![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![WHO Nilai Sunat Perempuan Tidak Ada Manfaatnya, Ketahui Efek Sampingnya](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/12/kompas/who-nilai-sunat-perempuan-tidak-ada-manfaatnya-ketahui-efek-sampingnya-1228133.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
WHO Nilai Sunat Perempuan Tidak Ada Manfaatnya, Ketahui Efek Sampingnya
Sunat perempuan merupakan topik yang kontroversial di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut sunat perempuan sebagai mutilasi alat kelamin perempuan atau Female Genital Mutilation (FGM).
WHO mendefinisikan sunat perempuan sebagai praktik yang mencakup semua prosedur untuk penghilangan sebagian atau seluruh alat kelamin luar perempuan, atau cedera lain pada organ kelamin perempuan untuk alasan nonmedis.
Praktik ini dinilai WHO tidak memiliki manfaat kesehatan bagi anak perempuan, justru bisa memicu efek samping yang berbahaya.
Berdasarkan data UNICEF, 200 juta anak perempuan di 30 negara melakukan sunat perempuan. Indonesia masuk dalam kategori tiga besar negara yang mempraktekkannya.
Menurut Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) yang dilaksanakan 2021 menyebutkan, 55 persen anak perempuan dari perempuan usia 15-49 tahun yang tinggal bersama di Indonesia menjalani sunat perempuan atau P2GP (Pemotongan dan Pelukaan Genetalia Perempuan).
Di Indonesia, praktik sunat perempuan dilakukan karena faktor pemahaman atau tafsir agama dan budaya di mana perempuan itu tinggal.
Mengutip Kementerian Pemberdayaan Permepuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), salah satu daerah di Indonesia yang masih banyak melakukan praktik sunat perempuan adalah di Gorontalo.
Hasil survey tentang pengetahuan masyarakat Gorontalo terkait aturan yang melarang praktik P2GP menunjukkan 57,9 persen masyarakat tidak mengetahui.
Lalu, apa saja efek samping dari sunat perempuan? Artikel ini akan mengulasnya lebih lanjut.
Efek samping sunat perempuan
Mengutip WHO, sunat perempuan tidak memiliki manfaat kesehatan, melainkan bisa membahayakan anak perempuan dalam banyak hal.
Praktik sunat ini melibatkan penghilangan dan kerusakan jaringan genital perempuan yang sehat dan normal, dan mengganggu fungsi alami tubuh tersebut.
Komplikasi sunat perempuan secara langsung bisa meliputi:
- Luka parah
- Pendarahan berlebiahn
- Pembengkakan jaringan genital
- Demam
- Infeksi misalnya tetanus
- Masalah saluran kencing
- Masalah penyembuhan luka
- Cedera pada jaringan genital di sekitarnya
- Terkejut
- Kematian
Komplikasi sunat perempuan secara tidak langsung mencakup:
- Masalah saluran kemih (buang air kecil nyeri, infeksi saluran kemih);
- Masalah vagina, seperti keputihan, gatal, vaginosis bakterial, dan infeksi lainnya;
- Masalah menstruasi, seperti menstruasi menyakitkan, kesulitan mengeluarkan darah menstruasi, dan lain-lain;
- Jaringan parut dan keloid;
- Masalah seksual, seperti nyeri saat berhubungan, berkurangnya kepuasan, dan lain-lain;
- meningkatnya risiko komplikasi persalinan, seperti persalinan sulit, pendarahan berlebihan, operasi caesar, perlunya resusitasi bayi, serta kematian bayi baru lahir;
- Kebutuhan untuk operasi lanjutan. Misalnya, seorang perempuan mungkin memerlukan deinfibulasi (membuka bekas luka infibulasi untuk memungkinkan hubungan seksual dan melahirkan);
- Masalah psikologis, seperti depresi, kecemasan, gangguan stres pasca-trauma, dan harga diri rendah.
Pada 2008, Majelis Kesehatan Dunia sudah mengeluarkan resolusi WHA61.16 tentang penghapusan FGM, yang menekankan perlunya tindakan bersama di semua sektor: kesehatan, pendidikan, keuangan, keadilan dan urusan perempuan.
Tag: #nilai #sunat #perempuan #tidak #manfaatnya #ketahui #efek #sampingnya