Kekurangan Cengkih akibat Kasus Radioaktif, AS Lobi RI untuk Terus Kirim Rempah-rempah
Ketua Divisi Diplomasi dan Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cesium-137 (Cs-137), Bara Hasibuan di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (29/10/2025).(Kompas.com/Dian Erika)
17:16
29 Oktober 2025

Kekurangan Cengkih akibat Kasus Radioaktif, AS Lobi RI untuk Terus Kirim Rempah-rempah

- American Spice Trade Association (ASTA) atau Asosiasi Perdagangan Rempah Amerika Serikat (AS) meminta secara khusus kepada Indonesia agar terus mengirimkan rempah-rempah ke Amerika.

Ketua Divisi Diplomasi dan Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cesium-137 (Cs-137), Bara Hasibuan, mengatakan permintaan itu disampaikan usai Amerika kekurangan stok cengkih akibat temuan kasus kontaminasi zat radioaktif Cs-137 terhadap produk cengkih asal Indonesia di negara Paman Sam.

Permintaan juga didasari kebutuhan menjelang perayaan Thanksgiving, Natal, dan Tahun Baru (Nataru).

"Ya (sangat meminta untuk dikirim). Makanya kan asosiasi spices mereka datang ke Jakarta dan saya temui. Kira-kira tiga minggu lalu," ujar Bara di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Ia memastikan tidak ada kendala dalam memenuhi permintaan itu. Pasalnya, masih banyak sumber-sumber rempah lain di Indonesia selain Jawa Timur dan Lampung. Salah satunya dari Sulawesi yang juga merupakan penghasil cengkih.

"Kan spices itu ada dari Sulawesi, Sulawesi kan banyak. Sulawesi itu pun penghasil cengkih utama besar kan. Dan ada tempat-tempat lain di Maluku misalnya. Maluku juga kaya dengan pala. Jadi tempat lain tetap aktif melakukan ekspor ke AS dengan perusahaan lain," jelasnya.

Meski begitu, pihak ASTA juga memberikan syarat khusus sebelum rempah-rempah Indonesia dikirim ke AS, yakni sudah lolos proses sertifikasi secara efisien dan cepat.

Bara juga memastikan ASTA nantinya akan membantu Indonesia memberikan penjelasan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) bahwa produk rempah Indonesia sudah aman jika lolos sertifikasi.

Selain itu, proses dekontaminasi dari radiasi Cs-137 yang berjalan cepat juga menjadi bagian dari perhatian ASTA.

"Mereka juga pengaruh di sana. Sehingga mereka mencoba meyakinkan pihak FDA bahwa Indonesia mampu melakukan ini. Indonesia punya kapasitas yang cukup untuk melakukan sertifikasi. Dan proses dekontaminasi juga dilakukan secara cepat dan efektif dan sudah disampaikan ke FDA," ungkapnya.

"Tentu kita ingin mempercepat proses ini agar ekspor spices ke AS bisa dipulihkan secepatnya. Sehingga tetap saja nanti kita tetap bisa memenuhi kebutuhan di AS yang seperti Anda katakan tadi menjelang Thanksgiving, Natal, dan Tahun Baru," tambah Bara.

AS Kekurangan Cengkih

Diberitakan sebelumnya, kasus cengkih asal Indonesia di AS yang terpapar zat radioaktif Cs-137 ternyata membuat gudang-gudang rempah di Amerika mulai kosong.

Negeri Paman Sam juga mulai merasakan kekurangan cengkih padahal sebentar lagi akan memasuki masa perayaan Thanksgiving dan Nataru.

Menurut Bara Hasibuan, hal itu terungkap usai Satgas Penanganan Cs-137 bertemu dengan ASTA pada 16 Oktober 2025.

"Terdapat demand, permintaan yang sangat tinggi terhadap produk rempah, terutama cengkih asal Indonesia di AS. Permintaan saat ini terutama sedang meningkat menjelang perayaan Thanksgiving, Natal, dan Tahun Baru," ujar Bara di Jakarta, dikutip Selasa (21/10/2025).

"Beberapa gudang importir rempah di AS yang biasanya menyimpan beberapa rempah-rempah asal Indonesia saat ini telah mengalami kekosongan. Ini karena permasalahan ini (kontaminasi Cs-137 pada cengkih)," tegasnya.

Sebagai informasi, masa perayaan Thanksgiving di AS jatuh pada pekan keempat bulan November setiap tahunnya.

Masa perayaan Thanksgiving berdekatan dengan liburan Nataru di AS, di mana banyak hidangan nasional memerlukan rempah-rempah sebagai bumbu masak.

Pasar AS Tetap Terbuka untuk Cengkih Indonesia

Bara melanjutkan, hingga saat ini pasar Amerika masih terbuka untuk produk cengkih asal Indonesia.

Pasalnya, pemberlakuan impor alerts atau peringatan impor oleh pemerintah AS bukan berarti melarang total masuknya cengkih asal Indonesia.

"Pasar AS tetap terbuka selama (produk cengkih) memenuhi ketentuan sertifikasi bebas radioaktif yang dikeluarkan oleh lembaga otoritas yang diakui oleh US FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS)," jelas Bara.

Dengan adanya ketentuan itu, perusahaan yang produknya masuk dalam kategori yellow list dapat kembali mengekspor (cengkih) setelah memperoleh sertifikasi bebas radioaktif yang diterapkan oleh otoritas Indonesia.

Lalu, perusahaan yang masuk dalam red list perlu menjalani proses petisi, verifikasi, dan sertifikasi oleh lembaga independen yang terakreditasi oleh FDA.

Sebagai informasi, perusahaan yang masuk dalam kriteria red list adalah yang produknya terbukti terpapar Cs-137.

Dalam konteks cengkih, perusahaan Indonesia yang produknya positif Cesium adalah PT NJS.

Sementara itu, perusahaan yang masuk yellow list untuk produk cengkih adalah semua perusahaan yang mengirim rempah dari Jawa dan Lampung.

Perusahaan bisa keluar dari daftar red list melalui sertifikasi pihak ketiga yang diakreditasi oleh FDA.

Lalu, untuk perusahaan yang masuk yellow list dan akan mengirim produk rempah, harus disertai dengan sertifikat bebas Cs-137 dari badan sertifikasi yang ditunjuk atau diakui oleh FDA.

Tag:  #kekurangan #cengkih #akibat #kasus #radioaktif #lobi #untuk #terus #kirim #rempah #rempah

KOMENTAR