Bangun Pabrik Soda Ash Pertama, Dirut Pupuk Indonesia: Impian Tiga Dekade Lalu Akhirnya Terwujud
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi menyambut baik dimulainya pembangunan pabrik soda ash oleh PT Pupuk Kaltim. (Foto Ist).
14:42
3 November 2025

Bangun Pabrik Soda Ash Pertama, Dirut Pupuk Indonesia: Impian Tiga Dekade Lalu Akhirnya Terwujud

Baca 10 detik
  • Dirut PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan impian selama tiga dekade terwujud dengan dibangunnya pabrik soda ash pertama di Kaltim.
  • Selama ini, Indonesia masih mengimpor soda ash dan ammonium chloride sebesar 100 persen.
  • Pembangunan pabrik soda ash di Bontang, Kalimantan Timur itu menelan investasi sebesar Rp 5 triliun dari pendanaan perusahaan dan perbankan nasional.

PT Pupuk Indonesia/PI (Persero) pada akhir pekan kemarin mulai membangun pabrik soda ash pertama di Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp5 triliun. Dana pembangunan itu peroleh dari perbankan nasional.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan pembangunan pabrik soda ash, yang sudah diniatkan sejak tiga dekade silam itu, merupakan perwujudan program Presiden Prabowo Subianto terutama terkait hilirisasi.

Dirut PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan pembangunan pabrik soda ash di Bontang, Kalimantan Timur itu menelan investasi sebesar Rp 5 triliun dari pendanaan perusahaan dan perbankan nasional.

“Ini perwujudan program presiden, yakni hilirisasi. Pembangunan ini juga menandai 1 tahun dari pemerintahan Presiden Prabowo. Sesuai arahan beliau setahun lalu, sangat tegas dan jelas untuk melanjutkan hilirisasi, dan memperkuat ketahanan industri,” kata Rahmad Pribadi.

Rencana pabrik soda ash ini memiliki kapasitas produksi ammonium chloride dan soda ash masing-masing 300 ribu MTPY (metrik ton per tahun) dengan target pasar domestik dan ekspor. Pembangunan direncanakan akan selesai pembangunan pada Maret 2028, dengan total serapan kerja untuk proyek ini sebesar 800 pekerja kontruksi dan 86 pekerja operasional.

Yang menarik, pembangunan pabrik soda ash ini tidak hanya berkaitan dengan hilirisasi. Pabrik tersebut dibangun untuk mengurangi ketergantungan Indonesia atas impor soda ash dan hilirisasi produk amoniak sebesar 105 ribu ton per tahun, juga untuk menurunkan emisi karbondioksida melalui penyerapan akses CO2 sebagai bahan baku soda ash sebesar 174 ribu ton pertahun.

“Manfaat lainnya untuk mendukung ketahanan pangan melalui pemanfaatan ammonium chloride sebagai direct fertilizer (sumber nitrogen) atau campuran bahan baku NPK (Nitrogen, Fosfor, Kalium), serta meningkatkan revenue melalui penjualan soda ash dan ammonium chloride,” kata Rahmad Pribadi.

Untuk infrastruktur gudang, dialokasikan terhadap ammonium chloride dan soda ash masing-masing 20 ribu ton curah, soda ash dan ammonium chloride bag 5.500 ton kantong, dan NaCI (natrium klorida) 50 ribu ton curah.

Selama ini, Indonesia masih mengimpor soda ash dan ammonium chloride sebesar 100 persen. Misalnya, pemerintah mengimpor 801,67 ribu soda ash dan 312,67 ribu ammonium chloride pada tahun 2024. Karena itu, diharapkan pembangunan pabrik soda ash pertama ini dapat mensubtitusi impor komoditas tersebut.

“Impor soda ash di Indonesia sekarang 1 juta ton (per tahun) dan akan terus tumbuh dengan pertumbuhan sekitar 5-6 persen per tahun,” ucap Rahmad.

“Kalau sekarang saja kita impor 1 juta dan Indonesia tidak mulai membangun soda ash, tidak bisa saya bayangkan berapa besar devisa kita yang harus kita keluarkan Indonesia, padahal kita memiliki semua yang diperlukan untuk membangun soda ash ini,” kata Dirut PT Pupuk Indonesia ini.

