



Kisah Seorang Pria Hampir Kehilangan Segalanya akibat Sepsis Berulang
Paul Robinson bercerita, selama hampir satu tahun mengalami sepsis berulang yang mengubah hidupnya.
Direktur dari sebuah perusahaan di Goring, West Sussex, Inggris ini mengatakan bahwa dirinya hampir kehilangan segalanya akibat penyakit yang dideritanya.
“Saya kehilangan kebebasan, kepercayaan diri, bisnis, hampir saja rumah keluarga, dan termasuk harapan hidup saya,” ujar Robinson, seperti yang dikutip dari BBC pada Kamis (5/6/2025).
Pria 70 tahun ini kemudian menceritakan pengalamannya menderita penyakit, yang membuatnya sangat kewalahan.
Awal mendapatkan diagnosis sepsis
Robinson mengatakan bahwa dirinya adalah penyintas kanker paru-paru, yang dideritanya sejak 2018.
Kanker di paru-parunya telah berhasil diangkat. Namun selama menjalani kemoterapi, ia merasa tidak sehat.
Karena keluhan itu, ia sempat dirawat di dua rumah sakit berbeda, yaitu di Rumah Sakit Worthing dan Rumah Sakit Royal Sussex County di Brighton.
Setelah diperiksa, dia mendapatkan diagnosis sepsis dan ia telah mengalami beberapa kali kekambuhan, yang mana ia harus dirawat di rumah sakit selama 13 hari.
Sepsis adalah reaksi yang mengancam jiwa terhadap infeksi di mana sistem kekebalan tubuh merusak jaringan dan organnya sendiri, menurut NHS (National Health Service di Inggris).
Keparahan penyakit sepsis
Menurut UK Sepsis Trust, kondisi medis ini membunuh lebih banyak orang daripada gabungan kanker payudara, usus, dan prostat.
Akibat penyakit ini, Robinson mengatakan tubuhnya sudah tidak normal lagi, beberapa anggota tubuhnya telah hilang.
“Saya kehilangan seperempat tulang punggung dan tulang rusuk saja, sehingga paru-paru saya tidak terlindungi selama lebih dari tiga tahun,” ujarnya.
Ia juga bercerita bahwa sepsis membuatnya kesulitan untuk berjalan maupun makan.
“Saya harus belajar berjalan lagi, saya makan melalui tabung,” ungkapnya.
Carys, istri Robinson mengatakan bahwa selama berjuang melawan kanker paru-paru ditambah sepsis, suaminya menjadi sangat lemah dan tidak berdaya.
“Setiap hari adalah perjuangan. Cobaan berat ini telah menyebabkan stres yang luar biasa bagi keluarganya,” ucapnya.
Pelayanan pengobatan yang tidak optimal
Pria yang hampir hilang harapan hidup ini mengatakan bahwa sebenarnya ia dan istrinya cukup tahu tentang sepsis dan telah mewaspadainya.
Sayangnya, layanan kesehatan tempatnya dirawat tidak sigap menerima keluhan Robinson.
“Setiap hari saya melihat kampanye NHS tentang mengenali tanda-tanda sepsis. Kami tahu tanda-tandanya, kami memohon bantuan (tindak lanjut medis), tapi tidak seorang pun mendengarkan,” ungkapnya.
Robinson mengatakan bahwa ia tidak mendapatkan pertolong medis sama sekali untuk sepsisnya selama 11 bulan.
Menurutnya, ada kegagalan sistemik yang parah antara perawat, dokter, dan departemen rumah sakit Worthing dan Brighton, dan pengabaian keluhan pasien.
“Kami meminta bantuan 47 kali, dan kami diabaikan 47 kali,” tandasnya.
Setelah dipindahkan ke Guy's and St Thomas' Hospital di London, Robinson menjalani 14 “operasi penyelamatan nyawa”, di mana ia harus kehilangan sebagian anggota tubuhnya.
“Saya ingin mereka yang bertangguang jawab (atas kesehatan pasien) dimintai pertanggungjawaban, agar tidak ada keluarga lain yang mengalami kengerian ini. Dan membuat kami menderita dan menunggu keadilan selama bertahun-tahun,” ujar Carys.
Royal Sussex County Hospital dan Worthing Hospital saat ini dikelola oleh University Hospitals Sussex.
"Saat ini, kami belum dapat membahas detail kasus ini secara terbuka, tetapi kami menyampaikan simpati yang tulus kepada Paul dan keluarganya," kata Profesor Katie Urch, kepala staf medis untuk University Hospitals Sussex.
Tag: #kisah #seorang #pria #hampir #kehilangan #segalanya #akibat #sepsis #berulang