



Diplomasi di Ujung Tanduk: Iran Murka, Balas Israel dan Nyatakan Negosiasi Nuklir Tak Lagi Masuk Akal
- Dunia kembali berada di ambang krisis besar. Iran menyatakan secara tegas bahwa negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat (AS) tidak lagi relevan, menyusul gelombang serangan brutal yang dilancarkan Israel sejak Jumat dini hari (13/6).
Dalam konferensi pers di kediaman resminya di Jakarta, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, menumpahkan kegelisahan dan amarah negaranya terhadap agresi militer yang dianggapnya telah menghancurkan harapan terakhir dunia akan diplomasi damai.
"Bagaimana mungkin kami melanjutkan negosiasi ketika darah rakyat kami masih mengalir? Ini tidak rasional!" tegas Boroujerdi lantang.
Negosiasi nuklir antara Teheran dan Washington sejatinya berada dalam fase krusial, dengan harapan tercapainya kesepakatan untuk membatasi program nuklir Iran demi pencabutan sanksi internasional.
Namun, serangan udara Israel yang merenggut nyawa warga sipil, perempuan, dan anak-anak, telah membakar habis seluruh prospek perundingan tersebut. Iran murka.
Boroujerdi menyebut serangan itu sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.
"Ini bukan hanya serangan terhadap Iran, tapi juga terhadap sistem hukum internasional dan seluruh arsitektur perdamaian dunia. Dewan Keamanan PBB tak bisa lagi duduk diam. Dunia harus bertindak!" katanya dengan ekspresi tegas.
Sebagai balasan, Iran tidak tinggal diam. Serangan rudal presisi diluncurkan ke berbagai titik vital di Israel, termasuk pusat intelijen dan ekonomi. Boroujerdi mengungkapkan bahwa semua aksi balasan disusun secara proporsional, mengacu pada target yang dihantam oleh militer Israel.
“Jika mereka menyerang situs militer kami, kami membalas ke situs militer mereka. Jika mereka menyasar sektor ekonomi kami, maka fasilitas ekonomi mereka juga menjadi sasaran,” ujarnya.
Israel berdalih bahwa tindakannya bersifat preventif terhadap ancaman langsung dari Iran. Namun bagi Teheran, narasi itu hanyalah dalih murahan untuk membenarkan aksi barbar yang melanggar prinsip larangan penggunaan kekerasan sebagaimana tertuang dalam Pasal 2 Ayat 4 Piagam PBB.
“Mereka menyebut ini pertahanan diri, padahal jelas-jelas ini agresi sepihak terhadap komandan kami yang sedang tidak bertugas. Ini serangan licik, dilakukan saat kami tengah duduk di meja negosiasi. Dunia harus melihat siapa sebenarnya pihak yang memprovokasi kehancuran,” tegas Boroujerdi.
Dengan posisi negosiasi nuklir yang nyaris kolaps dan konflik bersenjata yang terus mendidih, kawasan Timur Tengah kembali terancam terbakar lebih luas. Iran telah memberi isyarat jelas: diplomasi telah mati, dan perlawanan adalah satu-satunya jalan yang tersisa.
Kini, bola panas ada di tangan komunitas internasional, akankah PBB bertindak atau membiarkan sejarah kembali mencatat babak baru kehancuran global?
Tag: #diplomasi #ujung #tanduk #iran #murka #balas #israel #nyatakan #negosiasi #nuklir #lagi #masuk #akal