Pembiayaan Pinjol Melonjak, Porsi Produktif Baru 34 Persen
Ilustrasi pinjaman online atau pinjol. Pinjol adalah. Apa itu pinjol. Pengertian pinjol.(SHUTTERSTOCK/HARIPRASETYO)
10:24
9 Desember 2025

Pembiayaan Pinjol Melonjak, Porsi Produktif Baru 34 Persen

Industri pinjaman online (pinjol) kembali mencatat pertumbuhan dua digit pada 2025.

Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan outstanding pembiayaan pinjaman daring mencapai Rp 90,99 triliun per September 2025, tumbuh 22,16 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Jika digabung dengan fasilitas beli sekarang bayar nanti (buy now pay later/BNPL atau paylater) yang disalurkan perusahaan pembiayaan, total utang masyarakat melalui pinjol dan paylater per September 2025 mencapai sekitar Rp 101,3 triliun.

Ilustrasi pinjaman online atau pinjol, pinjaman daring.PIXABAY/FIRMBEE Ilustrasi pinjaman online atau pinjol, pinjaman daring.

Tren outstanding pembiayaan pinjol naik sepanjang 2025

OJK dalam keterangan resmi Rapat Dewan Komisioner (RDK) Oktober 2025 menyebut outstanding pembiayaan industri pinjaman daring pada September 2025 mencapai Rp 90,99 triliun, dengan laju pertumbuhan 22,16 persen (yoy).

Tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) secara agregat tercatat sebesar 2,82 persen, naik dari posisi Agustus 2025 yang sebesar 2,60 persen.

Sebelumnya, OJK melaporkan outstanding pembiayaan pinjaman daring pada Agustus 2025 berada di level Rp 87,61 triliun, tumbuh 21,62 persen yoy, dengan TWP90 sebesar 2,60 persen.

Rangkaian data itu menggambarkan tren kenaikan bertahap sepanjang tahun. Pada Februari 2025, outstanding pendanaan pinjaman daring tercatat Rp 80,07 triliun.

Adapun outstanding industri pinjol mencapai Rp 83,52 triliun per Juni 2025, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 25,06 persen.

Secara bulanan, nominal utang pinjol naik 3,86 persen pada September 2025, dari Rp 87,61 triliun pada Agustus menjadi Rp 90,99 triliun pada September 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman.Doc. OJK Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, dalam konferensi pers RDKB Oktober 2025 menjelaskan bahwa outstanding pembiayaan pinjaman daring yang mencapai Rp 90,99 triliun itu disertai profil risiko yang masih terjaga secara agregat.

Ia menyebut TWP90 berada di sekitar kisaran 2,8 persen.

Komposisi pinjaman: produktif masih 34,48 persen

Dari sisi penggunaan dana, OJK mencatat pembiayaan melalui fintech peer-to-peer (P2P) lending atau pinjaman daring belum seluruhnya tersalurkan ke sektor produktif.

Agusman memaparkan, outstanding pembiayaan fintech P2P lending ke sektor produktif mencapai Rp 31,37 triliun per September 2025. Angka ini setara 34,48 persen dari total outstanding pembiayaan industri yang mencapai Rp 90,99 triliun.

Agusman menjelaskan porsi pembiayaan produktif tersebut meningkat dibandingkan posisi Agustus 2025.

Pada bulan sebelumnya, outstanding pembiayaan fintech lending ke sektor produktif tercatat Rp 29,64 triliun, dengan porsi 33,83 persen dari total outstanding industri.

Namun, porsi pembiayaan produktif per September 2025 itu masih berada di bawah target Roadmap Pengembangan dan Penguatan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) 2023–2028.

Dalam roadmap, OJK menargetkan porsi pembiayaan produktif melalui fintech lending dapat mencapai 40 hingga 50 persen pada periode 2025–2026.

OJK mendorong penyelenggara fintech lending untuk memperkuat peran di sektor produktif.

Agusman menyatakan, penyelenggara pinjaman daring didorong memperkuat kemitraan lintas sektor dan memanfaatkan data alternatif untuk meningkatkan kualitas pembiayaan produktif, termasuk bagi pelaku UMKM.

Ilustrasi pinjaman online, Berkaca dari Kasus Sarwendah, Apa yang Harus Dilakukan jika Debt Collector Datang ke Rumah tapi Tak Berutang?(Shutterstock/Melimey) Ilustrasi pinjaman online, Berkaca dari Kasus Sarwendah, Apa yang Harus Dilakukan jika Debt Collector Datang ke Rumah tapi Tak Berutang?

Lonjakan utang pinjol dan kualitas kredit generasi muda

Di tengah peningkatan outstanding pinjaman online, data OJK yang dirangkum Kontan menunjukkan tren kenaikan kredit macet di kalangan anak muda.

Diketahui, jumlah peminjam pinjol di bawah 19 tahun yang pinjamannya macet mencapai 21.774 akun pada semester I 2025, melonjak 763 persen dibandingkan semester I 2024 yang sebanyak 2.521 akun.

Untuk kelompok usia 19 sampai 34 tahun, jumlah akun pinjaman macet juga naik 54,4 persen secara tahunan menjadi 438.707 akun pada periode yang sama.

Menanggapi data tersebut, Agusman mengatakan bahwa peningkatan kredit macet di kalangan peminjam muda, khususnya di bawah 19 tahun, salah satunya disebabkan oleh rendahnya literasi keuangan generasi muda.

Ia juga menyinggung rendahnya kesadaran pengelolaan keuangan sebagai faktor lain yang mendorong peningkatan kredit bermasalah di kelompok usia tersebut.

