Apakah Kartu Kredit Masih Relevan untuk Kebutuhan Finansial Anak Muda?
Ilustrasi kartu kredit.(PEXELS/ENERGEPIC.COM)
15:08
13 November 2025

Apakah Kartu Kredit Masih Relevan untuk Kebutuhan Finansial Anak Muda?

- Penggunaan kartu kredit terus menunjukkan pertumbuhan di tengah banyaknya pilihan produk keuangan lain.

Kalangan anak muda juga menggandrungi produk keuangan ini karena dianggap memiliki berbagai keuntungan.

Kendati demikian, sebagian anak muda masih urung memiliki kartu kredit karena tidak ingin memiliki cicilan bulanan.

Dengan kata lain, kartu kredit masih menjadi produk keuangan perbankan yang relevan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, termasuk anak muda.

Jumlah Kartu Kredit Terus Meningkat

Bank Indonesia (BI) mendefinisikan kartu kredit sebagai alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) yang dapat digunakan untuk membayar kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.

Data Bank Indonesia mencatat, volume transaksi kartu kredit per Juli 2025 naik 13,32 persen secara tahunan menjadi 45,13 juta kali transaksi.

Sedangkan, nilai transaksi meningkat 10,81 persen mencapai Rp 41,21 triliun.

Sebagai gambaran pada Agustus 2024, volume transaksi kartu kredit baru mencapai 38,85 juta transaksi.

Hingga Juli 2025, jumlah kartu kredit yang beredar mencapai 18,76 juta, tumbuh 3,3 persen dibanding tahun sebelumnya.

Pada Agustus 2024 jumlah kartu kredit yang beredar di Indonesia adalah sebanyak 18,23 juta unit.

Kartu Kredit di Tengah Kebutuhan Anak Muda

Seorang karyawan swasta Zefanya (25) menceritakan, ia pertama kali membuat kartu kredit pada 2024 ketika telah memiliki pekerjaan sendiri.

"Ingin punya kartu kredit karena bisa membantu saya membeli barang atau kebutuhan yang harganya tergolong mahal atau melebihi gaji saya, sehingga saya bisa nyicil," kata dia ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (13/11/2025).

Selain itu, ia menceritakan, kartu kredit juga digunakan untuk membayar tagihan atau belanja dalam jumlah murah. Tujuannya, untuk mendapatkan point rewards dan banyak penawaran program serta diskon-diskon tertentu.

"Jadi lebih untung dan kerap lebih murah dari bayar cash langsung," imbuh dia.

Kemudian, wanita yang karib disapa Anya ini juga berniat menciptakan riwayat skor kredit. Hal itu dirasa penting sebagai salah satu perimbangan ketika nanti akan ingin mengajukan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Anya menceritakan, ia membuat kartu kredit di pusat perbelanjaan dengan bantuan sales dari perbankan.

"Karena saya malas, saya pakai bantuan sales di mall yang bantu saya daftar serta membantu proses pengajuannya juga," ungkap dia.

Sebagai orang yang menggunakan kartu kredit untuk pertama kali, ia mendapatkan limit tertentu saat itu.

Saat ini, Anya menggunakan kartu kreditnya sesuai dengan kebutuhan. Namun ia lebih sering menggunakan kartu kredit untuk transaksi dengan nilai yang besar.

"Kalau limit saya masih banyak, saya pakai untuk mengejar diskon dan mengumpulkan poin," ucap dia.

Memiliki pandangan yang berbeda, Argya (22) yang merupakan seorang karyawan swasta mengaku saat ini memilih untuk belum memiliki kartu kredit meskipun telah berpenghasilan sendiri.

"Lebih menghindari tagihan bulanan aja, tapi ke depan tidak menutup kemungkinan juga (punya kartu kredit)," ungkap dia.

Pada dasarnya, ia juga belum memanfakan produk keuangan terkait pinjaman lainnya.

Meskipun demikian, ia berpandangan bahwa produk pinjaman tetap mampu membantu kebutuhannya di masa mendatang.

Salah satunya, ia menaruh perhatian pada produk paylater yang sering memberikan diskon pada penggunanya.

"Alasannya mungkin karena ada beberapa diskon khusus untuk metode pembayaran BNPL ya," ucap dia.

Saat ini, ia lebih memiliih untuk mengumpulkan uang terlebih dahulu sebelum membeli barang yang diinginkan.

