadap badan tersebut, yang telah menghadapi tantangan besar selama perang yang berlangsung selama kurang lebih lima bulan.

Anak-anak Palestina di antara reuntuhan bangunan yang dibom Israel di kawasan pengungsian warga Palestina di Rafah, Gaza Selatan. Anak-anak Palestina di antara reuntuhan bangunan yang dibom Israel di kawasan pengungsian warga Palestina di Rafah, Gaza Selatan. (AFP/Said Khatib/Al Jazeera)

Mengorbankan Seluruh Generasi

Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menyatakan tidak ada tempat yang aman bagi warga Gaza.

Meskipun kekejaman telah mereka alami, tampaknya hal terburuk masih akan terjadi.

Senada dengan itu, Lazzarini memperingatkan Majelis Umum PBB kalau pembubaran UNRWA, seperti yang diminta oleh Israel, akan mengakibatkan “pengorbanan seluruh generasi anak-anak” dan “menanam benih” bagi perang dan konflik di masa depan.

Dia menekankan, pembubaran badan tersebut merupakan tindakan yang gegabah, karena dapat membahayakan perdamaian dan keamanan global.

Lazzarini lebih lanjut menyatakan bahwa meyakini pembubaran badan tersebut dapat terjadi tanpa mengancam perdamaian dan keamanan global adalah suatu hal yang naif.

Peringatannya datang di tengah kebutuhan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza, dan ia sebelumnya memperingatkan Majelis Umum PBB tentang UNRWA yang mencapai titik puncaknya karena seruan berulang-ulang Israel untuk membubarkan lembaga tersebut dan membekukan dana donor.

Lazzarini juga memperingatkan kalau serangan yang akan terjadi di Rafah, tempat sekitar 1,4 juta pengungsi terkonsentrasi, merupakan ancaman yang signifikan.

Dia menekankan bahwa badan tersebut tidak mampu menyerap guncangan keuangan, terutama mengingat meningkatnya perang di Gaza.

(oln/jn/*)

Tag:  #sadisnya #israel #karyawan #lembaga #disiksa #unrwa #bilang #stafnya #dieksploitasi #seksual

KOMENTAR