Terus Melorot, Berharap TLKM Bertahan di Rp 2.800
Ilustrasi: Perusahaan telekomunikasi milik negara, Telkom. (Istimewa)
17:45
27 November 2024

Terus Melorot, Berharap TLKM Bertahan di Rp 2.800

- Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) terus melorot. Hingga penutupan perdagangan kemarin (26/11), berada di level Rp 2.710. Secara year-to-date (YtD) sudah terkoreksi 32,08 persen.
 
Peneliti Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, penurunan kinerja saham salah satu emiten LQ45 itu lantaran para petingginya dalam menjalankan bisnis sangat kental dengan politik. Dia menilai, pengambilan keputusan Direktur Utama TLKM Ririek Adriansyah sarat kepentingan politik. Seperti keputusan investasi di saham GOTO yang menyebabkan kerugian investasi perusahaan.
 
"Kinerja saham TLKM menurun karena investor melihat kepentingan politis bisa membuat kinerja perusahaan menurun. Juga tidak berkembang karena terlalu bermain aman di pangsa pasarnya," ujar Huda.
 
Telkomsel dan Indihome sebagai anak usaha TLKM mempunyai pasar yang besar. Namun miskin inovasi produk. "Ketika ada pesaing yang kuat, langsung kelabakan seperti kehadiran Starlink dan I Connect," imbuh alumnus Universitas Indonesia itu.
 
Menurut dia, pemegang saham perlu mendorong untuk melakukan penyegaran di jajaran direksi. Agar perusahaan bisa bangkit dan lebih akseleratif.
 
Direktur PT Indovesta Utama Mandiri Rivan Kurniawan menjelaskan, laporan keuangan TLKM 2023 tidak ada masalah fundamental. Hanya saja, investasi di GOTO menjadi sorotan. Mengingat, emiten teknologi itu masih menderita kerugian.
 
Dalam pos biaya dan beban TLKM, terdapat kerugian yang belum direalisasikan dari perubahan nilai wajar atas investasi dari Rp 6,248 triliun pada 2022 menjadi Rp 748 miliar. Kerugian dari TLKM dari penurunan harga saham GOTO pada 2023 mencapai Rp 119 miliar.
 
"Nilai yang turun tersebut hanya pencatatan secara akuntansi saja atau yang masih dimiliki TLKM, belum termasuk kerugian saham GOTO yang sudah dilepas atau dijual," jelas Rivan.

Analis Mirae Asset Sekuritas Daniel Widjaja menyatakan, kinerja saham TLKM memang sedang underperform. Bahkan menjadi salah satu emiten pemberat dengan kinerja saham terburuk dalam 12 bulan terakhir. Pasar yang realistis berharap agar saham TLKM bisa kembali berada di atas di level psikologis Rp 2.800.
 
"Kabinet Merah Putih sudah mulai bekerja dan tancap gas. Superholding BUMN, Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), akan segera diresmikan oleh Presiden Prabowo," katanya.

TLKM masuk dalam rencana konsolidasi perusahaan jumbo plat merah oleh Danantara. Di dalamnya kelak tergabung Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), PLN, Pertamina, dan MIND ID. 

Keresahan investor akan kinerja saham TLKM juga datang dari eks jajaran direksi (Board of Director/BOD) yang memegang saham Employee Stock Ownership Plan (ESOP). Yakni sebuah skema kepemilikan saham perusahaan oleh karyawan sebagai bentuk benefit atau bisa sebagai apresiasi atas kinerja karyawan.   
 
Mantan direksi Telkomsel dan Telkom Garuda Sugardo mengungkapkan keresahannya. "Betapa tidak? Harga saham TLKM kok bisa-bisanya letoy ke titik nadir, setara nilai pada saat pagebluk Covid-19 2020, yaitu di bawah Rp 2.600 rupiah per saham. Penutupan sesi 15 November 2024 pukul 16.14 WIB, saham TLKM tercatat galau di Rp 2.540," bebernya.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #terus #melorot #berharap #tlkm #bertahan #2800

KOMENTAR