Benarkah Kentut Bisa Mendeteksi Kondisi Kesehatan Seseorang? Ini Penjelasan Ilmiahnya
- Kentut atau dalam istilah medis disebut flatus adalah proses keluarnya gas dari saluran pencernaan melalui anus. Gas ini terbentuk secara alami di dalam usus akibat proses pencernaan makanan dan aktivitas bakteri di dalam usus besar.
Ketika makanan dicerna, terutama makanan yang tinggi serat atau mengandung karbohidrat kompleks, sebagian komponennya tidak diserap oleh tubuh. Sisa-sisa makanan itu kemudian difermentasi oleh bakteri usus yang menghasilkan gas seperti nitrogen, karbondioksida, metana dan hidrogen.
Kentut merupakan hal yang normal dan sehat, karena membantu mengeluarkan kelebihan gas dari tubuh. Tahukah kamu, jika rata-rata seseorang dapat kentut sekitar 10–20 kali per hari. Bau kentut bisa berbeda-beda tergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi.
Makanan seperti telur, kol, bawang dan kacang-kacangan yang mengandung senyawa sulfur dapat membuat aroma kentut menjadi lebih menyengat. Selain makanan, cara makan yang terlalu cepat atau kebiasaan berbicara saat makan juga dapat menyebabkan lebih banyak udara tertelan, sehingga gas dalam perut meningkat.
Jenis Kentut dan Penjelasan di Baliknya
Menurut penelitian, bau yang dihasilkan dari kentut juga dapat mengungkap kondisi kesehatan tubuh seseorang. Dikutip dari Halodoc dan Hello Sehat, berikut penjelasan mengenai keterkaitan antara bau kentut dengan penyebabnya.
1. Kentut Tidak Berbau
Menurut ahli gastroenterologi bernama Samantha Nazareth, M.D. yang dilansir dari The Shape, kentut tanpa bau umumnya terjadi akibat udara yang tertelan. Kondisi tersebut bisa disebabkan karena beberapa kebiasaan seperti mengonsumsi minuman bersoda dan mengunyah permen karet.
Hal itu dapat menyebabkan masuknya lebih banyak udara ke dalam saluran pencernaan, sehingga memicu kentut yang tidak berbau. Selain itu, kondisi ini juga bisa muncul karena gas dalam tubuh tidak dikeluarkan melalui sendawa.
Meskipun tidak berbahaya, kamu bisa mencegah penumpukan gas di perut dengan cara makan secara perlahan, mengurangi konsumsi minuman bersoda serta menghindari kebiasaan mengunyah permen karet.
2. Kentut Tidak Berbunyi tetapi Berbau
Kondisi ini memiliki nama lain yaitu kentut SBD (silent but deadly). Jenis kentut ini biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan tinggi sulfur, seperti kol, kangkung, pakcoy, telur, daging, bawang putih dan bawang merah.
Menariknya, makanan-makanan tersebut termasuk superfood yang kaya manfaat bagi tubuh. Jadi, kamu tidak perlu menghindarinya hanya karena bisa menyebabkan kentut berbau, sebab nutrisi yang dikandungnya tetap penting untuk kesehatan.
3. Kentut Sangat Bau
Kentut dengan bau sangat menyengat biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri di saluran pencernaan. Agar masalah tersebut dapat teratasi, disarankan untuk mengonsumsi makanan kaya probiotik agar bakteri baik dalam usus meningkat dan bakteri jahat dapat dinetralisir.
Namun, bila kentut berbau busuk terjadi terus-menerus disertai gejala lain seperti penurunan berat badan, kembung, mual, kelelahan atau pendarahan. Kondisi itu bisa menjadi tanda adanya gangguan pencernaan serius seperti malabsorpsi, penyakit Celiac, atau penyakit Crohn. Jika mengalami gejala tersebut sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
4. Kentut dengan Sensasi Panas
Jika kamu gemar menyantap makanan pedas, kamu perlu siap menanggung efek sampingnya. Bukan hanya sensasi terbakar di mulut, tetapi juga rasa panas atau perih pada anus saat buang angin.
Menurut Dr. Nazareth, hal ini disebabkan oleh reseptor dalam tubuh yang merespons capsaicin, yaitu senyawa yang memberikan rasa pedas pada cabai. Reaksinya akan menyebabkan sensasi panas ketika buang angin.
5. Kentut secara Spontan
Kentut secara spontan adalah kondisi ketika kamu mengalami situasi tiba-tiba kentut saat sedang makan, tanpa disengaja dan terjadi begitu saja. Jangan khawatir, ini bukan disebabkan oleh makanan yang sedang dikonsumsi.
Menurut dr. Will Bulsiewicz, seorang ahli gastroenterologi dari Carolina Selatan, kondisi itu dikenal sebagai refleks gastrokolik. Refleks ini terjadi ketika perut perlu menciptakan ruang bagi makanan yang baru masuk, sehingga tubuh melepaskan gas yang tersimpan di dalam saluran pencernaan.
Tag: #benarkah #kentut #bisa #mendeteksi #kondisi #kesehatan #seseorang #penjelasan #ilmiahnya