Jepang Baru Mulai Uji Coba 4 Hari Kerja pada April 2025, Hanya di Tokyo
Ilustrasi pemandangan kota Tokyo, Jepang.(PIXABAY/SOFIA TERZONI)
16:16
23 Januari 2025

Jepang Baru Mulai Uji Coba 4 Hari Kerja pada April 2025, Hanya di Tokyo

Wacana penerapan 4 hari kerja tidak hanya menjadi sorotan di Jakarta. Pemerintah kota Tokyo, Jepang sejak akhir tahun lalu sudah menggulirkan rencana penerapan 4 hari kerja.

Dilansir CNN, Kamis (23/1/2025), pemerintah kota Tokyo akan memberlakukan kebijakan 4 hari kerja dalam seminggu untuk pegawai pemerintah. Dengan demikian, kebijakan 4 hari kerja Jepang sejauh ini baru akan mulai diterapkan di Tokyo.

Ini adalah upaya untuk membantu para ibu yang bekerja dan meningkatkan angka kelahiran yang mencapai rekor terendah.

Ilustrasi pegawai, bekerja di kantor.PEXELS/VISUALTAG MX Ilustrasi pegawai, bekerja di kantor.

Pemerintah Metropolitan Tokyo mengatakan pengaturan baru tersebut, yang akan dimulai pada April 2025 mendatang, dapat memberikan karyawan tiga hari libur setiap minggu.

Secara terpisah, mereka mengumumkan kebijakan lain yang akan memungkinkan orang tua dengan anak-anak di kelas satu hingga tiga di sekolah dasar untuk mengorbankan sedikit gaji mereka demi pilihan pulang lebih awal.

“Kami akan meninjau gaya kerja dengan fleksibilitas, memastikan tidak seorang pun harus meninggalkan karier mereka karena kejadian dalam hidup seperti melahirkan atau mengasuh anak,” kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike saat mengungkap rencana tersebut dalam pidato kebijakannya.

“Sekarang saatnya bagi Tokyo untuk mengambil inisiatif untuk melindungi dan meningkatkan kehidupan, mata pencaharian, dan ekonomi rakyat kita selama masa-masa yang penuh tantangan bagi negara ini,” imbuh dia.

Angka kelahiran Jepang, yang telah mengalami penurunan tajam selama bertahun-tahun, mencapai rekor terendah lainnya pada Juni 2024 lalu, bahkan ketika pemerintah meningkatkan upaya untuk mendorong kaum muda untuk menikah dan membangun keluarga.

 

Ilustrasi suasana di kota Tokyo, Jepang.UNSPLASH/JEZAEL MELGOZA Ilustrasi suasana di kota Tokyo, Jepang.

Hanya 727.277 kelahiran yang tercatat tahun lalu, dengan tingkat kesuburan turun ke titik terendah baru yaitu 1,2, menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang. Agar populasi Jepang tetap stabil, diperlukan tingkat kesuburan sebesar 2,1.

Pemerintah Jepang telah mendorong serangkaian kebijakan "sekarang atau tidak sama sekali" untuk membalikkan krisis populasi, termasuk memastikan para pria mengambil cuti ayah.

Adapun pemerintah daerah di Negeri Sakura itu juga telah memperkenalkan langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi kerja.

Banyak sosiolog mengaitkan tingkat kelahiran yang terus menurun dengan budaya kerja Jepang yang tidak kenal ampun dan meningkatnya biaya hidup.

Jam kerja yang melelahkan telah lama menjadi masalah bagi perusahaan-perusahaan Jepang di mana para pekerja sering menderita bahaya kesehatan dan, dalam kasus ekstrem adalah "karoshi," istilah yang berarti kematian karena terlalu banyak bekerja.

Seperti di negara-negara lain, perempuan sering berada di bawah tekanan untuk memilih antara karier atau keluarga, tetapi budaya kerja lembur yang unik di Jepang membuat kehamilan dan membesarkan anak-anak menjadi sangat merepotkan.

Menurut Bank Dunia, kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja negara tersebut, yang mencapai 55 persen untuk perempuan dan 72 persen untuk laki-laki tahun lalu, lebih tinggi daripada negara-negara berpendapatan tinggi lainnya.

Peralihan ke 4 hari kerja telah memicu minat yang semakin besar di Barat, di mana beberapa perusahaan mulai mengeksplorasi jam kerja yang dipadatkan sebagai cara untuk menarik bakat yang mencari keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa hal itu meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan.

Namun, ide tersebut masih dipandang radikal bagi perusahaan-perusahaan Jepang, yang sering menyamakan waktu yang dihabiskan di tempat kerja dengan loyalitas terhadap perusahaan.

 

Tokyo bukanlah satu-satunya negara di Asia yang menerapkan kebijakan yang lebih ramah keluarga.

Awal tahun lalu, Singapura memperkenalkan pedoman baru yang mengharuskan semua perusahaan untuk mempertimbangkan permintaan karyawan untuk pengaturan kerja yang fleksibel. Itu dapat mencakup 4 hari kerja atau jam kerja yang fleksibel.

Tag:  #jepang #baru #mulai #coba #hari #kerja #pada #april #2025 #hanya #tokyo

KOMENTAR