OJK merespons kondisi itu dengan memperkuat regulasi sektoral. Lewat Surat Edaran OJK (SEOJK) Nomor 19 Tahun 2025, regulator menetapkan pembatasan usia minimal penerima dana (borrower) di fintech lending menjadi 18 tahun serta mensyaratkan penghasilan minimal Rp 3 juta.

Aturan itu disebut ditujukan untuk meminimalkan risiko kredit macet di kalangan peminjam muda.

Selain pengaturan usia dan penghasilan, Agusman menyebut OJK juga terus melakukan edukasi keuangan untuk mendorong masyarakat lebih bijak menggunakan layanan pinjaman daring.

Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda menjelaskan, salah satu faktor yang membuat anak muda terjerat kredit macet adalah kebutuhan yang besar namun tidak diimbangi dengan pendapatan memadai.

Ilustrasi pinjaman online, pinjol. PIXABAY/PIYAPONG SAYDAUNG Ilustrasi pinjaman online, pinjol.

Nailul juga menyinggung paparan informasi mengenai gagal bayar yang justru mendorong sebagian anak muda “mencoba peruntungan” memanfaatkan pinjaman digital, meski nominal tunggakan rata-rata tergolong kecil per akun.

Pinjol dan paylater: total utang digital di atas Rp 100 triliun

Peningkatan outstanding pinjol juga berjalan beriringan dengan menguatnya penggunaan layanan paylater.

Mengutip data OJK, pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan (multifinance) mencapai Rp 10,31 triliun per September 2025, tumbuh 88,65 persen (yoy). Tingkat pembiayaan bermasalah (NPF gross) BNPL tercatat di sekitar 2,92 persen.

Total utang masyarakat melalui pinjaman daring dan paylater mencapai Rp 101,3 triliun per September 2025.

Komponen terbesarnya berasal dari pinjol, yakni Rp 90,99 triliun, sedangkan utang paylater yang tercatat di SLIK per September 2025 sekitar Rp 10,31 triliun.

OJK juga mencatat pembiayaan BNPL yang tumbuh tinggi jika dibandingkan dengan portofolio kredit perbankan secara keseluruhan.

Meski demikian, porsi BNPL dalam total kredit masih relatif kecil, sekitar 0,3 persen, sekalipun laju pertumbuhannya mencapai lebih dari 30 persen secara tahunan per Juli 2025.

Pengawasan regulator dan kewajiban perkuat modal

Seiring peningkatan outstanding pinjaman online, OJK menegaskan pengawasan terhadap penyelenggara fintech lending dan perusahaan pembiayaan.

Agusman memaparkan bahwa per September 2025 terdapat delapan dari 95 penyelenggara pinjaman daring yang belum memenuhi ketentuan ekuitas minimum Rp 12,5 miliar.

Seluruh penyelenggara tersebut, menurut Agusman, telah menyampaikan action plan pemenuhan ekuitas kepada OJK.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman ketika ditemui pada  Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) Tahun 2025 di Jakarta, Selasa (11/2/2025).KOMPAS.com/ AGUSTINUS RANGGA RESPATI Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman ketika ditemui pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) Tahun 2025 di Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Rencana tersebut antara lain melalui penambahan modal disetor pemegang saham eksisting, pencarian investor strategis, ataupun penggabungan usaha (merger) dengan penyelenggara lain.

Ia menyatakan OJK akan terus mengambil langkah yang diperlukan berdasarkan perkembangan implementasi rencana pemenuhan ekuitas tersebut.(Antara News)

OJK juga melaporkan pengenaan sanksi administratif kepada pelaku usaha di sektor pembiayaan dan pinjaman daring.

Pada Oktober 2025, OJK mengenakan sanksi administratif kepada sejumlah perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura, penyelenggara pinjaman daring, dan lembaga keuangan lain berupa denda dan peringatan tertulis atas pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.

OJK pun menyoroti pentingnya tata kelola penagihan di industri fintech lending.

Melalui kerja sama dengan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), regulator mendukung peluncuran Portal Tenaga Penagihan (PTP) untuk mempermudah masyarakat memverifikasi identitas dan legalitas petugas penagihan.

Agusman berharap portal tersebut bisa menjadi kanal komunikasi dua arah terkait perilaku dan etika penagihan di industri fintech lending.

Ketua Umum AFPI, Entjik S Djafar menjelaskan, setiap tenaga penagihan yang telah lulus pelatihan dan memperoleh sertifikasi kompetensi akan memiliki ID digital dengan kode QR.

Dengan demikian, masyarakat dapat memindai (scan) kode tersebut untuk memastikan petugas penagihan benar-benar terdaftar dan berwenang.

Outstanding naik, roadmap dan edukasi jadi rujukan

Dengan outstanding pinjaman online yang tembus Rp 90,99 triliun dan total utang digital (pinjol plus paylater) melampaui Rp 100 triliun per September 2025, OJK menempatkan industri pinjaman daring sebagai salah satu fokus pengawasan di sektor pembiayaan non-bank.

Di satu sisi, data menunjukkan pembiayaan produktif melalui fintech lending terus meningkat meski porsi terhadap total outstanding belum mencapai target roadmap.

Di sisi lain, statistik kredit macet di kalangan muda, serta kenaikan TWP90, menjadi perhatian regulator dan pengamat yang mendorong penguatan regulasi, peningkatan literasi keuangan, serta perbaikan tata kelola industri.

Tag:  #pembiayaan #pinjol #melonjak #porsi #produktif #baru #persen

KOMENTAR