



Soal Data Penduduk Miskin Indonesia dari Bank Dunia, Bos Danantara: Parameter Mereka Mungkin untuk Negara Maju...
Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Danantara, Rosan P. Roeslani, merespons soal Indonesia yang dilaporkan menduduki peringkat keempat negara dengan penduduk miskin terbanyak di dunia.
Laporan itu berdasarkan data yang disampaikan oleh World Bank (Bank Dunia) baru-baru ini.
Rosan bilang, dalam laporannya, Bank Dunia memakai standar perhitungan yang berbeda dengan standar yang menjadi acuan negara-negara berkembang.
"Itu mereka pergunakan perhitungan dengan standar yang baru dan (beda) negara-negara berkembang. Correct me if I'm wrong. Jadi, batasannya mereka adalah 8,5 dollar AS per day. Sedangkan kita pakai 2 dollar AS, ya (sekitar) 3,25 dollar AS," ujar Rosan di acara Meet the Leaders yang digelar di Universitas Paramadina, Jakarta, Jumat (13/6/2025).
"Jadi, taraf hidupnya kan memang berbeda. Kita masih negara berkembang, mereka memakai (parameter) mungkin untuk negara maju," ungkapnya.
Namun, jika ditelusuri lebih lanjut pendapatan per kapita penduduk Indonesia menurutnya bisa mencapai lebih dari 5.000 dollar AS per tahunnya atau setara Rp 81,3 juta (asumsi kurs Rp 16.270).
Diperkirakan, mendekati 2045 mendatang pendapatan perkapita Indonesia bisa mencapai 12.500 dollar AS atau setara Rp 203,3 juta per tahun.
"Jadi, ya ini beda parameter. Karena kalau dipakai parameter yang negara-negara maju, ya pasti akan beda. Karena income per capita mereka juga beda. Living expenses mereka juga jauh lebih tinggi. Jadi, hal itu memang membuat perhitungan yang berbeda mengenai angka kemiskinan," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, Data Bank Dunia dalam Macro Poverty Outlook edisi April 2025 melaporkan Indonesia berada di peringkat keempat dalam daftar negara dengan persentase penduduk miskin terbanyak selama tahun 2024, yakni mencapai 60,3 persen.
Berdasarkan standar Bank Dunia, acuan garis kemiskinan untuk kategori negara dengan pendapatan menengah ke atas (upper middle income country) adalah 6,85 dollar AS per kapita per hari, setara dengan Rp 113.234 per hari.
Bank Dunia juga memiliki standar garis kemiskinan berdasarkan tingkat kemiskinan internasional (international poverty rate), yakni senilai 2,15 dollar AS per kapita per hari atau sekitar Rp 35.540.
Sementara itu, batasan garis kemiskinan untuk golongan negara dengan pendapatan menengah ke bawah (lower middle income country) adalah 3,65 dollar AS per kapita per hari atau sekitar Rp 60.336.
Sebagai catatan, Bank Dunia menempatkan Indonesia ke dalam golongan negara dengan pendapatan menengah ke atas.
Artinya, penilaian kemiskinan Indonesia menggunakan batas 6,85 dollar AS per kapita per hari.
Di atas Indonesia ada Afrika Selatan, Namibia dan Bostwana yang berada di benua Afrika.
Negara-negara Asia Tenggara lain tidak ada yang masuk dalam daftar 10 persen negara dengan penduduk miskin terbanyak dunia.
Setelah Indonesia, ada sejumlah negara di Amerika Selatan, Eropa Timur dan Afrika Lainnya yang masuk peringkat 10 negara dengan persentase penduduk miskin terbanyak.
Antara lain Guatemala, Armenia, Georgia Fiji dan Gabon.
Bank DuniaAngka kemiskinan Indonesia melonjak
Sementara itu, per Juni 2025, Bank Dunia mengubah penghitungan standar garis kemiskinan dan ketimpangan.
Atas perubahan tersebut, angka kemiskinan Indonesia melonjak drastis.
Mengutip dokumen Bank Dunia yang berjudul "June 2025 Update to the Poverty and Inequality Platform (PIP)", Bank Dunia mengubah penghitungan dari purchasing power parities (PPP) 2017 menjadi PPP 2021 yang telah dipublikasikan pada Mei 2024 oleh International Comparison Program.
Dengan mengadopsi PPP 2021, tiga garis kemiskinan global mengalami perubahan dari PPP 2017.
Sebab, metode konversi yang menyesuaikan daya beli antarnegara berbeda antara PPP 2017 dan PPP 2021.
Sebagai informasi, PPP menentukan perbandingan harga barang dan jasa yang sama di berbagai negara setelah nilai tukar disesuaikan.
Namun, nilai dollar AS yang digunakan pada PPP bukanlah kurs nilai tukar yang berlaku saat ini, melainkan paritas daya beli.
Adapun perubahannya meliputi international poverty line untuk menghitung tingkat kemiskinan ekstrem, yang berubah dari 2,15 dollar AS menjadi 3 dollar AS per orang per hari.
Kemudian, untuk negara-negara berpendapatan menengah bawah (lower-middle income) berubah dari 3,65 dollar AS menjadi 4,20 dollar AS per orang per hari, dan untuk negara-negara berpendapatan menengah atas (upper-middle income) berubah dari 6,85 dollar AS menjadi 8,30 dollar AS per orang per hari.
Akibatnya, jumlah penduduk miskin di berbagai negara dan wilayah mengalami kenaikan signifikan.
Pada 2023, Indonesia memiliki pendapatan nasional bruto (Gross National Income/GNI) 4.810 dollar AS.
Dengan demikian, Indonesia masuk dalam kategori negara menengah atas menurut Bank Dunia, yang klasifikasi GNI-nya 4.466-13.845 dollar AS per kapita.
Itu artinya, penghitungan penduduk miskin Indonesia mengikuti standar negara-negara berpendapatan menengah atas, yang meningkat dari 6,85 dollar AS menjadi 8,30 dollar AS per orang per hari.
Kemudian, menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia mencapai 285,1 juta jiwa pada pertengahan tahun 2024.
Dengan demikian, mengacu pada perhitungan PPP 2021, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 68,25 persen dari total penduduk pada 2024 atau 194,67 juta jiwa.
Angka tersebut meningkat dibandingkan perhitungan menggunakan PPP 2017 yang sebanyak 60,25 persen dari total penduduk Indonesia atau 171,74 juta jiwa.
Tag: #soal #data #penduduk #miskin #indonesia #dari #bank #dunia #danantara #parameter #mereka #mungkin #untuk #negara #maju