Bukalapak Tutup Layanan Marketplace, Celios: Bakar Uang Jadi Alat Bertahan Industri Digital
Hal tersebut merespons tutupnya layanan marketplace di Bukalapak dan beralih menjual layanan produk virtual seperti pulsa, voucher dan lain-lain.
Bahkan menurutnya, pendanaan Bukalapak sudah mulai meredup usai melakukan penawaran umum perdana saham atau (initial public offering/IPO).
"Apa yang terjadi di Bukalapak, semakin mengindikasikan inovasi dan bakar uang yang dilakukan oleh e-commerce (hampir di semua industri digital) itu bisa menjadi alat bertahan. Bukalapak setelah IPO tidak lagi mendapatkan pendanaan segar," kata Nailul Huda saat dihubungi Tribunnews, Rabu (8/1/2025).
Huda menyebut bahwa setelah Bukalapak melakukan IPO, justru lebih fokus pada pengembangan mitra Bukalapak itu sendiri. Sehingga memilih untuk menutup layanan marketplacenya.
"Kondisi ini seharusnya bisa dijadikan pelajaran bahwa meskipun sudah IPO, private placement masih harus diupayakan," ujarnya.
Di satu sisi, Huda menyatakan bahwa e-commerce di Indonesia terdiri dari tiga layer besar. Pertama, diisi oleh Shoppe dan Tokopedia-TikTok. Sedangkan layer kedua adalah middle platform seperti Blibli, Lazada dan Bukalapak.
"Tutupnya Bukalapak praktis middle platform sekarang hanya Blibli dan Lazada. Layer ketiga, platform e-commerce yang kecil-kecil dan lokal biasanya," tutur Huda.
Menurut Huda, saat ini persaingan ketat ada pada layer pertama yakni Shopee dan Tokopedia. Inovasi yang dilakukan kedua e-commerce ini mengembangkan live shopping dan membakar uang.
"Shopee memang sudah mengembangkan live shopping ini secara masif. Sedangkan Tokopedia sangat terbantu dengan ekosistem live streaming TikTok sebagai media sosial," ucap dia.
"Mereka juga masih membakar uang guna menarik konsumen lebih banyak. Tidak bisa dipungkiri, konsumen kita masih price oriented consumer. Harga menjadi daya tarik utama dalam berbelanja via digital," sambungnya.
Seperti diketahui, Bukalapak mengumumkan penutupan layanan produk fisik di marketplace dan mengubah penjualan hanya produk-produk virtual mulai Selasa (7/1/2025).
Mengutip keterangan dalam blog resminya, Bukalapak menyebut bahwa perubahan layanan ini merupakan bagian transformasi dari layanan yang sudah berjalan.
"Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak," tulis keterangan resmi dikutip Tribunnews, Rabu (8/1/2025).
Adapun produk-produk virtual yang dimaksud meliputi Pulsa Prabayar, Paket Data, Token Listrik, Listrik Pascabayar, Prakerja, Bukasend, Angsuran Kredit, BPJS Kesehatan, Air PDAM, Telkom, Pulsa Pascabayar, TV Kabel & Internet, Pajak PBB, Penerimaan Negara.
Kemudian Voucher Streaming, Bayar Denda Tilang, Bayar PPh Final, Bayar PPN, Bayar PPh 21, Bayar SBN, Bayar Bea, BPJS Ketenagakerjaan, BMoney, Voucher Digital Emas.
Tag: #bukalapak #tutup #layanan #marketplace #celios #bakar #uang #jadi #alat #bertahan #industri #digital