Rania Abu Kehilangan 2 Anak Kembar, Suami dan Belasan Kerabat Usai Rumahnya Diserang Tentara Israel
Para pelayat membawa jenazah anak kembar Palestina yang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah rumah di Rafah, di Jalur Gaza selatan, Minggu, 3 Maret 2024 
23:40
3 Maret 2024

Rania Abu Kehilangan 2 Anak Kembar, Suami dan Belasan Kerabat Usai Rumahnya Diserang Tentara Israel

Butuh waktu 10 tahun dan tiga kali fertilisasi in vitro agar Rania Abu Anza bisa hamil namun serangan pasukan Israel membuat dirinya kehilangan dua anak kembarnya yang berusia lima bulan.

Serangan itu menghantam rumah keluarga besarnya di kota Rafah, Gaza selatan, Sabtu malam.

Menurut korban selamat dan pejabat kesehatan setempat, selain menewaskan 2 anak kembarnya, Rania juga kehilangan suami serta 11 kerabat lainnya.

Serangan itu juga mengakibatkan 9 lainnya hilang di bawah reruntuhan.

Rania menceritakan bagaimana peristiwa memilukan terjadi.

Awalnya, dia bangun sekitar jam 10 malam untuk menyusui Naeim, si laki-laki lalu kembali tidur dengan Wissam, si perempuan di tangan lainnya.

Sang suami sedang tidur di samping mereka.

Ledakan terjadi satu setengah jam kemudian hingga rumah itu runtuh.

“Saya berteriak memanggil anak-anak dan suami saya,” katanya pada hari Minggu, sambil terisak dan menggendong selimut bayi di dadanya.

Serangan udara Israel menghantam rumah-rumah sejak dimulainya perang di Gaza bahkan di Rafah yang dinyatakan Israel nyatakan sebagai zona aman pada bulan Oktober kini menjadi target serangan darat berikutnya yang menghancurkan.

Serangan sering terjadi tanpa peringatan, biasanya pada tengah malam.

Israel mengatakan pihaknya berusaha untuk tidak melukai warga sipil dan menyalahkan kelompok militan Hamas atas kematian mereka karena mereka menempatkan pejuang, terowongan dan peluncur roket di daerah pemukiman padat.

Namun pihak militer jarang mengomentari serangan individu, yang seringkali membunuh perempuan dan anak-anak.

Militer tidak segera mengomentari serangan ini.

Dari 14 orang yang terbunuh di rumah Abu Anza, enam di antaranya adalah anak-anak dan empat lainnya adalah perempuan, menurut Dr. Marwan al-Hams, direktur rumah sakit tempat jenazah tersebut diambil.

Selain suami dan anak, Rania juga kehilangan saudara perempuannya, keponakannya, sepupunya yang sedang hamil, dan kerabat lainnya.

Farouq Abu Anza, seorang kerabatnya, mengatakan sekitar 35 orang tinggal di rumah tersebut, beberapa di antaranya telah mengungsi dari daerah lain.

Dia mengatakan mereka semua adalah warga sipil, kebanyakan anak-anak, dan tidak ada militan di antara mereka.

Rania dan suaminya, Wissam, keduanya berusia 29 tahun, menghabiskan satu dekade mencoba untuk hamil.

Dua putaran IVF gagal, tetapi setelah putaran ketiga, dia mengetahui bahwa dia hamil awal tahun lalu.

Si kembar lahir pada 13 Oktober.

Suaminya, seorang buruh harian, sangat bangga sehingga dia bersikeras menamai gadis itu dengan namanya sendiri, katanya.

“Saya tidak mendapatkan cukup banyak dari mereka,” katanya.

Kurang dari seminggu sebelumnya, militan pimpinan Hamas menyerbu Israel selatan dalam serangan mendadak.

Mereka mengamuk di berbagai komunitas, menewaskan sekitar 1.200 orang yang sebagian sebagian besar warga sipil  dan menyandera sekitar 250 orang, termasuk anak-anak dan bayi yang baru lahir.

Israel menanggapinya dengan salah satu kampanye militer paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah.

Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Sekitar 80 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah mereka, dan seperempat penduduknya menghadapi kelaparan.

Kementerian tersebut mengatakan bulan lalu bahwa lebih dari 12.300 anak-anak dan remaja Palestina tewas dalam perang tersebut, atau sekitar 43% dari total korban jiwa.

Perempuan dan anak-anak merupakan tiga perempat dari korban tewas.

Kementerian tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam penghitungannya.

Israel mengklaim telah membunuh lebih dari 10.000 pejuang Hamas tetapi belum memberikan bukti.

Bagi anak-anak yang selamat, perang telah membuat hidup menjadi seperti neraka, kata para pekerja kemanusiaan, dan beberapa di antaranya berada di Gaza utara di luar jangkauan perawatan. (AP)

Editor: Eko Sutriyanto

Tag:  #rania #kehilangan #anak #kembar #suami #belasan #kerabat #usai #rumahnya #diserang #tentara #israel

KOMENTAR