Pasar Saham Indonesia Menguat di Awal November, IHSG Tercatat di 8.246
Pengunjung berfoto di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (21/10/2025). (Salman Toyibi/Jawa Pos)
11:45
3 November 2025

Pasar Saham Indonesia Menguat di Awal November, IHSG Tercatat di 8.246

- Pasar saham Indonesia dibuka zona hijau pada level 8.246 pada perdagangan Senin (3/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 09.14 WIB tercatat di posisi 8.246 atau menguat 1,02 persen atau 83,1 basis points. 

Mengutip data RTI Business, volume transaksi di perdagangan tercatat 3.127 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2.306 triliun. Adapun frekuensi transaksi tercatat 287.000 kali. Pada sesi awal perdagangan sebanyak 301 saham tercatat menguat, 234 saham melemah, dan 156 saham tidak mengalami pergerakan alias stagnan. 

Sementara itu, Equity Analyst IPOT Imam Gunadi menyampaikan, IHSG hari ini berpotensi bergerak dinamis mengikuti sentimen dari rilis data ekonomi domestik. Secara teknikal, level 8.354 menjadi batas atas untuk skenario optimistis, dengan asumsi bahwa rilis data pertumbuhan ekonomi dan inflasi mampu menunjukkan stabilitas fundamental yang cukup baik serta menjaga persepsi positif investor terhadap daya tahan ekonomi nasional. 

"Sebaliknya untuk skenario terburuk, IHSG diperkirakan dapat menguji area 7.959, terutama jika data pertumbuhan ekonomi menunjukkan perlambatan yang lebih dalam dari ekspektasi pasar atau jika tekanan eksternal kembali meningkat, misalnya dari arah kebijakan moneter global maupun volatilitas pasar komoditas," kata Imam dalam keterangan yang diterima JawaPos.com, Senin (3/11).

Imam memperkirakan fokus pasar pada pekan yang terhitung mulai 3-7 November 2025 tertuju pada tiga rilis data ekonomi domestik yang cukup padat. Mulai dari pertumbuhan ekonomi RI Kuartal III-2025, PMI Manufaktur, dan inflasi Oktober 2025. 

Konsensus Bloomberg memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,8 persen, menandakan potensi perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya. Bahkan, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa telah mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi Kuartal III-2025 kemungkinan sedikit lebih rendah dibandingkan Kuartal II-2025 seiring moderasi aktivitas domestik dan tekanan eksternal. 

"Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data inflasi awal pekan ini. Konsensus memperkirakan inflasi tahunan akan melandai menjadi 2,59% (yoy) dari 2,65% (yoy) pada September, menandakan stabilitas harga yang relatif terjaga," jelasnya. 

Merespons sejumlah sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) merekomendasikan 3 saham dan 1 obligasi untuk inspirasi trading pada pekan ini hingga Jumat, 7 November 2025:

  1. Buy on Pullback KLBF (Entry: 1235- 1255, Target Price: 1345 dan Stop Loss: 1215). Kinerja Kalbe Farma (KLBF) yang solid hingga kuartal III/2025 semakin memperkuat posisinya sebagai saham defensif di tengah potensi perlambatan ekonomi nasional. Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp25,98 triliun, tumbuh 7,22% YoY, sementara laba bersih naik 10,97% YoY menjadi Rp2,63 triliun, mencerminkan efisiensi operasional yang terjaga serta peningkatan margin di tengah tekanan biaya produksi. 
  2. Buy JPFA (Entry: 1510, Target Price: 2730 dan Stop Loss: 2430). Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) menunjukkan kinerja yang solid sepanjang 9 bulan 2025 dengan laba bersih mencapai Rp2,4 triliun, tumbuh 15,1% YoY dan melampaui estimasi konsensus sebesar 75% dari target setahun penuh, di atas rata-rata historis lima tahunnya di 68%. Pencapaian ini didorong oleh lonjakan laba kuartal III-2025 sebesar Rp1,2 triliun atau naik 90,6% YoY, seiring dengan pemulihan kuat harga broiler dan DOC yang mendorong perbaikan margin secara signifikan. 
  3. Buy TAPG (Entry : 1880, Target : 2000 dan Stop Loss: 1825). Di tengah potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi, Triputra Agro Persada (TAPG) tampil menonjol dengan kinerja yang solid hingga kuartal III-2025. Perseroan membukukan pendapatan Rp8,20 triliun, tumbuh 31,48% YoY dari Rp6,24 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Menjelang akhir tahun, permintaan minyak sawit (CPO) berpotensi mengalami lonjakan signifikan seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri makanan dan minuman menjelang periode perayaan Natal dan Tahun Baru, serta kenaikan permintaan dari sektor energi akibat peningkatan alokasi program biodiesel domestik. 
  4. Buy Obligasi RF0100, FR0091 dan FR0059. Penghentian kebijakan Quantitative Tightening (QT) oleh The Fed menjadi katalis positif bagi pasar obligasi global, termasuk Indonesia. Langkah ini menandakan adanya pelonggaran kondisi likuiditas dan potensi perubahan arah kebijakan moneter menuju fase yang lebih akomodatif. Dengan berakhirnya pengetatan neraca The Fed, tekanan terhadap imbal hasil (yield) global mulai mereda, memberikan ruang bagi penurunan suku bunga jangka panjang dan penguatan arus modal masuk ke pasar emerging market.

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #pasar #saham #indonesia #menguat #awal #november #ihsg #tercatat #8246

KOMENTAR