



Rupiah Berpotensi Tertekan, Investor Pantau Perundingan AS-China
– Nilai tukar rupiah diproyeksikan mengalami tekanan seiring perundingan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Analis Mata Uang Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan rupiah akan melemah terhadap dollar AS.
Investor disebut mengantisipasi hasil positif dari negosiasi yang kembali memanas usai pernyataan Donald Trump.
Dollar AS juga tercatat mengalami rebound signifikan dalam satu jam terakhir. Jika hasil perundingan membuahkan hasil baik, dollar AS bisa menguat dalam jangka pendek.
“Namun selanjutnya bisa berbalik mendukung rupiah. Rilis data cadangan devisa Indonesia akan memengaruhi pergerakan hari ini,” kata Lukman kepada Kompas.com, Selasa (10/6/2025).
Rupiah diproyeksikan bergerak di kisaran Rp 16.250 sampai Rp 16.350 per dollar AS.
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra menyebut data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat malam memberi sentimen positif ke dollar AS.
Data Non Farm Payrolls (NFP) bertambah 139.000, melebihi ekspektasi 130.000. Upah per jam tumbuh 0,4 persen, di atas ekspektasi 0,3 persen.
Data ini mencerminkan ketangguhan ekonomi AS di tengah tekanan tarif Trump.
Sementara itu, pasar masih menunggu hasil lanjutan dari perundingan dagang AS-China yang berlangsung di London. Selama menanti hasil, dolar AS diperkirakan masih dalam fase konsolidasi.
Ariston menambahkan, lima paket stimulus pemerintah Indonesia bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
“Potensi pelemahan rupiah ke arah 16.330, dengan support di kisaran 16.250 hari ini,” ujar Ariston.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.13 WIB, rupiah berada di posisi Rp 16.289 per dollar AS. Angka ini menguat tipis 2 poin (0,01 persen) dibanding penutupan sebelumnya di Rp 16.291.
Kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor) pada Kamis (5/6/2025) tercatat Rp 16.277 per dollar AS, menguat dibanding Rabu (4/6/2025) yang sebesar Rp 16.305.
Tag: #rupiah #berpotensi #tertekan #investor #pantau #perundingan #china