



Israel Deportasi Massal Aktivis Kemanusiaan Global Sumud Flotilla yang Hendak Bawa Bantuan ke Gaza
– Israel kembali mendeportasi ratusan aktivis pembela kebebasan Palestina yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla setelah armada mereka dicegat di perairan internasional.
Dilansir dari laman Al Jazeera pada Selasa (7/10), Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi bahwa total 171 aktivis dideportasi pada Senin, menambah jumlah keseluruhan menjadi 341 orang sejak penahanan awal pekan lalu.
Armada tersebut dilaporkan berangkat dari Barcelona, Spanyol, pada awal September dengan tujuan mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza yang masih diblokade.
Sebanyak 161 dari para aktivis tersebut tiba di Athena, Yunani, dengan penerbangan khusus yang diatur setelah deportasi. Kementerian Luar Negeri Yunani menyebutkan, dari jumlah itu terdapat 27 warga Yunani dan 134 warga negara dari 15 negara berbeda.
Mereka disambut oleh massa pendukung Palestina yang membentangkan bendera besar dan meneriakkan yel-yel "Kebebasan untuk Palestina" dan "Hidup armada!" di bandara Athena.
Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, termasuk di antara para aktivis yang dideportasi oleh Israel.
Thunberg mengecam keras tindakan militer Israel di Gaza, menyebutnya sebagai genosida yang sedang berlangsung dan menilai sistem internasional telah gagal mencegah kejahatan perang.
Thunberg mengatakan bahwa aksi flotilla dilakukan karena para pemerintah dunia tidak menunaikan tanggung jawab moral dan hukum mereka terhadap rakyat Palestina.
Selain Thunberg, Anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina, Rima Hassan, juga menjadi salah satu korban tindakan keras aparat Israel. Ia mengaku dipukuli oleh dua petugas polisi saat dimasukkan ke dalam mobil van setelah penahanan.
Hassan menambahkan bahwa para aktivis ditahan dalam kondisi tidak manusiawi, dengan sekitar 15 orang per sel di penjara keamanan tinggi Israel.
Jurnalis Turki, Ersin Celik, yang turut serta dalam flotilla, melaporkan bahwa beberapa aktivis diperlakukan kasar, termasuk Thunberg yang disebut diseret di tanah dan dipaksa mencium bendera Israel.
Kementerian Luar Negeri Slovakia mengonfirmasi bahwa 10 orang lainnya juga telah tiba di negaranya, termasuk satu warga Slovakia dan sembilan orang dari Belanda, Kanada, serta Amerika Serikat.
Sementara itu, pihak Israel menyebut masih menahan 138 peserta flotilla untuk penyelidikan lebih lanjut.
Insiden ini memicu gelombang kecaman dari berbagai kelompok kemanusiaan dan organisasi internasional. Mereka menilai tindakan Israel terhadap aktivis flotilla sebagai bentuk pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia.
Para aktivis menegaskan bahwa perjuangan untuk kebebasan Palestina akan terus berlanjut, meskipun mereka menghadapi represi dan ancaman dari otoritas Israel.
Tag: #israel #deportasi #massal #aktivis #kemanusiaan #global #sumud #flotilla #yang #hendak #bawa #bantuan #gaza