Tanpa Usir Warga Gaza dari Tanah Mereka, Mesir Susun Rencana Pembangunan Kembali Jalur Gaza
PRESIDEN MESIR - Tangkapan layar YouTube Kepresidenan Republik Arab Mesir pada Rabu (12/2/2025), foto ini menunjukkan al-Sisi memimpin sesi ke-42 Kepala Negara dan Pemerintahan Badan Pembangunan Uni Afrika (NEPAD) pada 11 Februari 2025. Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi menegaskan rekonstruksi Gaza harus dilakukan dengan memastikan penduduk Gaza tetap berada di tanah mereka. 
10:10
18 Februari 2025

Tanpa Usir Warga Gaza dari Tanah Mereka, Mesir Susun Rencana Pembangunan Kembali Jalur Gaza

Mesir sedang mempersiapkan rencana membangun kembali Jalur Gaza tanpa mengusir warga Palestina dari tanah mereka.

Dalam pertemuan dengan Ketua Kongres Yahudi Dunia, Ronald Lauder, Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi menegaskan rekonstruksi Gaza harus dilakukan dengan memastikan penduduk Gaza tetap berada di tanah mereka.

"Perlunya semua pihak untuk bertindak secara bertanggung jawab, guna menjaga gencatan senjata, dan memperingatkan bahwa perluasan konflik akan merugikan semua pihak," kata Sisi, dikutip dari Anadolu Agency.

Ia juga menegaskan pembentukan negara Palestina berdasarkan kesepakatan 4 Juni 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian yang abadi.

Rencana rekonstruksi ini disusun dengan koordinasi antara Otoritas Palestina, negara-negara Arab, serta masyarakat internasional.

Rencana tersebut tidak melibatkan Hamas dalam pemerintahan atau kendali atas rekonstruksi Gaza.

Sebagai gantinya, proses pembangunan akan dipimpin oleh komite dukungan sosial yang akan membantu mengelola proyek tersebut.

Beberapa negara Arab, seperti Uni Emirat Arab dan Qatar, siap untuk memberikan dana bagi rekonstruksi Gaza, CNN melaporkan.

Diperkirakan, rekonstruksi ini akan memakan waktu antara tiga hingga lima tahun, mengingat sekitar 65 persen properti di Gaza telah hancur akibat agresi militer Israel.

Dikutip dari The Guardian, rencana alternatif yang disusun oleh Mesir muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengusulkan ide untuk membeli dan menguasai Jalur Gaza, yang termasuk relokasi warga Palestina ke negara lain, seperti Mesir.

Usulan ini ditolak keras oleh banyak pihak, termasuk negara-negara Arab, yang menilai gagasan tersebut sebagai bentuk pembersihan etnis.

Rencana yang disusun Mesir menegaskan warga Palestina tetap memiliki hak untuk tinggal di Gaza, tanpa dipaksa untuk mencari perlindungan di negara lain.

Selain itu, rencana ini juga akan dibahas dalam pertemuan puncak Arab di Riyadh pada 27 Februari mendatang.

Selama "periode pemulihan awal" yang berlangsung enam bulan, tiga zona aman akan dibentuk di Gaza untuk merelokasi warga Palestina sementara.

Bantuan kemanusiaan juga akan masuk untuk membantu masyarakat yang terdampak.

Dalam tahap rekonstruksi, diperkirakan akan tercipta puluhan ribu pekerjaan untuk warga Gaza.

Mesir juga berdiskusi dengan negara-negara Eropa, serta negara-negara Arab, untuk mencari cara mendanai rekonstruksi ini, termasuk kemungkinan penyelenggaraan konferensi internasional guna mendapatkan dukungan lebih lanjut.

Pasukan Israel Serbu Tepi Barat

Pasukan Israel menyerbu beberapa lokasi di Tepi Barat yang diduduki, yang menyebabkan bentrokan dengan warga Palestina, dikutip dari Al Jazeera

Selama serangan ini, sejumlah warga Palestina ditangkap dan dipukuli oleh pasukan Israel.

Beberapa kejadian yang dilaporkan antara lain:

- Pemuda Palestina ditangkap dan dipukuli di kota Tulkarem.

- Bentrokan terjadi antara pasukan Israel dan warga Palestina di kota Yabad, selatan Jenin.

- Terjadi bentrokan di kota Beit Rita, utara Ramallah, serta penyerbuan ke kota Ramona di dekatnya.

- Seorang pemuda dipukuli dengan keras saat penggerebekan di sebuah rumah di kota Beita, selatan Nablus.

- Pasukan Israel menyerang desa Asira dan kota Ursa, dekat Nablus, yang memicu bentrokan.

Selain itu, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun yang terluka dalam serangan udara Israel di kota Qabatiya dua minggu lalu, akhirnya meninggal dunia karena luka-lukanya.

Beberapa warga Palestina juga dilaporkan terluka akibat tembakan Israel selama konfrontasi di desa Tal, selatan Nablus, pada Senin malam.

Serangan ini terjadi di tengah operasi besar-besaran yang dijalankan pasukan Israel, yang dikenal dengan nama "Tembok Besi."

Operasi ini telah menyebabkan puluhan orang tewas, lebih dari 40.000 orang mengungsi, serta menghancurkan sebagian besar kamp pengungsi dan kota-kota di utara Tepi Barat.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Sri Juliati

Tag:  #tanpa #usir #warga #gaza #dari #tanah #mereka #mesir #susun #rencana #pembangunan #kembali #jalur #gaza

KOMENTAR