Alur Pelabuhan Pulau Baai Bisa Dilewati Kapal Akhir Juni, Pulau Enggano Tak Lagi Terisolasi?
Warga Pulau Enggano menyusun pisang di atas kapal. Beratnya kondisi ekonomi di pulau akibat pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai memaksa warga menyewa kapal secara patungan untuk mengirim hasil bumi ke luar pulau. (POTO: AMAN Bengkulu).(KOMPAS.COM/FIRMANSYAH)
12:40
20 Juni 2025

Alur Pelabuhan Pulau Baai Bisa Dilewati Kapal Akhir Juni, Pulau Enggano Tak Lagi Terisolasi?

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan moda transportasi laut kembali aktif di alur Pelabuhan Pulau Baai, Provinsi Bengkulu, pada akhir Juni 2025, setelah pengerukan pendangkalan di kawasan itu mencapai kedalaman tertentu.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Muhammad Masyhud, mengatakan, saat ini proses normalisasi Alur Pelabuhan Pulau Baai terus dilakukan oleh PT Pelindo Regional 2, Bengkulu.

Sehingga ditargetkan di akhir bulan ini kapal sudah bisa keluar masuk, terutama pengangkut bahan bakar minyak (BBM) milik PT Pertamina (Persero).

“Mengacu timeline dan progres sampai saat ini, Insya Allah akhir bulan kedalaman akan sudah cukup memadai untuk keluar-masuk kapal, khususnya kapal pengangkut BBM Pertamina,” ujar Masyhud ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (20/6/2025).

“Pekerjaan pengerukan terus dilakukan oleh PT Pelindo dengan menggunakan alat dan metode yang sesuai kondisi, dipantau oleh Sekretariat Wapres,” paparnya.

Senada, General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu, S. Joko, menjelaskan, normalisasi Alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu sudah dimulai sejak awal April 2025 dengan menggunakan peralatan yang tersedia di Provinsi Bengkulu.

Selanjutnya, Pelindo mendatangkan kapal keruk dengan kapasitas lebih besar, yakni CSD Costa Fortuna 3 dan AHT Costa Fortuna 5 yang tiba pada 22 Mei 2025 lalu.

Setelah melakukan berbagai persiapan, kedua kapal melakukan pengerukan alur pelayaran hingga sekarang.

Diperkirakan pada akhir bulan Juni kapal dengan draft kecil dapat melewati alur, namun bergantung pada kondisi alam seperti cuaca dan gelombang laut besar yang dapat menunda prosesnya.

“Jalur logistik dapat dipasok via darat dari provinsi sekitar seperti dari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan,” ucap Joko kepada Kompas.com saat dihubungi.

Khusus penumpang dari dan menuju Pulau Enggano, lanjut Joko, mereka diangkut dengan kapal kecil milik Pelindo, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Basarnas, TNI AL, dan Polairud dari dermaga pelabuhan menuju KMP Pulo Tello di area labuh dan sebaliknya.

Warga di Pulau Enggano, Bengkulu, kini terisolasi dan mengalami permasalahan ekonomi yang serius imbas mandeknya akses transportasi laut sejak Maret 2025 lalu.

Dalam delapan bulan terakhir, pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu, menyebabkan terganggunya layanan kapal laut ke Pulau Enggano.

Malangnya, saat transportasi laut berhenti beroperasi sementara, masyarakat justru tidak punya jalur alternatif lain.

Di Pulau Enggano, satu-satunya akses yang digunakan masyarakat adalah Kapal Pulo Tello. Namun, transportasi laut reguler ke pulau tersebut tak bisa beroperasi karena pendangkalan alur.

Sejak Maret lalu, ratusan petani pun memilih tidak memanen hasil kebun mereka karena tidak adanya jalur distribusi dan harga jual yang jatuh.

Tag:  #alur #pelabuhan #pulau #baai #bisa #dilewati #kapal #akhir #juni #pulau #enggano #lagi #terisolasi

KOMENTAR