Optimisme Domestik Jadi Penopang Investasi di Tengah Tekanan Global

Di tengah bayang-bayang perlambatan ekonomi global dan meningkatnya ketegangan geopolitik, prospek ekonomi Indonesia pada 2026 dinilai tetap solid.

Chief Economist Danantara Indonesia Reza Yamora Siregar menilai, investor tetap perlu mencermati tiga risiko utama dari sisi global, yakni perlambatan ekonomi dunia, tensi geopolitik, serta potensi tekanan terhadap aset berbasis komoditas.

"Perspektif ini penting, khususnya bagi investor yang portofolionya bersentuhan dengan dinamika lintas negara," katanya dalam BRI Market Outlook 2026, ditulis pada Sabtu (13/12/2025).

PEXELS/TOM FISK Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2026.

Meski demikian, Reza menegaskan Indonesia memiliki fondasi domestik yang cukup kuat untuk menjaga momentum pertumbuhan.

Konsumsi rumah tangga yang solid dinilai masih menjadi penopang utama perekonomian nasional, sehingga ketergantungan terhadap dinamika global relatif lebih rendah dibandingkan sejumlah negara lain.

Selain itu, stabilitas inflasi juga dipandang berperan penting dalam menjaga daya beli masyarakat sekaligus menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Dengan inflasi yang terkelola, ruang kebijakan pemerintah dan otoritas moneter menjadi lebih fleksibel dalam merespons tekanan eksternal.

Optimisme terhadap ekonomi domestik turut diperkuat oleh mulai terasa dampak pelonggaran kebijakan moneter sepanjang 2025, serta arah kebijakan fiskal yang dinilai lebih tepat waktu dan transparan.

Sejumlah indikator menunjukkan risiko positif (upside risks) pada 2026 berpotensi lebih dominan dibandingkan tekanan negatif.

Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap berada di atas 5 persen, para pembicara sepakat bahwa Indonesia masih menawarkan peluang menarik.

Di tengah dunia yang bergerak penuh ketidakpastian, optimisme domestik dinilai menjadi jangkar penting bagi strategi investasi menuju 2026.

Tag:  #optimisme #domestik #jadi #penopang #investasi #tengah #tekanan #global