Tiktok Jadi Pengendali Tokopedia, Pengamat Pasar Modal Soroti Investasi Telkom di GoTo
Ilustrasi BEI. (Dok. JawaPos.com)
20:09
6 Pebruari 2024

Tiktok Jadi Pengendali Tokopedia, Pengamat Pasar Modal Soroti Investasi Telkom di GoTo

 

- Setelah akusisi Tokopedia oleh Tiktok, kerugian yang dicatatkan perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menuai banyak sorotan. Ekonom sekaligus pemerhati pasar modal, Yanuar Rizky mengatakan, pencatatan rugi non-operasional hingga Rp 80 triliun itu membuat investasi Telkom di Goto dipertanyakan. 

“Karena Tiktok begitu dia mengambil Tokopedia, dia selisih positif. Dia mencatatkan Goodwill. Nah Goodwillnya kan dicatatkan negatif di Gojek yang melepas gitu. Yang positif kan Tiktok. Jadi tidak ada duitnya memang. Memang hanya Tiktok lebih besar dari Goodwill-nya,” kata Yanuar, Selasa (6/1) 

Tapi yang menjadi perhatian serius Yanuar adalah perusahaan negara (BUMN) yang membenamkan investasi di GoTo. Ada uang Telkom di sana. Investasi Telkom melalui anak usahanya Telkomsel sudah digiring sejak pra IPO GoTo. Angan-angannya saat itu adalah Telkom atau Telkomsel ketiban untung saat berkongsi lewat investasi yang ada pada GoTo. Tapi kenyataannya kini tidak demikian. 

“Waktu Telkom via Telkomsel digiring masuk di pra-IPO Goto, skemanya adalah Perusahaan Ekosistem Digital. Itu pembenaran, setidaknya diutarakan Dirut Telkom di RDPU Panja Goto-Telkom di Komisi 6 DPR,” ujar Senior Auditor Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurutnya, ekonomi digital yang dimaksud itu apakah membangun jaringan infrastruktur teknologi untuk mendorong rakyat masuk dalam sistem nilai tambah industri. 

Yanuar juga menjelaskan, yang sangat paham betul dengan pasar modal, banyak startup atau perusahaan teknologi seperti GoTo yang ingin melantai di bursa hanya lah jualan valuasi. Yanuar meminta publik mengkritisi hal ini. Sebab, ada kontribusi perusahaan negara yang menyuntik suntik triliunan rupiah ke perusahaan masih rugi. 

“Apa penjelasannya kalo gini uang BUMN malah off-side di mainan gorengan saham, bukan sebagai agent of development mengangkat masalah kemiskinan struktural rakyatnya,” kata Yanuar. 

Lebih lanjut, Yanuar menambahkan. kinerja perusahaan GoTo tidak tergambarkan kepada publik seutuhnya. Bisnis sesungguhnya sejak GoTo berkeinginan melantai di bursa, urai Yanuar, seakan hanyalah bisnis jualan saham, bukan berdasarkan apa yang dibaca dari keuntungan bisnis perusahaan tersebut. 

Menurutnya, kalau mainan valuasi, ya ini bisnisnya jualan saham dengan harga digoreng pakai aksi korporasi, bukan dari deviden keuntungan bisnisnya. Karena bisa diuji inkonsistensi berpikirnya, waktu Pra IPO revaluasi Goodwill sesuai PSAK 22 dilakukan dengan merger Gojek dan Tokopedia, sehingga ada Goodwill. 

“Karena, setelah dimerger (Gojek - Tokopedia), sekarang dilepas lagi ke Tiktok. Dan, Tiktok lah yang dalam posisi revaluasi. Jadi, investasi Tiktok karena revaluasi lah, buktinya dilusi saham GoTo di tiktok. Jadi, ini makin menunjukan ekonomi digital yang dimaksud, adalah bisnis jualan saham bukan membangun ekosistem (digital). Dan, posisi pemegang saham GoTo dan uang BUMN Telkom via Telkomsel beli mahal ada disini dalam posisi unsecure,” ucap Yanuar. 

 

Diketahui, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengeluarkan laporan keuangan proforma dengan mengecualikan Tokopedia setelah resmi menyelesaikan transaksi pelepasan saham Tokopedia ke TikTok. Dalam laporan proforma tersebut, GOTO mencatatkan rugi Rp88,05 triliun di kuartal III/2023. 

 

GOTO menyebutkan rugi bersih sebesar Rp88,05 triliun pada angka proforma kinerja keuangan Grup GOTO tanpa Tokopedia per kuartal III/2023. Angka kerugian tersebut didapati setelah melakukan penyesuaian dan eliminasi lainnya sebesar Rp 81,3 triliun. Angka penyesuaian dan eliminasi lainnya sebesar Rp81,3 triliun tersebut memasukkan pembalikan goodwill sebesar Rp 76,6 triliun. 

 

Dengan hasil tersebut, rugi bersih GOTO periode berjalan dengan mengecualikan Tokopedia mencapai Rp88,05 triliun. Perlu dicatat, kerugian sebesar Rp 88,05 triliun tersebut merupakan hasil dari laporan laba-rugi proforma. Laporan proforma ini tidak menunjukan kinerja keuangan sesungguhnya dari Grup GOTO yang telah dilaporkan pada Oktober 2023.

 

 

Editor: Dimas Ryandi

Tag:  #tiktok #jadi #pengendali #tokopedia #pengamat #pasar #modal #soroti #investasi #telkom #goto

KOMENTAR