Menperin Tak Masalah Pabrik Bata Tutup, Anggap Sebagai Transformasi Bisnis
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita akhirnya buka suara soal penutupan pabrik milik PT Sepatu Bata Tbk.
Menurut Agus Gumiwang, tak masalah jika memang Bata memutup pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat, karena hal itu merupakan proses bisnis.
"Mereka sedang melakukan transformasi bisnis dan menyesuaikan kegiatan bisnisnya agar lebih efisien," ujar Menperin seusai acara Kongres & Seminar Teknik Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (7/5/2024).
"Kita ketahui bersama mereka telah menjual aset dalam rangka menjadikan perusahaan kembali sehat dan efisien," tambah dia.
Ilustrasi Toko Sepatu Bata/[Dok Bata.com]Untuk diketahui, Penutupan ini berakibat pada pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi ratusan karyawan yang bekerja di pabrik tersebut.
Alasan utama penutupan pabrik ini adalah karena perseroan mengalami kerugian yang signifikan.
"Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Pabrik Purwakarta terus menurun," kata Sekretaris Perusahaan PT Sepatu Bata Tbk Hatta Tutuko.
Kondisi Keuangan
Memang diakui bahwa laporan keuangan BATA memang tidak baik-baik saja. Dilansir dalam laporan keuangannya, BATA masih merugi dengan nilai rugi bersih per Desember 2023 mencapai Rp 190,2 miliar.
Nilai rugi bersih itu juga naik 79,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang sebesar Rp 105,9 miliar.
Naiknya nilai rugi bersih didorong dari penjualan yang turun mencapai Rp 609,6 miliar selama 2023, dibandingkan tahun 2022 nilai penjualan sebesar Rp 643,3 miliar.
Meski begitu, beban pokok perseroan mengalami penurunan menjadi Rp 380,5 miliar pada 2023, dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar Rp 383,4 miliar.
Namun, total aset perseroan justru alami penurunan yang tercatat sebesar Rp 585,7 miliar per Desember 2023, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 724 miliar.
Sementara, utang juga tercatat alami kenaikan Rp 454,3 miliar pada Desember 2023, Naik jika dibandikan dengan tahun 2022 yang hanya Rp 404,3 miliar.
Tag: #menperin #masalah #pabrik #bata #tutup #anggap #sebagai #transformasi #bisnis