Investor Muda di Malang Melonjak, OJK Catat 1.000 Tiap Bulan
Kepala OJK Malang, Farid Falatehan.(KOMPAS.com/ Nugraha Perdana )
10:16
7 Oktober 2025

Investor Muda di Malang Melonjak, OJK Catat 1.000 Tiap Bulan

– Antusiasme generasi muda terhadap investasi tengah meningkat pesat di Malang Raya. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang mencatat, setiap bulan rata-rata ada 1.000 investor baru yang bergabung, sebagian besar berasal dari kalangan mahasiswa dan anak muda di bawah usia 30 tahun. Tren ini sekaligus menjadi sinyal positif bagi tumbuhnya literasi keuangan di daerah, meski masih dibayangi risiko maraknya investasi ilegal.

Kepala OJK Malang, Farid Faletehan, menjelaskan bahwa total investor baru sepanjang tahun 2025 ini telah mencapai 13.000 orang.

"Kami meyakini sebagian besar merupakan anak muda atau mahasiswa. Ini sejalan dengan data nasional di mana 54 persen dari total 18 juta investor pasar modal adalah generasi muda di bawah 30 tahun," ujar Farid usai kegiatan Financial Literacy for Young Youth di Universitas Brawijaya, Senin (6/10/2025).

Di tengah pesatnya pertumbuhan investor muda, OJK secara proaktif juga menggencarkan literasi keuangan untuk membentengi pemuda-pemuda dari jerat investasi ilegal atau bodong.

Menurut Farid, tingginya minat investasi di kalangan muda seringkali tidak diimbangi dengan pemahaman yang memadai, menjadikan mereka sasaran empuk penipuan digital.

"Banyak anak muda tergiur iming-iming hasil tinggi dan instan. Padahal, di baliknya ada risiko penipuan," katanya.

Selain itu, data yang ada menunjukkan dari 1.743 pengaduan layanan keuangan yang diterima di wilayah Malang Raya, sebanyak 11,36 persen di antaranya merupakan kasus penipuan.

Secara nasional, data dari IASC (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System) mencatat kerugian akibat penipuan finansial mencapai Rp 5,6 triliun dari 264 ribu laporan yang masuk.

"Inilah momen di Bulan Inklusi Keuangan untuk kami tekankan, ini lho investasi yang benar dan diawasi OJK. Tapi kuncinya harus belajar," tambah Farid.

Farid menjelaskan, kegiatan literasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai investasi legal. Dengan menghadirkan narasumber ahli dari Bursa Efek Indonesia, dan praktisi seperti Piyu (gitaris band Padi), maka mahasiswa dapat belajar dan langsung membuka rekening saham di lokasi.

"Kami ingin menunjukkan bahwa investasi itu terjangkau. Cukup dengan Rp 100.000, mahasiswa sudah bisa membeli saham di pasar modal. Kami ajarkan bagaimana prosesnya," jelasnya.

Farid berpesan agar mahasiswa mulai membangun kebiasaan keuangan yang sehat sejak dini sebagai fondasi untuk mencapai kemandirian finansial.

"Catat pengeluaran bulanan kalian dan disiplin sisihkan minimal 10 persen untuk berinvestasi. Jangan mudah tergoda dengan kemudahan paylater yang konsumtif," katanya.

Selain itu, Farid juga menyoroti data literasi keuangan nasional tahun 2025 yang menunjukkan adanya kesenjangan, di mana tingkat inklusi keuangan sebesar 86 persen lebih tinggi daripada tingkat literasi yakni 66 persen.

Artinya, menurutnya banyak masyarakat yang sudah menggunakan produk keuangan tanpa memahaminya secara penuh, sehingga rentan menjadi korban.

"Dengan edukasi yang masif, kami berharap generasi muda tidak hanya menjadi investor, tetapi investor yang cerdas, paham risiko, dan mampu merencanakan masa depan keuangannya dengan baik," pungkasnya.

Tag:  #investor #muda #malang #melonjak #catat #1000 #tiap #bulan

KOMENTAR