Bank Indonesia Bongkar Penyaluran Kredit Makin Seret, Apa Alasannya?
- Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit perbankan menurun karena lemahnya permintaan dari korporasi dan rumah tangga.
- Dua penghambat utama pertumbuhan kredit adalah permintaan pembiayaan lesu dan tingginya biaya dana perbankan.
- Ketidakpastian global memengaruhi korporasi dan rumah tangga untuk menahan diri dalam mengambil pembiayaan baru.
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan penyaluran kredit di perbankan mengalami penurunan.
Beberapa, faktor yang membuat pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini tidak sekuat tahun sebelumnya.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Solikin M Juhro, mengatakan, alasan pertumbuhan kredit menurun dikarenakan berasal dari sisi permintaan (demand).
Salah satunya, pada korporasi maupun rumah tangga, meski likuiditas dan insentif pembiayaan dari bank sentral dinilai memadai.
"Jadi kalau kita lihat kreditnya memang, tidak sekuat tahun lalu gitu. Banyak faktor tentunya ya. Kalau kita bicara kredit, ekonominya memang mungkin masih memang perlu dorongan lagi,” ujar Solikin dalam taklimat media di kantor BI, Senin (22/12/2025).
Dia menyebutkan, ada dua faktor utama penghambat pertumbuhan kredit yang lesu.
PerbesarAsisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Solikin M Juhro di kantor BI, Senin (22/12/2025). [Suara.com/Rina]Pertama, disebabkan oleh permintaan pembiayaan yang belum kuat dan tingginya biaya dana perbankan (cost of loanable funds/CoLF).
Kedua, diakibatkan oleh ketidakpastian global, mulai dari perang tarif hingga risiko geopolitik, membuat korporasi dan rumah tangga cenderung menahan diri.
“Aspek politik, aspek perdagangan, hingga global policy uncertainty juga tinggi. Nah, ini yang memang benar-benar kita menghadapi situasi yang memang sangat-sangat menantang,” jelasnya.
Saat ini, pertumbuhan kredit dapat menyentuh level 8 persen pada Desember, guna menjaga proyeksi pertumbuhan tahunan di kisaran 8–11 persen.
“Sekarang tumbuh per November 7,74 persen. Mudah-mudahan, insyaallah di Desember, akhir tahun bisa di atas 8 persen, sebagaimana target BI,” tandasnya.
Sebagai informasi, pertumbuhan kredit perbankan nasional tahun ini mengalami perlambatan dibandingkan periode sebelumnya.
Hingga November 2025, kredit tercatat tumbuh 7,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) dengan nilai Rp8.196,4 triliun.
Meski meningkat dari Oktober yang sebesar 7 persen yoy. Angka ini masih jauh di bawah capaian periode yang sama tahun lalu sebesar 10,79 persen yoy dan bahkan di bawah target 8–11 persen.
Tag: #bank #indonesia #bongkar #penyaluran #kredit #makin #seret #alasannya