Virus HMPV Tidak Akan Picu Pandemi, Ini Alasannya
Virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang mulai mendapatkan perhatian di China sejak 2023 dan diprediksi akan meningkat penularannya pada musim dingin ini, tidak akan menyebabkan pandemi.
Hal ini karena infeksi yang ditimbulkan oleh virus HMPV biasanya tergolong ringan meskipun gejalanya mirip dengan flu atau pilek.
Pertama kali ditemukan pada 2001 oleh peneliti Belanda, HMPV sebenarnya diperkirakan sudah ada jauh sebelumnya.
Penelitian terhadap sampel darah dari 1950-an menunjukkan adanya antibodi terhadap virus ini, menandakan bahwa HMPV telah menyebar global.
Dalam rilis yang diterima , Jumat (31/1/2025), disebutkan bahwa di Australia, HMPV tercatat sebagai penyebab gangguan pernapasan ketiga terbanyak sebelum pandemi Covid-19.
Gejala infeksi HMPV bervariasi, mulai dari flu pada orang dewasa hingga pilek pada anak-anak. Namun, HMPV juga berisiko menginfeksi kedua kelompok usia ini dengan virus sinitis saluran pernapasan (RSV).
Pada anak-anak, HMPV sering menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas, dengan gejala seperti pilek, sakit tenggorokan, dan demam, yang biasanya sembuh dalam beberapa hari hingga seminggu.
Pada orang dewasa, proses penyembuhannya lebih lama, sekitar satu hingga dua pekan.
Meskipun kebanyakan infeksi HMPV ringan, virus ini bisa memicu komplikasi serius pada individu dengan kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung, asma, atau emfisema.
Pada pasien dengan sistem imun lemah, seperti mereka yang menjalani transplantasi, komplikasi seperti pneumonia dapat terjadi.
Namun, meskipun ada potensi komplikasi serius, para ahli mengatakan bahwa HMPV tidak akan memicu pandemi karena sebagian besar infeksi bersifat ringan, dan antibodi terhadap virus ini telah tersebar luas di berbagai populasi dunia.
Vaksin dan pengobatan HMPV
Penularan HMPV terjadi melalui kontak dengan sekresi pernapasan, baik lewat udara maupun permukaan yang terkontaminasi.
Untuk mengurangi risiko penularan, masyarakat dianjurkan menjaga kebersihan dan menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Meskipun saat ini belum ada vaksin khusus untuk HMPV, adanya vaksin untuk virus sejenis seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV) memberikan harapan bahwa vaksin untuk HMPV dapat dikembangkan.
Moderna, salah satu produsen vaksin, telah memulai uji coba vaksin mRNA untuk HMPV. Sementara itu, beberapa antivirus dapat digunakan pada pasien dengan infeksi parah, meskipun efektivitasnya belum terbukti secara luas.
Peningkatan pemberitaan virus pernapasan
Sejak pandemi Covid-19, pola infeksi pernapasan di banyak negara, termasuk Australia, mengalami perubahan.
Musim flu kini datang lebih awal, dan Australia juga melaporkan peningkatan kasus batuk rejan (pertusis).
Di China, terjadi lonjakan kasus mikoplasma, bakteri penyebab pneumonia, serta influenza dan HMPV.
Faktor-faktor seperti kebijakan kesehatan selama pandemi, perubahan iklim, dan cakupan vaksin yang bervariasi pasca-pandemi memengaruhi pola penyebaran patogen pernapasan.
Di Australia, pemantauan yang lebih baik terhadap virus pernapasan seperti HMPV sangat penting sebagai dasar kebijakan kesehatan masyarakat yang lebih efektif.