"Buat sekarang kalau beli barang lebih ke compound dulu baru beli, apalagi buat barang yang cuma keinginan," ungkap dia.

Kartu Kredit Sebagai Subtitusi Dana Darurat

Perencana Keuangan Robby Christy mengatakan, saat ini masyarakat bisa memanfaatkan seluruh produk keuangan yang ada, termasuk kartu kredit.

"Salah satu yang bisa dipakai adalah, kartu kredit sebagai backup dana darurat," kata dia kepada Kompas.com.

Ia menjelaskan, seseorang bisa terlebih dahulu menggunakan kartu kredit sebagai dana darurat selama proses pencairan dana darurat dari instrumen lain.

Pasalnya, tak jarang masyarakat menyimpan dana darurat pada instrumen seperti emas hingga reksadana pasar uang.

Dengan memiliki kartu kredit, masyarakat dapat segera memenuhi kebutuhan darurat tanpa menggerus anggaran di pos keuangan lainnya.

Kemudian, ia menjelaskan, kartu kredit memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan layanan keuangan yang serupa seperti layanan buy now pay later (BNPL) atau paylater.

Beberapa kelebihan kartu kredit misalnya adalah tidak perlu jaminan atau agunan dan terdapat tempo waktu untuk pembayarannya.

Selain itu, kartu kredit juga biasanya memiliki limit yang lebih besar dan bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan paylater.

Kendati demikian, Robby mengingatkan bahwa masyarakat perlu menyadari bahwa kartu kredit merupakan alat pembayaran dan bukan sumber pembayaran baru.

"Yang perlu diperhatikan adalah mindset yang tepat, kalo kartu kredit ini hanya sebagai alat pembayaran, bukan sumber pembayaran baru. Banyak yang terjebak dengan kartu kredit karena tidak memiliki mindset yang tepat di awal," ungkap dia.

Adapun, Robby berpesan, anak muda sebagainya memiliki kartu kredit utuk membangun credit history yang baik. Dengan demikian, ke depannya memiliki potensi kemudahan ketika meminjam dari prou utang yang lebih besar seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit pemilikan Mobil (KPM), hingga kredit pemilikan Apartemen (KPA).

"Bisa menjadi nilai plus di mata bank, karena sudah pernah ada riwayat kreditnya," tutup dia.

Untung Rugi Menggunakan Kartu Kredit

Kartu kredit memang telah lazim terdengar dan digunakan di tengah masyarkat. Pada intinya, kartu kredit merupakan bentuk pinjaman dari perbankan.

Kartu kredit adalah alat pembayaran secara non-tunai dengan menggunakan kartu yang diterbitkan oleh sebuah bank.

Kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit.

Kemudian, pemegang kartu berkewajiban melakukan pembayaran pada waktu yang disepakati baik dengan pelunasan secara sekaligus (charge card) ataupun dengan pembayaran secara angsuran.

Kartu kredit juga dapat menjadi masalah baru ketika seseorang tidak pandai mengelola kondisi keuangannya.

Bahkan sebuah penelitian menyebut, konsumen memiliki kecenderungan untuk berbelanja lebih banyak ketika menggunakan kartu kredit daripada ketika mereka menggunakan uang tunai.

Yang penting dicatat, jangan menggunakan kartu kredit untuk melunasi utang. Pasalnya, konsumen dapat terikat pada bunga dan biaya lainnya yang jumlahnya akan lebih membebani keuangan dalam jangka waktu panjang.

Berikut ini adalah beberapa keuntungan menggunakan kartu kredit.

- Bisa menggunakan dana lebih besar dari yang dimiliki

- Mempermudah transaksi online dan offline

- Banyak promo dan diskon pada saat transaksi

- Memudahkan pembayaran tagihan

- Bisa membangun reputasi kredit

- Bisa untuk tarik tunai di ATM

Di sisi lain, berikut ini adalah kerugian menggunakan kartu kredit.

- Denda keterlambatan pembayaran besar

- Ada biaya iuran tahunan

- Bunga pinjaman tinggi

- Mendorong orang untuk boros

Demikian adalah beberapa keuntungan dan kerugian menggunakan kartu kredit.

Tag:  #apakah #kartu #kredit #masih #relevan #untuk #kebutuhan #finansial #anak #muda

KOMENTAR