IDF Otw Rafah, Menteri Israel ke Keluarga Sandera Hamas: Kami Tak Janji Bawa Mereka Pulang Hidup
Ilustrasi: Pelepasan sandera Hamas 
19:50
25 Januari 2024

IDF Otw Rafah, Menteri Israel ke Keluarga Sandera Hamas: Kami Tak Janji Bawa Mereka Pulang Hidup

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, dilaporkan mengatakan kepada keluarga para tawanan yang ditahan di Jalur Gaza sebuah kenyataan yang realistis.

Dia menyatakan kalau pemerintah dan tentara Israel (IDF) tidak bisa berjanji akan bisa membwa semua keluarga tawanan Israel yang berada di tangan Hamas, pulang dalam keadaan hidup.

Menurut kantor berita Anadolu, media Israel melaporkan kalau Smotrich melontarkan pernyataan tersebut dalam sebuah pertemuan dengan keluarga para tawanan Senin (21/1/2024) lalu.

Pertemuan tersebut membahas “kegiatan operasional IDF di Gaza dan dilema seputar pembebasan orang-orang yang mereka cintai,” menurut laporan surat kabar Israel Hayom.

Anadolu melaporkan, dalam bocoran rekaman pertemuan yang diterbitkan oleh surat kabar Israel tersebut, Smotrich terdengar berkata kepada keluarga:

“Saya tidak dapat berkomitmen untuk membawa pulang semua tawanan hidup-hidup.”

Tiga tawanan Israel dengan nama masing-masing Elia Tolidano, Nick Beezer, dan Ron Sherman yang disebut Brigade Al-Qassam Hamas telah terbunuh justru oleh senjata dan bom tentara Israel (IDF). Tiga tawanan Israel dengan nama masing-masing Elia Tolidano, Nick Beezer, dan Ron Sherman yang disebut Brigade Al-Qassam Hamas telah terbunuh justru oleh senjata dan bom tentara Israel (IDF). (twitter)

“Aku tidak bisa menjanjikan hal itu padamu. Saya mengatakannya apa adanya – saya tidak dapat berkomitmen. Saya tidak memandang siapa pun dan mengatakan kepadanya, 'Saya akan menghidupkan kembali putra Anda,'” katanya. ​​​​​​​​

Smotrich menambahkan, “Saya dapat mengatakan bahwa saya akan melakukan segalanya untuk membawanya kembali. Saya akan melakukan yang terbaik berdasarkan penilaian dan hati nurani saya dengan cara yang paling sesuai dengan prospek untuk mengembalikannya.”

“Tetapi saya terutama akan memperhatikan kebaikan Israel dan orang-orang Yahudi, keamanan dan keberadaan kita di tahun-tahun mendatang,” tambahnya.

Seorang pengungsi Palestina yang menggunakan kartu eSIM mencoba mendapatkan sinyal untuk menghubungi kerabatnya di sebuah bukit di Rafah, di Jalur Gaza selatan di perbatasan dengan Mesir, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. Pemadaman listrik telah menjadi fakta kehidupan di Gaza yang dilanda perang. Namun berkat kartu SIM yang tertanam, warga Palestina tetap dapat mengakses internet dan tetap berhubungan dengan orang-orang tercinta di luar negeri. (Photo by AFP) Seorang pengungsi Palestina yang menggunakan kartu eSIM mencoba mendapatkan sinyal untuk menghubungi kerabatnya di sebuah bukit di Rafah, di Jalur Gaza selatan di perbatasan dengan Mesir, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. Pemadaman listrik telah menjadi fakta kehidupan di Gaza yang dilanda perang. Namun berkat kartu SIM yang tertanam, warga Palestina tetap dapat mengakses internet dan tetap berhubungan dengan orang-orang tercinta di luar negeri. (Photo by AFP) (AFP/-)

IDF Menuju ke Rafah, Tidak Ada Hal yang Terlewatkan

Smotrich juga mengatakan pasukan IDF sedang bergerak menuju Rafah.

“Pertama kita berurusan dengan Khan Younis. Kami akan menangani Rafah dengan ketelitian dan agresivitas yang sama seperti yang kami lakukan di bagian utara (Jalur Gaza), ”katanya.

“Dan saat kami berurusan dengan Khan Younis, kami tidak akan meninggalkan satu pun batu yang belum dibalik (we will not leave a stone unturned/istilah menggambarkan tidak akan satu pun yang tidak tersisir) terlewat, bahkan di Rute Philadelphi, kami akan memastikan tidak ada ancaman dari Gaza ke Israel,” kata dia

Dia menambahkan kalau “Kesempatan terbaik untuk membawa kembali para tawanan adalah dengan memberi tahu Yahya Sinwar bahwa dia kehabisan oksigen.”

Para pengunjuk rasa mengangkat plakat dan bendera nasional selama unjuk rasa menuntut pembebasan warga Israel yang disandera seratus hari sebelumnya oleh kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober, di luar Parlemen Israel di Yerusalem pada 15 Januari 2024. Para pengunjuk rasa mengangkat plakat dan bendera nasional selama unjuk rasa menuntut pembebasan warga Israel yang disandera seratus hari sebelumnya oleh kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober, di luar Parlemen Israel di Yerusalem pada 15 Januari 2024. (AHMAD GHARABLI / AFP)

Ribuan Warga Protes di Tel Aviv

Dalam beberapa pekan terakhir, penduduk Israel meningkatkan tekanan terhadap pemerintah melalui protes untuk merundingkan pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza dengan Gerakan Perlawanan Hamas.

Pada Rabu malam, sekitar 5.000 pengunjuk rasa, termasuk keluarga sandera, dilaporkan menutup dua jalan utama di Tel Aviv, menuntut kesepakatan segera untuk pembebasan para tawanan.

Menurut media Israel, mereka mengacungkan foto para sandera dan spanduk dengan slogan-slogan seperti “Deal Now”, “Gencatan Senjata”, “Bawa kembali para sandera” dan “Tidak ada solusi militer terhadap masalah politik.”

Minggu lalu, keluarga para tawanan Israel mengadakan protes duduk di luar rumah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menuntut pembebasan mereka segera.

Pada Senin pagi, sekelompok kerabat tawanan Israel juga menyerbu sidang komite parlemen di Yerusalem, menuntut agar anggota parlemen berbuat lebih banyak untuk membebaskan anak-anak mereka, menurut laporan Reuters.

Mesir, Qatar dan Amerika Serikat mensponsori upaya untuk mencapai gencatan senjata sementara yang kedua dalam pertempuran di Gaza.

Kesepakatan pertama dicapai pada November tahun lalu, yang menghasilkan pembebasan 105 tahanan Hamas, sementara 240 tahanan Palestina dibebaskan.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 25.700 warga Palestina telah terbunuh, dan 63.730 lainnya terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.

Perkiraan Palestina dan internasional menyebutkan bahwa mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.

(oln/PC/Anadolu/*)

Tag:  #rafah #menteri #israel #keluarga #sandera #hamas #kami #janji #bawa #mereka #pulang #hidup

KOMENTAR