

Ilustrasi dunia blockchain (Dok. iStockphoto)


Tantangan dan Peluang Menerapkan DCF dalam Penilaian Protokol Blockchain
- Seiring meningkatnya adopsi aset digital oleh institusi dan munculnya produk-produk investasi baru seperti ETF Ethereum Spot, pertanyaan tentang bagaimana menilai nilai wajar token kripto semakin penting.
Tidak seperti saham yang mewakili kepemilikan ekuitas, banyak token blockchain tidak memiliki model penilaian tradisional yang mapan. Oleh karena itu, pendekatan berbasis fundamental mulai dilirik untuk memberikan landasan analisis yang lebih akurat. Salah satu pendekatan yang kini mulai dilirik adalah penggunaan teori arus kas terdiskonto (Discounted Cash Flow/DCF), metode klasik yang telah digunakan selama lebih dari tiga dekade dalam menilai perusahaan publik seperti Microsoft. Kini, pendekatan ini tengah diuji dalam konteks protokol sumber terbuka dan terdesentralisasi seperti Ethereum. Laporan Van Eck bahkan menyebut potensi valuasi Ethereum mencapai USD 154.000 per token pada 2030, dengan asumsi fundamental yang mendukung. Menggunakan DCF untuk protokol seperti Ethereum mengharuskan analis mengidentifikasi arus kas dari aktivitas jaringan, biaya transaksi, insentif staking, dan layanan berbasis protokol. Seperti Microsoft mendapat pemasukan dari lisensi dan layanan cloud, Ethereum juga memperoleh pendapatan dari ekosistem yang tumbuh di atasnya. Namun, pendekatan ini menghadapi tantangan besar. Ketidakpastian asumsi jangka panjang, regulasi, dan dinamika teknologi menjadikan estimasi nilai terminal sebagai proses kompleks. Sejarah juga mencatat kesalahan valuasi era dotcom, ketika popularitas bukan fundamental menjadi acuan. Pelajaran penting dari valuasi perusahaan internet kini menjadi acuan untuk menilai proyek blockchain. Investor perlu membedakan aset seperti Bitcoin (store of value), Ethereum (open-source OS), dan token spekulatif seperti Shiba Inu. Klasifikasi ini penting agar pendekatan DCF bisa diterapkan secara tepat. Dengan makin banyaknya protokol yang menunjukkan arus kas nyata, pendekatan fundamental seperti DCF kemungkinan besar akan menjadi standar baru dalam menilai token. Ini menandai perubahan penting dalam dunia investasi kripto dari spekulasi menuju analisis berbasis data dan pendapatan riil. Meskipun belum sempurna, penerapan DCF membuka jalan bagi pendekatan penilaian yang lebih masuk akal dalam dunia blockchain. Seiring meningkatnya adopsi institusional dan lahirnya produk investasi seperti ETF, pemahaman mendalam terhadap fundamental proyek token menjadi kunci bagi investor masa depan.
Editor: Candra Mega Sari
Tag: #tantangan #peluang #menerapkan #dalam #penilaian #protokol #blockchain