Jejak Kelam Rezim Khmer Rouge di Kamboja, dari Kebangkitan hingga Kejatuhannya  oleh Vietnam
Kondisi rakyat Kamboja pada masa Rezim Khmer Rouge (Dok. Indochina Voyages)
20:57
9 Oktober 2025

Jejak Kelam Rezim Khmer Rouge di Kamboja, dari Kebangkitan hingga Kejatuhannya oleh Vietnam

- Khmer Rouge merupakan gerakan komunis radikal yang berkuasa di Kamboja dari tahun 1975 hingga 1979 setelah memenangkan perang gerilya. Gerakan ini didirikan sekitar tahun 1967 sebagai kelompok bersenjata dari Partai Komunis Kampuchea. 

Dikutip dari Britannica, di bawah kepemimpinan Pol Pot, pemerintahan Khmer Rouge bertanggung jawab atas genosida Kamboja yang terjadi antara tahun 1976 hingga 1978, di mana hingga tiga juta jiwa menjadi korban pembunuhan massal.

Asal Usul 

Menurut laporan Cambodia Tribunal Monitor, akar gerakan komunis Kamboja bermula dari perjuangan negara tersebut melawan kolonialisme Prancis pada 1940-an dan mendapat pengaruh kuat dari Vietnam. Gerakan ini semakin berkembang selama Perang Indochina Pertama pada dekade 1950-an. Dua puluh tahun berikutnya, ideologi tersebut semakin mengakar di masyarakat.

Pada Maret 1970, Marshal Lon Nol, seorang politikus Kamboja yang sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri, melakukan kudeta terhadap Pangeran Norodom Sihanouk, menggulingkannya dari posisi kepala negara. Saat itu, Khmer Rouge telah memperluas pengaruhnya dan menjalin aliansi strategis dengan Sihanouk.

Tentara Khmer Rouge dipimpin oleh Pol Pot, dengan nama lahir Solath Sar. Ia pernah menempuh pendidikan di Prancis dan menjadi anggota Partai Komunis Prancis. Setelah kembali ke Kamboja pada tahun 1953, ia bergabung dengan gerakan komunis bawah tanah dan perlahan naik ke posisi puncak sebagai pemimpin yang kemudian dikenal sebagai salah satu diktator paling brutal dalam sejarah.

Kemenangan Khmer Rouge

Dengan dukungan Vietnam, pasukan Khmer Rouge mulai meraih kemenangan atas militer Lon Nol. Namun pada akhir tahun 1972, pasukan Vietnam menarik diri dari Kamboja dan menyerahkan tanggung jawab penuh kepada Partai Komunis Kampuchea (CPK). 

Antara Januari hingga Agustus 1973, pemerintah Republik Khmer yang dipimpin Lon Nol dan didukung Amerika Serikat menjatuhkan sekitar setengah juta ton bom di wilayah Kamboja, yang menewaskan hingga 300.000 orang. Serangan udara brutal ini justru memperkuat Khmer Rouge, karena banyak warga yang kehilangan keluarga kemudian bergabung dalam revolusi mereka.

Menjelang awal tahun 1973, sekitar 85 persen wilayah Kamboja telah dikuasai oleh Khmer Rouge, sementara pasukan Lon Nol semakin terdesak. Meski begitu, dengan bantuan AS, Lon Nol mampu bertahan selama dua tahun berikutnya. Puncaknya terjadi pada 17 April 1975, ketika ibu kota Phnom Penh jatuh ke tangan Khmer Rouge. Tanggal itu menandai berakhirnya lima tahun perang saudara, intervensi asing, dan pemboman besar-besaran di Kamboja.

Kejatuhan Rezim Khmer Rouge

Melansir dari artikel Khmer Rouge karya Michael Ruth, awal kejatuhan Khmer Rouge dimulai pada akhir tahun 1977, ketika pasukan rezim bentrok dengan tentara Vietnam di perbatasan timur. Ketegangan meningkat selama tahun berikutnya, hingga pada Desember 1978, Vietnam melakukan invasi besar-besaran ke Kamboja. Pada Januari 1979, pasukan Vietnam berhasil merebut Phnom Penh dan memaksa Khmer Rouge mundur ke wilayah barat menuju perbatasan Thailand.

Meskipun telah kehilangan kekuasaan, Khmer Rouge masih diakui secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai pemerintah sah Kamboja, karena PBB menganggap mereka sebagai satu-satunya perwakilan rakyat Kamboja. Namun, pada dekade 1980-an, laporan mengenai genosida brutal yang dilakukan rezim ini mulai terungkap ke publik internasional. Kisah kekejaman ini mengejutkan dunia dan pada akhirnya, pada tahun 1990, PBB mencabut pengakuannya terhadap Khmer Rouge.

Memasuki akhir 1990-an, kekuatan Khmer Rouge telah melemah drastis dan kembali menjadi kelompok pemberontak kecil. Pada tahun 1997, Pol Pot ditangkap oleh pengikutnya sendiri dan dijatuhi tahanan rumah. Ia meninggal dunia pada tahun berikutnya tanpa pernah diadili atas kejahatannya.

Hingga tahun 1999, sebagian besar anggota Khmer Rouge telah meninggal dunia atau ditangkap. Persidangan terhadap pejabat tinggi rezim ini dilakukan oleh tribunal internasional yang didukung PBB, berlangsung hingga dekade 2000-an dan 2010-an. Persidangan terakhir terhadap Nuon Chea dan Khieu Samphan, dua tokoh penting rezim Khmer Rouge, menghasilkan vonis bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida pada tahun 2014 dan 2018.

Setelah proses hukum berakhir, tribunal mendirikan pusat dokumentasi di Phnom Penh untuk memberikan edukasi publik mengenai sejarah kelam Khmer Rouge. Secara keseluruhan, rezim Khmer Rouge diperkirakan bertanggung jawab atas kematian hampir dua juta orang akibat eksekusi, kelaparan, dan kerja paksa. Hingga kini, genosida itu masih menjadi luka mendalam dalam sejarah Kamboja.

Editor: Candra Mega Sari

Tag:  #jejak #kelam #rezim #khmer #rouge #kamboja #dari #kebangkitan #hingga #kejatuhannya #oleh #vietnam

KOMENTAR