Survei Terbaru Pilpres AS, 47 Persen Warga Menolak Joe Biden jadi Presiden Lagi
Presiden AS Joe Biden memberikan pidato di Washington DC, Amerika Serikat, pada 19 Januari 2024. Dalam artikel mengulas tentang survey Pilpres AS 2024, sebanyak 47% koresponden mengaku tak puas dengan pemerintahan Joe Biden. 
16:50
3 Maret 2024

Survei Terbaru Pilpres AS, 47 Persen Warga Menolak Joe Biden jadi Presiden Lagi

Penolakan masyarakat Amerika Serikat kepada sosok Joe Biden terus meningkat jelang Pilpres 2024 yang akan berlangsung 5 November mendatang.

Indikasi ketidakpuasan masyarakat AS terhadap Biden ini bisa terlihat dalam rilisi yang diselenggarakan New York Times pada Sabtu (2/3/2024).

Dalam survey yang menggandeng kerjasama dengan Siena College tersebut, sebanyak 47 persen koresponden mengaku tak puas dengan pemerintahan Joe Biden.

Angka survei ini jadi hasil negatif tertinggi bagi Biden dalam masa kepresidenannya sejak tahun 2020 lalu.

Survei menunjukkan bahwa Biden saat ini tertinggal dari Donald Trump yang kemungkinan besar menjadi calon Partai Republik.

Trump sendiri mendapatkan angka penolakan 43 persen di antara pemilih terdaftar secara nasional.

Survei ini juga menemukan bahwa hanya satu dari empat pemilih (24 persen) yang berpikir bahwa negara Amerika Serikat sedang bergerak ke arah yang benar.

Selain itu, lebih dari dua kali lipat pemilih mengatakan bahwa kebijakan Biden telah merugikan mereka secara pribadi dibandingkan dengan mereka yang mengatakan bahwa kebijakan tersebut telah membantu.

Dari dua pertiga negara bagian yang merasa bahwa negara ini sedang menuju ke arah yang salah, survei menemukan bahwa 63% dari mereka mengatakan bahwa mereka akan memilih Trump.

Dilaksanakan pada akhir Februari, hasil ini muncul ketika kampanye pencalonan kembali Biden terus berusaha untuk mengubah narasi tentang kekhawatiran pemilih saat ini.

Banyak pihak yang mengkritisi faktor usia dan kecerdasan mental Joe Biden serta penanganannya terhadap kebijakan luar negeri dan ekonomi yang dinilai memburuk dalam beberapa waktu belakangan ini.

Hasil survei juga menunjukkan mayoritas pemilih berpikir bahwa kondisi ekonomi buruk saat ini diakibatkan oleh kepemimpinan Joe Biden.

Tak hanya New York Times, Minggu lalu, survei Bloomberg News juga menemukan data bahwa Biden diprediksi bakal kalah dalam beberapa negara bagian krusial, termasuk Arizona, Georgia, Pennsylvania, Michigan, North Carolina, Nevada, dan Wisconsin.

Di survei Bloomberg, sebagian besar responden menyatakan kekhawatiran dengan usia Biden dan persentase yang signifikan mengatakan bahwa Trump berbahaya, serta menyarankan bahwa jumlah "double haters", seperti yang disebut oleh para ahli survei sebagai pemilih yang tidak menyetujui kedua kandidat, signifikan.

Temuan-temuan tersebut, secara umum diulang dalam survei Times hari Sabtu.

Peringkat persetujuan Biden berada pada 38%, dengan Trump yang lebih baik dengan peringkat persetujuan 44%.

Temuan-temuan tersebut mungkin akan memperkuat apa yang didapatkan oleh ahli survei dari pemilihan pendahuluan terakhir, baik Demokrat maupun Republik.

Di Carolina Selatan minggu lalu, jumlah pemilih pendahuluan yang mendukung penantang Republik Nikki Haley tetapi mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah memilih Trump dianggap merepresentasikan margin yang akan memastikan kekalahan Trump oleh Biden pada bulan November.

Namun, survei New York Times memberikan sejumlah sinyal peringatan merah bagi kampanye Biden, termasuk sinyal bahwa koalisi partai Demokrat dari pemilih wanita, Afro-Amerika, dan Latino sedang mengalami penggerusan kekuatan.

Di antara pemilih kaum pekerja non kulit putih yang tidak memiliki pendidikan setingkat universitas, Biden hanya memimpin dengan angka tipis 47% berbanding 41% untuk Trump.

Angka ini menunjukkan pelemahan dari performa empat tahun yang lalu, di mana Biden memiliki keunggulan 50 poin.

Minggu lalu, Trump menyarankan bahwa masalah hukumnya telah memenangkan dukungan dari pemilih Afro-Amerika.

"Saya diindikasi atas sesuatu yang tidak ada, atas sesuatu yang tidak ada," katanya kepada gala Federasi Konservatif Hitam di Carolina Selatan.

"Banyak orang mengatakan bahwa itulah mengapa orang kulit hitam menyukai saya, karena mereka sangat menderita dan didiskriminasi, dan mereka benar-benar melihat saya seolah-olah saya didiskriminasi," ucapnya.

(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)

Editor: Suci BangunDS

Tag:  #survei #terbaru #pilpres #persen #warga #menolak #biden #jadi #presiden #lagi

KOMENTAR