Begitu pula dengan impor produk samping hasil pabrik soda ash yang masih 100 persen impor, yakni ammonium chloride.

“Jadi, hasil dari sini tidak hanya menggantikan impor soda ash, tapi juga menggantikan impor dari ammonium chloride sebagai pupuk yang sangat dibutuhkan untuk kebun kelapa sawit, ungkap dia.

Rahmad menitipkan pesan kepada Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Gusrizal agar proyek ini dapat dieksekusi dengan baik; sesuai target waktu, kualitas, dan pembiayaan; serta selalu mengedepankan tata kelola maupun keselamatan para pekerja.

“Mudah-mudahan mimpi besar bangsa Indonesia untuk memiliki ketahanan industri yang semakin kuat untuk mengurangi impor menjadi negara yang lebih mandiri, bisa kita capai, dan pupuk Indonesia bersama dengan seluruh anak perusahaannya, kali ini dengan pupuk Kalimantan Timur, bisa memberikan kontribusi terbaiknya bagi bangsa dan negara,” katanya.

Membangun Ekonomi Sirkuler

Selain penjelasan di atas, Direktur Portofolio dan Pengambangan Usaha PT Pupuk Indonesia Jamsaton Nababan menjelaskan pihaknya akan mengembangkan soda ash dan clean ammonia dalam rangka menerapkan ekonomi sirkuler (circular economy) yang ramah lingkungan.

"Ke depannya seperti apa? Efisiensi dan optimasi pabrik pupuk tentu akan tetap kita lakukan sebagai prioritas. Kemudian kita juga akan mengembangkan circular economy yakni memproduksi soda ash. Soda ash ini sampai sekarang Indonesia masih mengimpor sekitar 1 juta ton per tahun. Bahan baku dari soda ash ini adalah CO2 salah satunya, jadi waktu pabrik kita membuat amonia yang menghasilkan emisi CO2 itu kita serap emisinya untuk menjadi bahan baku bagi soda ash," ujar Jamsaton.

Menurut dia, Pupuk Indonesia melakukan daur ulang (recycle) emisi CO2 tersebut untuk menjadi bahan baku produk soda ash. Dengan demikian, hal ini dapat mensubstitusi impor soda ash Indonesia sekitar 1 juta ton per tahun.

"Kita membangun dua pabrik, satu di Bontang, Kalimantan Timur dan satu lagi di Gresik, Jawa Timur. Sehingga nanti dengan adanya dua pabrik ini maka kita akan menyerap cukup banyak emisi CO2 yang kita hasilkan," katanya.

Selain soda ash, Pupuk Indonesia juga akan mengembangkan clean ammonia. Clean ammonia sendiri terdiri dari green ammonia dan blue ammonia.

Untuk yang green ammonia, Pupuk Indonesia akan melakukan elektrolisa air menjadi hidrogen kemudian dikonversi menjadi ammonia. Ke depannya kalau skala ekonominya sudah masuk maka Pupuk Indonesia tidak membutuhkan gas lagi dan hanya memerlukan air serta tenaga listrik dari energi baru terbarukan seperti panas bumi atau hidropower.

"Skala ekonomi ini yang sekarang teknologinya masih belum masuk kalau kita bandingkan dengan menggunakan gas atau energi fosil. Tapi kita memiliki keyakinan bahwa teknologi akan berkembang sehingga akan ada satu titik keseimbangan di mana keekonomiannya bisa masuk," kata Jamsaton Nababan.

Pupuk Indonesia akan melaksanakan pengembangan green ammonia di Aceh, dan hasilnya yakni green ammonia dapat diekspor atau digunakan bagi kebutuhan di dalam negeri.

Selanjutnya Pupuk Indonesia juga akan mengembangkan blue ammonia di mana untuk blue ammonia ini nanti emisi CO2 akan dimasukkan ke reservoir kosong.

Dalam pengembangan blue ammonia ini, Pupuk Indonesia bekerja sama dengan Chevron di Kalimantan untuk mencari reservoir yang kosong. Kemudian di Jawa Barat, Pupuk Indonesia juga bekerja sama dengan Mitsubishi dan Pertamina.

Editor: Liberty Jemadu

Tag:  #bangun #pabrik #soda #pertama #dirut #pupuk #indonesia #impian #tiga #dekade #lalu #akhirnya #terwujud

KOMENTAR