Saham Tambang BUMN Bagi Dividen Besar, Bagaimana Prospeknya?
Ilustrasi dividen. Sebanyak 14 emiten akan memasuki masa cumulative date atau cum date pada hari ini, Rabu (11/6/2025) ()
07:28
15 Juni 2025

Saham Tambang BUMN Bagi Dividen Besar, Bagaimana Prospeknya?

Sebanyak tiga emiten tambang milik negara akan membagikan dividen kepada investor. Dua di antaranya tercatat membagikan dividen dalam jumlah besar.

Ketiganya adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS).

Keputusan pembagian dividen diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk Tahun Buku 2024 yang digelar Kamis, 12 Juni 2024.

ANTM akan membagikan dividen senilai Rp 3,6 triliun atau Rp 151,77 per saham. Jumlah ini setara 100 persen dari laba bersih 2024. Angka ini juga sama seperti rasio dividen atau dividend payout ratio (DPR) pada tahun sebelumnya.

Harga saham ANTM ditutup di level Rp 3.170 pada Kamis, 12 Juni 2025. Turun 110 poin atau 3,35 persen dibandingkan hari sebelumnya. Dengan harga itu, imbal hasil dividen atau dividend yield mencapai 4,78 persen.

PTBA membagikan dividen sebesar Rp 3,8 triliun atau Rp 332 per saham. Rasio pembagiannya setara 75 persen dari laba bersih. Nilai ini sama seperti DPR tahun sebelumnya.

Harga saham PTBA ditutup di Rp 2.980 atau turun 1 persen dibandingkan hari sebelumnya. Dengan harga tersebut, yield dividen PTBA mencapai 11,14 persen.

TINS akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 474,65 miliar atau sekitar Rp 63,73 per saham. Rasio bagi hasilnya 40 persen. Harga saham TINS ditutup di Rp 1.160, menghasilkan yield 5,49 persen.

Prospek dan Rekomendasi Saham

Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menilai dividen ANTM masih solid karena kas perusahaan mampu menutup kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang mencapai Rp 3,7 triliun. Laba bersih ANTM juga melonjak 794 persen secara tahunan pada kuartal I 2025.

PTBA membagikan dividen jumbo meski capex 2025 naik tiga kali lipat menjadi Rp 7,2 triliun. Menurut Audi, hal ini bisa membuat PTBA sulit menjaga rasio pembagian dividen di level 100 persen.

Untuk TINS, keputusan membagikan dividen mengikuti pola historis. Laba bersih perusahaan melonjak 363 persen secara tahunan pada 2024.

 

Audi menilai ANTM dan TINS masih punya prospek cerah. Harga emas naik ke level US$ 3.120 per troy ounce dan harga timah rebound ke US$ 35.000 per ton pada kuartal I 2025. Sentimen positif juga datang dari proyek kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan hilirisasi.

Namun, ia mengingatkan risiko oversupply nikel masih membayangi pasar.

Sebaliknya, prospek PTBA dinilai kurang menarik. Harga batu bara stagnan dari US$ 124 per ton menjadi US$ 104 per ton di akhir kuartal I. Capex besar untuk proyek rel dan hilirisasi batu bara (Dimethyl Ether/DME) juga bisa menekan arus kas.

Audi merekomendasikan:

Beli ANTM, target harga Rp 3.450 per saham

Trading buy TINS, target harga Rp 1.370 per saham

Tahan PTBA, target harga Rp 3.100 per saham

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, menilai ANTM tetap menarik. Permintaan emas dan nikel masih tinggi, apalagi didorong sektor EV dan ekspansi smelter nikel.

Prospek PTBA sangat tergantung pada permintaan batu bara, terutama dari Tiongkok dan India. Untuk TINS, ia menyarankan investor tetap mencermati fluktuasi harga komoditas.

Rekomendasi dari Indy:

Buy on weakness ANTM, target Rp 3.800–4.000

Beli PTBA, target Rp 3.100

Speculative buy TINS, target Rp 1.365

Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, juga menyarankan buy on weakness untuk ANTM dengan target harga di level support Rp 3.600 per saham.

Pendapat serupa disampaikan Founder WH-Project, William Hartanto. Ia menyarankan:

Beli ANTM, target Rp 3.600–3.800

Beli PTBA, target Rp 3.140–3.300

 

Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul 3 Saham Tambang Pemerintah Akan Bayar Dividen Jumbo, Mana yang Layak Beli / Jual?

Tag:  #saham #tambang #bumn #bagi #dividen #besar #bagaimana #prospeknya

KOMENTAR