



Sentimen Warganet Berbalik Positif, Purbaya Mulai Petik Kepercayaan Publik
– Dalam waktu sebulan menjabat Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa mulai mengubah pandangan publik terhadap dirinya. Dari semula dipenuhi kritik dan sentimen negatif, kini warganet justru menilai kinerjanya makin konkret dan komunikatif.
Data Kompas Monitoring menunjukkan, sejak pelantikan pada 8 September hingga 13 Oktober 2025, sentimen positif terhadap Purbaya melonjak dari 23 persen menjadi 47 persen.
Sebaliknya, porsi sentimen negatif turun dari 55 persen menjadi 28 persen, sementara sentimen netral berada di angka 25 persen.
Pantauan ini dilakukan Litbang Kompas terhadap 25.511 unit data dari lima platform media sosial—Tiktok, Instagram, Facebook, Youtube, dan X—dengan kata kunci “Purbaya Yudhi Sadewa”.
Pergeseran sentimen ini mencerminkan perubahan persepsi publik terhadap gaya kerja dan kebijakan fiskal yang mulai dijalankan sang menteri.
Dari Gaya “Koboi” ke Aksi Cepat di Lapangan
Pada awal menjabat, sebagian warganet menilai gaya Purbaya terlalu spontan dan sulit dikendalikan. Sentimen negatif bahkan sempat mendominasi hingga 55 persen pada tiga hari pertama setelah pelantikannya.
Namun, persepsi itu mulai berubah setelah Purbaya menunjukkan langkah-langkah langsung di lapangan.
Salah satu momen yang banyak dibicarakan terjadi pada 19 September 2025, ketika ia secara mendadak menelepon Kring Pajak 1500200 untuk menguji kualitas layanan dan kesiapan petugas menjelaskan sistem perpajakan.
Aksi itu memicu perbincangan luas dan dianggap sebagai bukti bahwa pembenahan dimulai dari hulu pelayanan publik.
Sehari setelah kejadian, sentimen positif di media sosial melonjak hingga 76 persen—menjadi lonjakan harian tertinggi sepanjang sebulan pertama masa jabatannya.
Kebijakan Fiskal yang Mulai Berdampak
Selain aksi langsung di lapangan, pergeseran opini publik juga dipengaruhi oleh kebijakan fiskal yang mulai dirasakan dampaknya. Salah satunya adalah penempatan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun di bank-bank milik negara (Himbara).
Purbaya menegaskan kebijakan tersebut berjalan baik dan mulai memperkuat likuiditas sistem keuangan.
“Sudah bagus. Bank-bank pada ngebut-lah. Beberapa bahkan sudah minta tambahan lagi karena penyalurannya cepat,” ujar Purbaya seusai pertemuan dengan pelaku jasa keuangan di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Senin (13/10/2025).
Ia menambahkan, BRI dan BNI sudah mengajukan tambahan dana, sementara pemerintah masih memiliki cadangan kas sekitar Rp 250 triliun di Bank Indonesia.
Langkah ini, menurutnya, berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 5,5 persen pada triwulan IV-2025. “Triwulan keempat dan ke depan, kalau kebijakan tetap, ekonomi kita akan makin cepat tumbuhnya,” kata dia.
Enam Jurus Pajak untuk Kejar Target APBN
Optimisme publik juga meningkat seiring upaya Purbaya menutup kekurangan penerimaan pajak tahun 2025 yang masih jauh dari target.
Hingga Agustus 2025, realisasi penerimaan pajak baru Rp 1.135,4 triliun, atau 54,7 persen dari target APBN sebesar Rp 2.076,9 triliun.
Dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (22/9/2025), Purbaya memaparkan enam program “quick win” untuk mengungkit penerimaan pajak di sisa tahun.
Salah satunya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi agar setoran pajak meningkat tanpa menaikkan tarif, dengan menempatkan dana Rp 200 triliun di lima bank milik negara untuk memperluas peredaran uang primer (M0).
“Ada beberapa effort yang sedang kami jalankan. Saya yakin tidak ada masalah,” ujarnya.
Konsolidasi Paket Kebijakan Ekonomi Nasional
Publik juga menilai koordinasi Purbaya dengan kementerian lain semakin solid. Bersama Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Purbaya ikut meluncurkan Program Paket Ekonomi 2025 di Istana Kepresidenan, 15 September 2025.
Paket ini mencakup delapan program akselerasi di 2025, empat program lanjutan di 2026, serta lima program yang berfokus pada penyerapan tenaga kerja.
Salah satunya memperluas fasilitas PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk sektor pariwisata, hotel, restoran, dan kafe dengan target 552.000 pekerja.
Selain itu, pemerintah juga menyalurkan bantuan pangan 10 kilogram beras untuk Oktober–November 2025, memberikan subsidi jaminan sosial bagi 731.361 pekerja informal, serta menurunkan bunga program perumahan BPJS Ketenagakerjaan.
Pemerintah juga memperpanjang tarif PPh final 0,5 persen untuk UMKM hingga 2029.
Dari Sentimen Negatif ke Optimisme Baru
Ketika pertama kali menjabat, Purbaya sempat menghadapi skeptisisme publik. Berdasarkan analisis Kompas Monitoring pada 8–10 September 2025 terhadap 20.500 unggahan dan komentar, 55 persen sentimen warganet bernada negatif, 23 persen positif, dan 22 persen netral.
Namun, tren kini berbalik. Purbaya dianggap menunjukkan gaya kerja cepat, transparan, dan langsung menyentuh persoalan mendasar—terutama di bidang pelayanan pajak dan likuiditas ekonomi.
Perubahan persepsi ini menandai bahwa sebagian besar publik mulai memberi ruang kepercayaan baru bagi Menteri Keuangan yang dikenal tegas namun terbuka terhadap evaluasi tersebut.
Sumber: Mengapa Purbaya Mendapat Sentimen Positif yang Kian Tinggi dari Warganet?
Tag: #sentimen #warganet #berbalik #positif #purbaya #mulai #petik #kepercayaan #publik