



Paus Fransiskus Meninggal Akibat Komplikasi Stroke: Belajar Cara Mencegahnya
Vatikan mengumumkan secara resmi pada Senin malam (21/4/2025) bahwa Paus Fransiskus meninggal karena koma dan gagal jantung sebagai komplikasi stroke.
Pemimpin Gereja Katolik Roma ke-266 meninggal pada Senin pukul 07.35 pagi waktu Vatikan di kediamannya, Santa Marta.
Menurut keterangan dalam dokumen medis resmi, Paus yang berusia 88 tahun ini mengalami stroke, koma, dan kolaps sirkulasi jantung yang tidak bisa dipulihkan.
Kondisi itu merupakan lanjutan dari masalah kesehatan serius yang dideritanya selama beberapa waktu terakhir.
Dari riwayat penyakit stroke yang mengantarkan Paus Fransiskus meninggal dunia, berikut hal-hal yang perlu kita pelajari.
Apa yang menyebabkan stroke?
Mengutip Mayo Clinic, stroke bisa terjadi karena dua penyebab utama.
Stroke yang disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah, disebut sebagai stroke iskemik.
Stroke yang disebabkan oleh kebocoran atau pecahnya pembuluh darah di otak, disebut sebagai stroke hemoragik.
Ada juga stroke ringan atau mini stroke (transient ischemic attack) yang terjadi karena penurunan sementara pasokan darah ke bagian otak.
Sementara, ada beberapa faktor meningkatkan seseorang bisa terkena serangan stroke, termasuk faktor medis.
Faktor medis tersebut meliputi:
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Kolesterol tinggi
- Diabetes
- Penyakit kardiovaskular
- Riwayat stroke, serangan jantung, atau serangan stroke ringan
Selain itu, seseorang lebih mungkin mengalami serangan stroke pada orang yang berusia 55 tahun atau lebih.
Jika sudah memiliki stroke, seseorang lebih berisiko mengembangkan komplikasi serius.
Apa komplikasi stroke?
Setelah terkena stroke, seseorang berisiko mengalami beberapa komplikasi baik secara fisik maupun neurologis, bisa ringan atau berat.
Salah satu komplikasi stroke yang umum adalah masalah jantung.
Mengutip Very Well Health, penyakit jantung merupakan faktor risiko stroke, sekaligus sebagai bentuk komplikasi yang bisa berkembang.
Jika penyintas stroke sudah memiliki penyakit jantung, kondisinya bisa semakin memburuk.
Masalah jantung yang umum terjadi pada penderita stroke meliputi infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, serta aritmia jantung (fibrilasi atrium, takikardia ventrikel, dan fibrilasi ventrikel).
Masalah jantung akibat stroke bisa disebabkan oleh hal yang sama yaitu penyumbatan di pembuluh darah arteri.
Selain itu, komplikasi stroke yang paling umum, menurut American Stroke Association meliputi:
- Edema otak, yang terjadi ketika cairan menumpuk di dalam jaringan otak
- Pneumonia, yang sering kali terjadi karena pasien stroke mengalami kesulitan menelan dengan benar, makanan atau cairan masuk ke saluran pernapasan hingga menyebabkan infeksi di paru-paru
- Epilepsi, yang terjadi karena stroke memicu aktivitas listrik abnormal di otak
- Masalah pengendalian kandungan kemih, yang terjadi karena stroke dapat merusak otak yang mengontrol fungsi kandung kemih
- Spastisitas, yang terjadi ketika otot berkontraksi tanpa kendali.
Bagaimana mencegah komplikasi stroke?
Mencegah komplikasi stroke tentu akan menjadi tujuan utama tim perawatan kesehatan di rumah sakit.
Mengutip Healthline, tidak ada cara untuk mengetahui secara pasti komplikasi apa saja yang akan terjadi setelah stroke.
Melakukan program rehabilitasi stroke bisa membantu mengurangi dampak komplikasi atau membantu seseorang pulih lebih cepat.
Para ahli menyarankan tindakan berikut untuk membantu mencegah komplikasi stroke awal atau berulang.
Berikut hal-hal yang bisa membantu membatasi efek komplikasi dan dapat membantu seseorang mencegah komplikasi stroke di masa mendatang:
- Mengonsumsi makanan yang menyehatkan jantung, seperti mengikuti pola makan Mediterania atau DASH
- Tetap aktif secara fisik hampir setiap hari
- Berusaha tidur selama 7-9 jam setiap malam
- Menjaga tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah dalam kisaran yang sehat
- Membatasi konsumsi alkohol
- Mengelola stres
- Berhenti merokok
- Konsultasi dengan dokter tentang obat aspirin atau obat penurun kolesterol
Namun, harapan hidup setelah stroke masih bergantung pada banyak faktor, termasuk usia, jenis, serta tingkat keparahan stroke.
Angka kelangsungan hidup cenderung lebih tinggi di antara orang-orang yang mengalami stroke iskemik daripada mereka yang mengalami stroke hemoragik.
Tag: #paus #fransiskus #meninggal #akibat #komplikasi #stroke #belajar #cara #mencegahnya