4 Tahanan Palestina yang Dibebaskan Alami Kondisi Kritis, Langsung Dilarikan ke Rumah Sakit
PEMBEBASAN TAHANAN PALESTINA - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Minggu (16/2/2025). Foto ini menunjukkan suasana pembebasan tahanan Palestina di Khan Younis pada Sabtu (15/2/2025). 
10:50
16 Februari 2025

4 Tahanan Palestina yang Dibebaskan Alami Kondisi Kritis, Langsung Dilarikan ke Rumah Sakit

Pertukaran sandera Israel dan Hamas gelombang ke-6 telah berlangsung pada Sabtu (15/2/2025).

Sebagai bagian dari kesepakatan, Israel membebaskan 369 warga Palestina sebagai imbalan atas tiga tawanan yang ditahan di Gaza.

Namun saat pembebasan berlangsung, terdapat 4 tahanan Palestina yang mengalami kondisi kritis.

Sehingga keempat tahanan ini langsung dilarikan ke rumah sakit setelah tiba di Rmallah.

Organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Merah Palestina mengonfirmasi bahwa tim medisnya memindahkan mereka dari tempat penerimaan di Ramallah ke rumah sakit karena kondisi yang semakin memburuk, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Menurut laporan, para tahanan yang dibebaskan telah mengalami kelaparan, penganiayaan fisik, dan penyiksaan psikologis selama dalam tahanan Israel

Foto-foto mereka yang beredar menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan, dengan beberapa di antaranya tampak kesulitan berjalan akibat kondisi fisik yang sangat lemah.

Atas perlakuan keji yang dilakukan Israel di penjara, Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania memberikan kecaman keras dan menyebut penjara-penjara Israel sebagai "fasilitas penyiksaan yang dilembagakan" dan "kuburan bagi yang hidup."

Organisasi ini juga merilis gambar salah satu tahanan yang menunjukkan kondisi kesehatan yang memburuk.

Pernyataan organisasi hak asasi manusia tersebut menekankan bahwa kondisi keras dalam tahanan Israel, termasuk penyiksaan dan perlakuan buruk yang merendahkan martabat, menjadi penyebab utama memburuknya kesehatan para tahanan hingga pembebasan mereka.

Kesaksian Tahanan yang Dibebaskan

Salah satu warga Palestina yang dibebaskan, Amir Abu Radah mengungkapkan kepada Al-Jazeera bahwa ia menghabiskan 18 bulan di penjara gurun Nafha di Israel.

Selama di penjara, ia mengatakan sulit berkomunikasi lantaran Israel dengan sengaja memutus aliran air dan listrik, serta mengisolasi tahanan dari dunia luar.

"Kondisi kami di penjara sangat sulit, dan tidak ada yang sanggup menanggungnya. Selama satu setengah tahun, kami tidak memiliki sarana komunikasi apa pun," ujar Abu Radah.

Tahanan lain yang dibebaskan, Hazem Rajab juga menceritakan pengalaman mengerikan yang dialaminya sejak penangkapannya oleh pasukan Israel pada Desember 2023.

Rajab menganggap bahwa penjara Israel adalah neraka yang sesungguhnya.

“Orang Israel mengatakan kepada kami, 'Selamat datang di neraka'. Itu benar-benar neraka,” kenang Rajab.

Tidak hanya itu, ia mengaku mengalami penyiksaan yang berat selama di penjara.

“Sejak hari pertama, kami dipukuli habis-habisan. Pemukulan itu brutal, keras, dan tak tertahankan," jelasnya.

Selain mereka, tahanan lainnya yang dibebaskan mengaku dipukuli dan mengalami perlakuan buruk bahkan hingga saat-saat terakhir sebelum mereka dibebaskan.

Mereka menderita kekurangan gizi, kelaparan selama 15 bulan terakhir, tidak mendapatkan produk kebersihan, dan hanya diizinkan mandi setiap 10 hari sekali.

“Kesehatan mereka jelas menurun akibat perlakuan buruk selama berbulan-bulan,” ujar reporter Al Jazeera, Nour Odeh.

Menurut Komite Palang Merah Internasional (ICRC), 24 tawanan dari Gaza dan 985 tahanan Palestina telah dibebaskan sejak gencatan senjata telah dimulai pada 19 Januari 2025.

Meski demikian, kondisi para tahanan yang baru dibebaskan menjadi sorotan utama, dengan banyak pihak menyerukan penyelidikan terhadap perlakuan buruk yang mereka alami selama dalam tahanan Israel.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #tahanan #palestina #yang #dibebaskan #alami #kondisi #kritis #langsung #dilarikan #rumah #sakit

KOMENTAR