



Terapi Seni Bikin Anak Berkebutuhan Khusus Lebih Berdaya
Tak sedikit anak-anak penyandang autisme yang memiliki talenta seni. Jika diasah dan dikembangkan mereka bisa menghasilkan karya yang membuatnya mandiri dan lebih berdaya.
Terapi seni merupakan salah satu bentuk terapi yang disarankan untuk anak autisme. Terapi ini menggunakan berbagai bentuk seni, seperti melukis, menggambar, atau mewarnai, untuk membantu anak mengekspresikan diri, mengembangkan keterampilan sosial, serta meningkatkan kesejahteraan emosional dan sensorik mereka.
Terapi seni dapat dimulai sejak usia dini, bahkan sejak anak berusia 2–3 tahun, tergantung pada tingkat kesiapan mereka. Semakin awal terapi diberikan, semakin besar manfaat yang bisa diperoleh dalam jangka panjang, terutama dalam membantu perkembangan komunikasi dan interaksi sosial.
Raysha Dinar Kemal Gani (21) merupakan salah satu penyandang autisme yang punya bakat besar dalam seni lukis. Menurut ibu dari Raysha, Prita Kemal Gani, putrinya itu mengikuti terapi lukis sejak tahun 2019.
"Melukis telah menjadi bagian penting dalam terapi Raysha, membantunya untuk lebih fokus dan menemukan ketenangan," kata Prita.
Hasil karya Raysha Dinar Kemala Gani, penyandang autisme, menghiasi kemasan khusus edisi Ramadhan dan Idul Fitri dari WRP.
Ia mengisahkan, Raysha yang didiagnosis autisme sejak usia 4,5 tahun sudah menjalani berbagai macam terapi untuk membantu perkembangannya. Termasuk di antaranya adalah terapi lumba-lumba untuk merangsang saraf-safat di otaknya.
Untuk meningkatkan kemampuan sensorik dan motoriknya, Raysha juga melakukan terapi keseimbangan, termasuk berkuda.
Kini di usianya yang sudah tergolong dewasa, Raysha makin menunjukkan bakatnya yang kuat dalam seni lukis. Secara rutin Raysha berlatih melukis dengan dibimbing oleh guru seninya. Selain warna-warna yang ceria, ciri khas lukisan Raysha adalah gambar-gambar hewan dengan bentuk mata bulat yang khas.
Hasil karyanya sudah beberapa kali dipamerkan, bahkan juga diminta oleh Panasonic Indonesia untuk melukis pada beberapa barang elektronik koleksi terbatas, mulai dari kulkas, hingga magic jar (penanak nasi).
Yang terbaru, hasil lukisan Raysha akan menghiasi bingkisan spesial Idul Fitri produk WRP Indonesia.
Prita mengaku sangat bahagia dan bangga dengan prestasi buah hatinya. Ia menyebut, hasil dari kerjasama ini akan didonasikan untuk terapi anak berkebutuhan khusus yang kurang mampu melalui Raysha Foundation.
"Semoga dengan kolaborasi ini, dapat membantu teman-teman individu berkebutuhan khusus prasejahtera untuk mendapatkan terapis yang tepat, dan menginspirasi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk terus mendukung anaknya berkarya," tutur Prita.
CEO WRP Indonesia, Kwin Wan Tien, mengaku terpukau dengan hasil lukisan Raysha. Ada tiga lukisan bertemakan Ramadhan dan Idul Fitri yang berwarna ceri yang akan dipakai dalam kemasan bingkisan edisi khusus ini.
"Tidak ada makna khusus dari lukisan yang dipilih, hanya saja kita lebih mengambil makna dari kolaborasi dengan Raysha ini. Kami mau menggambarkan perempuan cantik dan dianggap sukses itu tidak hanya satu ukuran. Seperti Raysha, ia cantik dengan caranya," ujarnya.
Dukungan dari lingkungan sangat membantu anak berkebutuhan khusus menemukan kemampuannya baik dalam karya seni atau bidang lain, yang bisa membuat mereka mandiri bahkan bermanfaat bagi orang lain.
Tag: #terapi #seni #bikin #anak #berkebutuhan #khusus #lebih #berdaya