Harga Emas Cetak Rekor, Bagaimana Prospek Saham Merdeka Gold (EMAS) dan Bumi Resources (BRMS)?
Ilustrasi saham, pasar saham, transaksi saham. (SHUTTERSTOCK/JIRAPONG MANUSTRONG)
07:44
7 Oktober 2025

Harga Emas Cetak Rekor, Bagaimana Prospek Saham Merdeka Gold (EMAS) dan Bumi Resources (BRMS)?

– Harga emas dunia menembus rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) ke level 3.900 dollar Amerika Serikat (AS) per ons pada perdagangan Senin (6/10/2025) waktu AS.

Lonjakan ini membuat saham-saham sektor emas kembali menarik perhatian investor, termasuk saham PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) di Bursa Efek Indonesia.

Analis sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, menilai potensi kapitalisasi pasar EMAS untuk melampaui BRMS cukup besar.

“Hal ini didorong oleh dua faktor utama, yakni cadangan emas EMAS yang jauh lebih besar serta kapasitas produksi yang lebih agresif,” kata Hendra dalam keterangan tertulis, Selasa (7/10/2025).

Ia menjelaskan, EMAS memiliki cadangan emas sebesar 7 juta ons, lebih tinggi dari BRMS yang mencapai 5,1 juta ons. Angka ini menempatkan EMAS sebagai salah satu pemain besar di bursa, setelah Freeport dan Amman Mineral.

Dengan proyeksi produksi 495.000 ons per tahun, EMAS berpeluang menjadi produsen emas terbesar ketiga di Indonesia. Kapitalisasi pasarnya kini sekitar Rp 501 triliun, masih di bawah BRMS yang mencapai Rp 720 triliun.

Meski begitu, valuasi EMAS dinilai masih menyimpan potensi pertumbuhan, seiring ekspansi produksi dan peningkatan pendapatan yang diproyeksikan mencapai 519 juta dollar AS pada 2029.

“Jika momentum ini terus berlanjut, sangat mungkin EMAS menyalip BRMS dari sisi kapitalisasi pasar dalam jangka menengah, apalagi dengan potensi masuknya ke MSCI Index yang akan mendorong aliran dana asing,” ujar Hendra.

Di sisi lain, BRMS tetap menarik untuk jangka pendek berkat momentum harga emas dunia yang melampaui 3.800 dollar AS per ons, serta sentimen positif dari masuknya saham ini ke VanEck Gold Miners ETF (GDX).

BRMS juga mencatat prospek pertumbuhan kuat dengan proyeksi laba bersih 106 juta dollar AS pada 2026 dan peningkatan produksi ke 94.900 ons. Namun valuasinya sudah tinggi, dengan price to earnings ratio (PER) mencapai 80 kali dan price to book value (PBV) sekitar 6 kali.

“Sehingga penguatan berikutnya akan lebih bergantung pada realisasi produksi dan stabilitas harga emas dunia,” ucap Hendra.

Ia menambahkan, bila proyek Pani Gold EMAS berjalan sesuai rencana dan harga emas bertahan di atas 3.500 dollar AS, EMAS berpotensi memiliki kapitalisasi pasar lebih besar dibanding BRMS.

Namun untuk jangka pendek, BRMS masih unggul karena momentum teknikal dan katalis ETF global yang kuat, dengan potensi harga kembali menguji rekor tertingginya di Rp 1.025.

Sementara itu, EMAS berpeluang naik menuju Rp 4.950 bila berhasil menarik minat investor institusional dan asing.

“Secara keseluruhan, keduanya sama-sama prospektif, namun EMAS unggul dalam kekuatan fundamental jangka panjang, sementara BRMS unggul dalam momentum jangka pendek,” tutup Hendra.

Harga emas dunia mencetak rekor baru ini di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), serta meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan politik di AS, Prancis, dan Jepang.

Tag:  #harga #emas #cetak #rekor #bagaimana #prospek #saham #merdeka #gold #emas #bumi #resources #brms

KOMENTAR