ESDM-Eramet Jalin Kemitraan, Lengkapi Rantai Pasokan Material Baterai EV Indonesia?
Indonesia ingin menjadi pemain penting dalam industri baterai listrik atau Electric Vehicle Battery (EVB) dunia. Saat ini, negeri kita sudah memiliki nikel dan kobalt sebagai bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik. Sedangkan mineral lithium atau litium belum dimiliki.
Dikutip dari kantor berita Antara, ketiadaan mineral itu membuat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Eramet Indonesia melakukan kerja sama eksplorasi atau pencarian sumber daya lithium.
Negeri kita membutuhkan pencarian mineral kritis, salah satunya potensi lithium, untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik. Khususnya pengembangan baterai atau EVB untuk kendaraan listrik.
"Lithium tidak ada. Mudah-mudahan kemitraan ini mendukung rencana ke depan Indonesia menjadi pemain di industri baterai listrik," papar Muhammad Wafid, Kepala Badan Geologi ESDM.
Kemitraan antara Pusat Sumber Daya Mineral dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi dan Eramet Indonesia ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) yang dilakukan Pemerintah Prancis dan Indonesia di bidang Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2011.
Berbagai aspek mulai dari studi teknis, eksplorasi hingga pengembangan kapasitas sumber daya manusia menjadi bagian dalam kerja sama yang akan berlangsung selama lima tahun.
Ke depannya, kedua belah pihak akan bekerja sama untuk berperan aktif dalam pertumbuhan kendaraan listrik berkelanjutan Indonesia. Eramet Indonesia berkomitmen akan menjadi mitra utama dalam memposisikan Indonesia sebagai pusat kendaraan listrik global dengan fokus pada pemrosesan sumber daya mineral yang bertanggung jawab.
"Eramet mencoba kolaborasi dengan Badan Geologi untuk melakukan eksplorasi. Eramet punya teknologi maju untuk mencari lithium, jadi kolaborasi untuk eksplorasi," jelas Muhammad Wafid, Kepala Badan Geologi di Jakarta, Selasa (7/5/2024).
Dalam kemitraan itu, Eramet berperan sebagai penyedia teknologi untuk mencari lithium, dan Indonesia memiliki wilayah dengan potensi lithium. Salah satu kawasan yang akan dieksplorasi adalah Bledug Kuwu, Jawa Tengah.
Kerja sama antara Indonesia dengan Eramet akan diimplementasikan pada Agustus 2024.
"InsyaAllah implementasi Agustus, apalagi sudah ada penelitian awal. Tinggal sinkronisasi metodenya apa, alatnya apa," lanjutnya.
Setelah menemukan litium melalui proses eksplorasi, langkah selanjutnya adalah eksploitasi. Hasil nantinya akan digunakan di dalam negeri untuk pengembangan industri baterai listrik, serta tidak untuk diekspor.
"Kita gunakan sendiri, memenuhi kebutuhan sendiri sebagai produsen EV," pungkas Muhammad Wafid.
Tag: #esdm #eramet #jalin #kemitraan #lengkapi #rantai #pasokan #material #baterai #indonesia