Bank Permata Catatkan Laba Bersih Setelah Pajak Tembus Rp 2,9 Triliun
- PT Bank Permata Tbk (BNLI) hingga kuartal III 2025 membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 2,9 triliun.
Direktur Utama Permata Bank Meliza M. Rusli mengatakan, sementara itu, laba bersih sebelum pencadangan (PPOP) bank menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi, yaitu 4,9 persen yoy menjadi Rp 5 triliun.
Adapun kinerja tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit, pendanaan, serta permodalan yang solid di tengah dinamika ekonomi global dan domestik.
"Berbekal fokus pada pertumbuhan berkelanjutan, transformasi digital, dan penguatan budaya kolaboratif, kami optimis dapat menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan sekaligus memperkuat kontribusi bagi perekonomian nasional.” ujar Meliza dalam keterangan resmi pada Rabu (29/10/2025).
Lebih lanjut dari sisi penyaluran kredit Permata Bank tumbuh 5,4 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp 158,9 triliun hingga September 2025.
Pertumbuhan terbesar berasal dari segmen korporasi yang naik 8,2 persen YoY menjadi Rp 93,9 triliun dan segmen komersial yang meningkat 10,4 persen YoY menjadi Rp 20,9 triliun.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah naik 6,9 persen YoY menjadi Rp 195,9 triliun, didorong pertumbuhan dana murah atau CASA sebesar 17,3 persen.
Rasio CASA pun meningkat menjadi 60,5 persen dari 55,1 persen pada periode yang sama tahun lalu. Adapun total aset Bank naik 5,7 persen YoY menjadi Rp 269,3 triliun.
Kualitas aset juga terjaga dengan baik. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross tercatat di level 2,1 persen dan loan at risk (LAR) sebesar 7 persen, turun dari 8 persen pada tahun sebelumnya.
Untuk mengantisipasi risiko kredit, Bank membentuk rasio pencadangan NPL coverage dan LAR coverage yang kuat, masing-masing di level 351 persen dan 107 persen.
Dari sisi likuiditas, Permata Bank mencatat rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 292,9 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebesar 132,9 persen pada akhir kuartal III 2025, jauh di atas ketentuan minimum regulator.
Sementara itu, rasio kecukupan modal (CAR) dan modal inti (CET-1) juga terjaga tinggi masing-masing di level 35 persen dan 26,8 persen.
Unit Usaha Syariah Permata Bank turut menunjukkan kinerja positif dengan laba operasional sebelum provisi sebesar Rp 598,6 miliar atau tumbuh 12 persen YoY.
Pertumbuhan tersebut didukung peningkatan pendapatan setelah distribusi bagi hasil sebesar 9,4 persen dan efisiensi biaya operasional. Simpanan nasabah UUS Permata Bank juga tumbuh menjadi Rp 26,9 triliun, dengan rasio CASA mencapai 66,1 persen, di atas rata-rata industri perbankan syariah nasional.
Permata Bank menegaskan komitmennya untuk terus tumbuh secara berkelanjutan melalui inovasi digital, penguatan tata kelola, serta dukungan terhadap ekonomi nasional.
Tag: #bank #permata #catatkan #laba #bersih #setelah #pajak #tembus #triliun