Bela Palestina, Partai Komunis Israel Tegas Tolak Rencana Trump Usir Warga Gaza
SIDANG KNESSET - Ofer Cassif, anggota dewan Israel dari koalisi Hadash, berpidato dalam sidang Knesset tanggal 11 November 2024. Cassif baru-baru ini mengaku akan mencegah rencana Presiden AS Donald Trump memindahkan paksa warga Gaza. 
14:50
12 Februari 2025

Bela Palestina, Partai Komunis Israel Tegas Tolak Rencana Trump Usir Warga Gaza

Partai Komunis Israel atau yang lebih dikenal sebagai Maki mengecam keras rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menguasai Jalur Gaza dan mengusir warga Palestina.

Dalam pernyataan hari Rabu, (5/2/2025), Maki menolak Gaza dicaplok baik oleh AS maupun Israel.

Partai sayap kiri itu memperingatkan dampak mengerikan jika rencana Trump direalisasikan.

Menurut Maki, rencana Trump itu sudah setara dengan pembersihan atau penyingkiran etnis Palestina di Gaza.

“Hadash (koalisi partai sayap kiri) dan Maki menganggap pengusiran warga Gaza adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelanggaran besar terhadap hukum internasional, serangan terhadap aspirasi sah warga Palestina, dan faktor yang membuat kawasan Timur Tengah tidak stabil,” demikian keterangan dalam laman resmi Maki.

“Masa depan Gaza harus berada di dalam kerangka negara Palestina kelak dan di bawah pengawasan Otoritas Palestina.”

Menurut Aida Touma-Sliman, seorang anggota dewan Israel dari koalisi Hadash, rencana Trump itu adalah deklarasi perang terhadap  rakyat Palestina di Gaza.

“Rakyat Gaza akan tetap berada di negeri mereka, dan mereka akan membangunnya kembali,” ujar Touma-Sliman.

Seorang anggota dewan lain dari Hadash, Ofer Cassif, juga mengecam rencana Trump.

“[Rencana] itu tak akan mungkin [terealisasi] karena kami tak akan mengizinkannya. Bahkan, jika kami harus berbaring di bawah roda-roda truk. Bahkan, jika kami harus menghancurkan jembatan. Tidak akan ada deportasi paksa.

Selain Maki, kekuatan politik lain yang menolak usul Trump adalah Partai Buruh Israel.

Ketua Partai Buruh Israel Yair Golan menyebut usul Trump sebagai anti-Yudaisme dan anti-Zionisme.

“Memindahkan warga Gaza ke luar Gaza adalah gagasan yang anti-Yudaisme dan anti-Zionisme. Sangat penting untuk menentangnya dan memastikan hal itu tidak dinormalisasi,” kata Golan dikutip dari The Jerusalem Post.

Menteri sayap kanan minta Gaza ditaklukkan

Sementara itu, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengambil sikap yang berbeda dengan kekuatan politik sayap kiri Israel.

Smotrich mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memberikan perintah penaklukan Jalur Gaza dan pengusiran warga di sana.

Menurut Smotrich, perintah itu bisa diberikan jika Hamas belum membebaskan semua sandera hingga Sabtu siang pekan ini.

"Tuan Perdana Menteri, saya mendesak Anda, setelah pernyataan sederhana, bermoral, dan jelas dari Presiden [Amerika Serikat Donald] Trump, untuk memberi tahu Hamas dengan tegas: Bebaskan semua sandera pada hari Sabtu, tak ada lagi tahanan, tak ada lagi permainan, atau gerbang neraka akan terbuka untuk mereka," kata Smotrich dalam pernyataannya melalui video hari Selasa (11/2/2025), dikutip dari The Jerusalem Post.

"Ini artinya tidak ada listrik, air, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan. Hanya akan ada api dan belerang di pesawat kita, meriam, tank, dan tentara heroik kita. Akan ada penaklukan total Gaza."

Dia mengatakan semua warga Gaza akan diusir. Lalu, kekuasaan Israel akan diberlakukan di Gaza karena hal itu adalah "harga mengerikan" yang dipahami Hamas.

Menurut Smotrich, penaklukan itu merupakan satu-satunya cara menjaga sandera tetap hidup dan memulangkannya secepat mungkin.

Smotrich mengklaim Israel punya dukungan internasional dalam perkara itu sehingga dia mendesak Netanyahu untuk segera memberikan perintah penaklukan Gaza.

(*)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #bela #palestina #partai #komunis #israel #tegas #tolak #rencana #trump #usir #warga #gaza

KOMENTAR