Menteri UMKM Ungkap Lonjakan Impor Baju Bekas, dari 7 Ton Jadi 3.600 Ton
– Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengungkapkan, impor baju bekas di Indonesia melonjak tajam dalam beberapa tahun terakhir.
Menurutnya, volume impor baju bekas hanya 7 ton pada 2021, naik menjadi 12 ton pada 2022 dan 2023, lalu melonjak drastis menjadi 3.600 ton pada 2024.
“Data tahun 2021, impor barang-barang bekas, baju-baju bekas itu hanya 7 ton per tahun. 2022 naik 12 ton, 2023 itu 12 ton, dan 2024 3.600 ton,” kata Maman dalam acara Expo Keuangan dan Seminar Syariah (EKSiS) di Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Ia menambahkan, hingga Agustus 2025, impor baju bekas telah mencapai sekitar 1.800 ton. Menurut Maman, lonjakan ini mengusik pasar domestik dan merugikan pelaku usaha dalam negeri.
Sentil Oknum Bea Cukai
Maman juga menuding adanya keterlibatan oknum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dalam maraknya impor pakaian bekas ilegal atau thrifting.
“Urusan thrifting, mengadunya ke Menteri UMKM. Tapi yang ngebuka akses oknum-oknum di Bea Cukai,” ujarnya.
Ia mengaku sering mendapat keluhan dari pelaku usaha lokal yang terpukul akibat banjirnya pakaian bekas impor di pasar domestik.
Maman sempat menyampaikan hal ini dalam acara 1 Tahun Prabowo-Gibran: Optimism 8% Economic Growth pada Oktober 2025. Menurutnya, setelah pernyataan itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa langsung menindak anak buahnya yang terlibat.
"Alhamdulillah kemarin kita sentil saja, itu tolong Bea Cukai, oknum-oknum Bea Cukai ditertibkan. Alhamdulillah-nya Menteri Keuangannya gercep (gerak cepat) ditutup," ujarnya.
Pemerintah Tutup Akses Impor Thrifting
Maman menegaskan, pemerintah kini telah menutup pintu masuk bagi impor pakaian bekas. Selanjutnya, pemerintah akan menertibkan arus masuk pakaian baru dari China yang dijual sangat murah di pasar lokal.
“Jilbab itu bayangkan, dijual harganya Rp 2.000 sampai Rp 3.000 perak. Hancur pengusaha-pengusaha kita, produsen-produsen kita di UMKM,” kata dia.
Ia menilai, kebijakan pembatasan impor penting untuk melindungi industri fashion lokal yang menjadi tulang punggung UMKM nasional.
“Kita enggak akan hanya berhenti di thrifting karena thrifting itu baru sebagian kecil. Yang paling besar ini adalah impor-impor produk baju dari China yang harganya sudah enggak bener ini,” tegasnya.
Pendampingan UMKM dan Substitusi Produk
Untuk menekan dampak pengetatan impor, pemerintah menyiapkan langkah dari hulu hingga hilir. Dari sisi hulu, Maman menegaskan perlunya penindakan tegas terhadap penyelundupan di pintu masuk.
“Hulunya harus ditutup dulu. Sehebat-hebat apa pun kita memberikan pendampingan kepada UMKM, kalau alur hulunya masih buka, enggak akan mungkin bisa (dihentikan),” ucapnya.
Sementara di sisi hilir, pemerintah memberikan pendampingan agar pelaku UMKM dapat beralih ke produk lokal pengganti pakaian bekas impor.
Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang meminta agar pengetatan impor tidak membuat pelaku usaha kehilangan pekerjaan.
“Kami kumpulkan asosiasi, produsen lokal kita, kami dorong mereka untuk substitusi, menggantikan produk-produk barang bekas itu,” kata Maman.
Maman menegaskan, pemerintah tidak hanya menutup akses impor, tetapi juga memberikan solusi agar pedagang tetap bisa berdagang.
“Tak hanya menutup di hulunya saja, kami juga mencari solusi supaya mereka tetap bisa berdagang,” ujarnya.
Nilai Impor Tekstil Naik
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor kategori barang tekstil jadi, pakaian bekas, dan gombal pada periode Januari–Juli 2025 mencapai 78,19 juta dollar AS. Angka ini naik 17,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Negara pemasok utama pakaian bekas impor adalah China, Vietnam, Bangladesh, Taiwan, dan Singapura.
Untuk mendukung transisi usaha, Kementerian UMKM juga tengah menyiapkan skema kemitraan antara pedagang thrifting dan pelaku UMKM yang sudah mapan.
Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza menjelaskan, langkah ini dilakukan agar kebijakan pemerintah tidak mematikan mata pencaharian masyarakat, melainkan membuka peluang usaha baru yang lebih produktif dan berkelanjutan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Tag: #menteri #umkm #ungkap #lonjakan #impor #baju #bekas #dari #jadi #3600