Wanita Perlu Waspada, Susu Nonfermentasi Bisa Picu Risiko Penyakit Jantung
Ilustrasi susu. (Freepik)
10:06
13 November 2025

Wanita Perlu Waspada, Susu Nonfermentasi Bisa Picu Risiko Penyakit Jantung

Susu telah lama dikenal sebagai sumber kalsium dan protein penting bagi tubuh. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidak semua jenis susu memberikan dampak yang sama terhadap kesehatan jantung.

Dilansir dari Medical News Today, sebuah studi besar di Swedia menemukan perbedaan mencolok antara konsumsi susu fermentasi dan nonfermentasi, terutama pada wanita, yang memicu perhatian para ahli gizi dan kardiolog.

Perbedaan Antara Susu Fermentasi dan Nonfermentasi

Susu fermentasi, atau yang sering disebut susu kultur, diolah melalui proses penambahan bakteri baik, ragi, atau asam yang memberi manfaat bagi sistem pencernaan. Sementara itu, susu nonfermentasi adalah susu biasa yang tidak mengalami proses tersebut.

Dilansir melalui Medical News Today, konsumsi susu nonfermentasi dalam jumlah tinggi berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung iskemik dan serangan jantung pada wanita, sedangkan pada pria, efek serupa tidak ditemukan.

Penelitian yang melibatkan sekitar 100.000 pria dan wanita di Swedia ini meneliti bagaimana konsumsi susu memengaruhi protein kardiometabolik dalam tubuh. Pola protein tersebut digunakan dokter untuk menilai tingkat risiko seseorang terhadap penyakit kardiovaskular.

Studi ini dipimpin oleh Prof. Karl Michaëlsson, MD, PhD, dari Departemen Ilmu Bedah, Universitas Uppsala, Swedia. Para peneliti menganalisis dua studi jangka panjang yang menelusuri pola makan dan gaya hidup peserta selama beberapa dekade.

Hasilnya menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi lebih dari 300 mililiter susu nonfermentasi setiap hari memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung iskemik dan serangan jantung. Sebaliknya, produk susu fermentasi seperti yogurt dan susu asam tidak menunjukkan hubungan dengan peningkatan risiko tersebut.

Penemuan menarik ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah BMC Medicine dan kini menjadi bahan diskusi di kalangan pakar kesehatan jantung di seluruh dunia.

Dampak Susu terhadap Kesehatan Kardiovaskular

Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2022, lebih dari 700.000 orang meninggal akibat penyakit ini di Amerika Serikat. Meskipun lebih banyak pria yang menderita penyakit jantung, angka kematian akibatnya justru lebih tinggi pada wanita.

Faktor penyebab penyakit jantung sangat beragam, mulai dari genetik, pola makan, gaya hidup, hingga kebiasaan seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. Penelitian di Swedia ini berupaya memahami bagaimana konsumsi susu dapat berperan dalam risiko penyakit jantung, mengingat susu juga dikenal memiliki manfaat seperti kandungan vitamin D dan protein.

Para peneliti menggunakan dua kelompok data besar, Swedish Mammography Cohort (SMC) dan Cohort of Swedish Men (COSM). Kedua kelompok ini mencatat pola konsumsi makanan dan minuman, indeks massa tubuh, serta kejadian penyakit jantung dan serangan jantung selama bertahun-tahun.

Beberapa peserta juga memberikan sampel plasma darah yang kemudian dianalisis untuk memeriksa pola protein (proteomik), yang berkaitan dengan risiko penyakit jantung iskemik. Melalui laporan konsumsi harian, peserta menjelaskan seberapa sering mereka mengonsumsi susu, jenisnya, serta jumlah yang diminum.

Analisis plasma tersebut mengukur 276 penanda protein untuk melihat hubungan antara biomarker jantung dengan jumlah dan jenis susu yang dikonsumsi.

Risiko Penyakit Jantung Meningkat dengan Susu Nonfermentasi

Setelah mencocokkan hasil analisis plasma dengan laporan konsumsi susu, para ilmuwan menemukan bahwa susu fermentasi tidak berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, baik pada pria maupun wanita. Namun, konsumsi susu nonfermentasi dalam jumlah tinggi justru menunjukkan korelasi yang signifikan pada wanita.

Wanita yang minum sekitar 100 mL susu nonfermentasi per hari memiliki risiko lebih rendah dibandingkan mereka yang minum lebih dari 300 mL setiap hari. Konsumsi hingga empat gelas susu nonfermentasi per hari bahkan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung iskemik sebesar 21 persen dibandingkan dengan mereka yang hanya minum setengah gelas.

Menariknya, hasil tersebut tetap konsisten meskipun peneliti menyesuaikan dengan faktor gaya hidup dan kadar lemak dalam susu. Wanita dengan konsumsi tinggi susu nonfermentasi juga menunjukkan kadar enzim angiotensin-converting enzyme 2 (ACE-2) yang lebih tinggi dan kadar fibroblast growth factor 21 (FGF21) yang lebih rendah. Kedua penanda ini diketahui berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

Peningkatan kadar ACE-2 dikaitkan dengan angka kematian kardiovaskular yang lebih tinggi, sementara kadar FGF21 yang rendah dapat menandakan kerusakan pada jaringan jantung.

Mengapa Risiko Ini Lebih Tinggi pada Wanita?

Dr. Cheng-Han Chen, seorang ahli jantung intervensional di MemorialCare Saddleback Medical Center, menjelaskan bahwa alasan di balik perbedaan risiko antara pria dan wanita masih belum sepenuhnya jelas. Ia berpendapat bahwa kemungkinan ada perbedaan metabolisme dalam cara tubuh wanita memproses komponen susu, seperti laktosa, yang dapat memicu stres oksidatif dan peradangan.

Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung pada wanita. Sementara itu, susu fermentasi diyakini memiliki efek perlindungan terhadap jantung karena mengandung bakteri baik seperti Lactobacillus yang memperbaiki komposisi mikrobioma usus.

Hubungan antara kesehatan usus dan jantung kini menjadi topik penelitian penting. Banyak studi menunjukkan bahwa keseimbangan mikrobioma dapat menurunkan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, bahkan penyakit jantung.

Dr. John Higgins, seorang ahli jantung dari UTHealth Houston, juga menyatakan bahwa hasil penelitian ini tidak mengejutkan. Ia menjelaskan bahwa wanita lebih rentan terhadap efek inflamasi dari susu nonfermentasi, sementara pria tampaknya lebih mampu memecah zat-zat yang memicu peradangan tersebut.

Menurut Higgins, susu fermentasi kaya akan vitamin B12, D, riboflavin, kalsium, magnesium, serta protein yang dapat menurunkan peradangan dan meningkatkan kesehatan usus. Selain itu, susu fermentasi juga membantu menjaga kadar gula darah, memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta mengurangi stres. (*)

Editor: Siti Nur Qasanah

Tag:  #wanita #perlu #waspada #susu #nonfermentasi #bisa #picu #risiko #penyakit #jantung

KOMENTAR