Di Malaysia, AS-China Sepakat Redakan Perang Dagang
Ilustrasi perang dagang AS dan China.(SHUTTERSTOCK)
16:18
27 Oktober 2025

Di Malaysia, AS-China Sepakat Redakan Perang Dagang

- Amerika Serikat (AS) dan China mencapai kesepakatan awal terkait perdagangan sejumlah komoditas strategis, termasuk logam tanah jarang dan kedelai, usai dua hari pembicaraan di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia.

Kesepakatan ini menandai meredanya perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia itu, setelah perang tarif dan pembatasan ekspor yang memanas sejak tahun lalu.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan, Beijing sepakat untuk kembali membeli kedelai dari AS dalam jumlah besar selama beberapa tahun ke depan.

Selain itu, China juga akan menunda satu tahun kebijakan baru soal lisensi ekspor tanah jarang sembari meninjau ulang regulasinya, sebagaimana dilaporkan France24.

“Saya memperkirakan pembelian kedelai akan berlangsung besar,” ujar Bessent dalam wawancara dengan program Face the Nation di CBS, Minggu (26/10/2025).

Dalam wawancara terpisah di ABC, Bessent menambahkan bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan mengumumkan secara resmi kesepakatan perdagangan pada Kamis (30/10/2025).

“Petani kedelai AS akan merasa sangat puas, baik untuk musim ini maupun beberapa tahun ke depan,” katanya.

Bessent bersama Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer bertemu Wakil Perdana Menteri China He Lifeng dan negosiator utama Li Chenggang di Malaysia. Pertemuan ini menjadi putaran kelima antara kedua negara sejak Mei 2025.

“Kami sudah memiliki kerangka kerja yang sangat baik bagi kedua pemimpin untuk membahasnya pada Kamis nanti,” ujar Bessent.

Dalam wawancara lain dengan NBC, Bessent menilai kesepakatan ini dapat mencegah rencana penerapan tarif baru sebesar 100 persen atas barang-barang China yang sebelumnya diancamkan oleh Trump.

Ia menambahkan, pembahasan juga mencakup isu pembelian produk pertanian AS, keseimbangan perdagangan, hingga kerja sama dalam menangani krisis fentanil, salah satu faktor yang mendorong kebijakan tarif 20 persen terhadap produk China.

Konsensus awal

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) dalam konferensi pers di Aula Besar Rakyat di Beijing, 9 November 2017. Trump akan bertemu Xi di KTT APEC di Korea Selatan, akhir Oktober 2025.AFP/NICOLAS ASFOURI Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) dalam konferensi pers di Aula Besar Rakyat di Beijing, 9 November 2017. Trump akan bertemu Xi di KTT APEC di Korea Selatan, akhir Oktober 2025.Negosiator China, Li Chenggang, menyebut kedua negara telah mencapai konsensus awal dan akan melanjutkan proses persetujuan di dalam negeri masing-masing.

“Posisi AS sangat tegas. Kami telah melalui konsultasi intens dan pertukaran pandangan yang konstruktif untuk mencari solusi yang bisa mengatasi kekhawatiran kedua pihak,” ujar Li.

Trump tiba di Malaysia pada Minggu (26/10/2025) untuk menghadiri KTT ASEAN, bagian dari lawatan lima harinya ke Asia yang akan diakhiri dengan pertemuan langsung dengan Xi di Korea Selatan pada 30 Oktober.

Usai pertemuan tersebut, Trump menyatakan optimismenya. “Saya pikir kami akan punya kesepakatan dengan China,” katanya.

AS dan China berupaya mencegah eskalasi perang dagang setelah ancaman Trump untuk menerapkan tarif baru 100 persen dan pembatasan dagang tambahan mulai 1 November.

Langkah itu merupakan respons terhadap kebijakan China yang memperluas kontrol ekspor tanah jarang.

Kedua negara sebelumnya telah menurunkan sebagian besar tarif tinggi terhadap produk masing-masing dalam kerangka gencatan senjata perang dagang yang akan berakhir pada 10 November.

Dalam pertemuan di Malaysia, para pejabat membahas perluasan perdagangan, perpanjangan gencatan senjata, isu fentanil, biaya pelabuhan AS, perdagangan tanah jarang, serta aplikasi TikTok.

Bessent menuturkan, peredaan perang dagang ini kemungkinan akan kembali diperpanjang, menunggu keputusan presiden.

Jika disetujui, ini akan menjadi perpanjangan kedua sejak kesepakatan awal pada Mei 2025.

Tag:  #malaysia #china #sepakat #redakan #perang #dagang

KOMENTAR