Kisah Sukses Bisnis Blangkon Creative, Tarik Minat Wisatawan Malioboro dengan Busana Jawa
Blangkon Creative adalah salah satu usaha yang menyediakan jasa foto dan sewa busana baju adat bagi wisatawan yang berada di kawasan Malioboro.(KOMPAS.com/ AGUSTINUS RANGGA RESPATI)
08:04
16 Februari 2025

Kisah Sukses Bisnis Blangkon Creative, Tarik Minat Wisatawan Malioboro dengan Busana Jawa

Sore itu, beberapa pelancong di kawasan Malioboro, Yogyakarta tampil mencolok dengan busana jawa lengkap dan berjalan di tengah-tengah riuhnya jalan. Beberapa berpose di depan kamera dengan aksesoris seperti payung dan keris.

Semua spot unik di kawasan jalan Malioboro tak luput jadi lokasi untuk mengabadikan momen tersebut. Tak berselang lama, wistawan lain datang dengan busana yang tak kalah mencuri perhatia, mengantri untuk spot-spot foto idaman.

Blangkon Creative adalah salah satu usaha yang menyediakan jasa foto dan sewa busana baju adat bagi wisatawan yang berada di kawasan Malioboro.

Tekattono merintis usahanya tersebut sejak 2017. Bermula dari kaki lima, ia memang yang memiliki keteratarikan dengan seni budaya dan tradisi Jawa memilih untuk melestarikan budaya melalui busana Jawa.

Jauh sebelumnya menjadi bisnis jasa sewa busana dan foto Blangkon Creative, Pak Te panggilan akrabnya adalah seorang pensiunan Satpol PP Kota Yogyakarta yang merintis usaha jual pakaian adat.

"Saya timbul niat jualan pakaian komplit seperti ini. Cuma sistemnya, kalau ada yang misalnya beli blangkon, saya dandani busana komplit, dengan selfie, (bayaran) sukarela," kata dia ketika ditemui di kawasan Gedung Merah Malioboro.

Setelah bisnis Pak Te berjalan pesat, ternyata ia menyadari adanya kekurangan, yaitu hasil foto yang ditangkap gawai kerap kali kurang memuaskan.

Untuk itu, ia yang merupakan warga asli Kampung Pajeksan, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta memiliki ide untuk merangkul anak muda menjadi fotografer untuk membantu pengunjung mengabadikan momen dengan busana miliknya.

"Saya peduli dengan pemuda yang nganggur-nganggur itu, saya tarik jadi fotografer. Pendidikannya otodidak, yang senior ngajarin yang junior," terang dia.

Ia juga menyediakan Koperasi Pokoke Blangkon pada 2017. Koperasi ini telah didaftarkan ke Dinas Kebudayaan Yogyakarta dan diakui menjadi salah satu pelestari budaya adat jawa.

Usaha Blangkon Creative ini lambat laut mulai menemukan pasarnya sendiri. Usaha kaki lima yang semua berada di pinggir jalan Malioboro mulai bergeser ke rumahnya yang terletak di perkampungan Pajeksan.

Namun, animo pengunjung yang ingin menyewa pakaian dan foto di Jalan Malioboro itu masih tak tertampung. Alhasil, ia menyewa sebuah tempat di Gedung Merah Malioboro untuk tempat usahanya.

Pak Te menceritakan, dalam sehari mampu menerima 100 pengunjung yang ingin menyewa pakaian adat di tempatnya. Adapun, ketika masa liburan datang, tak kurang dari 400 pengunjung bisa meminjam busana di tempatnya.

"Kalau rata-rata 100 pengunjung, sebulan bisa sampai 3.000, kali 12 bulan itu, kami bisa menyerap pengunjung. Apalagi kalau hari libur itu kami kewalahan," ungkap dia.

Pengunjung yang ingin menyewa kostum di Blangkon Creative bisa merogoh kocek Rp 40.000 untuk satu set busana premium. Sementara itu, pengunjung bisa menebus satu file foto seharga Rp 5.000.

"Misalnya kalau dua cowok cewek itu minimal 20 file minimal. Berarti Rp 180.000 sudah dapat busana, 20 file foto, durasi foto kurang lebih 30 menit," ujar dia.

Adapun, secara total nilai seluruh kostum yang dimiliki mulai dari alas kaki hingga aksesoris kepala, sampai keris memiliki nilai total Rp 400 juta. Aset Blangkon Creative masih ditambah dengan kepemilikan kamera yang harga satuannya bisa mencapai Rp 40 juta.

Melalui bisnis Blangkon Creative ini, Pak Te mampu membuka lapangan pekerjaan untuk sekitar 30-an orang.

Dalam pengembangan bisnis, Pak Te menyadari pentingnya menambah modal usaha. Untuk itu, Blangkon Creative masih menjalin hubungan yang baik sejak empat tahun lalu dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mendapatkan penjaminan dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).

"(Pembiayaan) ada yang Rp 100 juta, ada yang Rp 50 juta, tergantung kebutuhan. Nanti biasanya 2 tahun sudah dilunasi, terus langsung turun lagi yang baru," terang dia.

Dalam rentang masa tersebut, ia telah berulang kali mengajukan kredit dan pendanaan dari BRI.

"Sampai klenger Mas, dalam arti kalau sudah tutup gali lagi, tutup, gali lagi," pungkas dia.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) Syafruddin mengatakan, program KUR yang diluncurkan oleh pemerintah dan didukung oleh Askrindo berperan dalam peningkatan kapasitas UMKM.

“Pemerintah melalui KUR ini membantu permodalan dan juga membantu membuka lapangan kerja,” ungkap dia.

Dalam penyaluran KUR, Syafruddin bilang, Askrindo berperan sebagai substitusi kolateral sekaligus penutup kekurangan bagi pihak-pihak terjamin.

Menurut dia, agunan atau kolateral (collateral) merupakan kriteria yang paling sulit dipenuhi oleh UMKM saat mengajukan kredit.

Lembaga keuangan seperti perbankan sendiri mengenal sekurang-kurangnya empat kriteria yang perlu dipenuhi sebelum penyaluran kredit seperti kapasitas rasio utang terhadap pendapatan (capacity), riwayat utang (character), persyaratan bunga dan jumlah pinjaman (condition), serta modal (capital).

“Askrindo yang menjamin UMKM ini biar banknya mau mengucurkan kreditnya. Jadi, tanpa kolateral, bank ini tidak mau memberikan bantuan teknis, sehingga Askrindo menjadi pengganti kolateral, sehingga menjadi layak diberikan bantuan teknis,” papar dia.

Adapun, penyaluran KUR yang disertai dukungan Askrindo sebagai lembaga penjamin atau collateral subtitution institution menunjukkan upaya pemerintah untuk memperkuat UMKM dan menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Hal ini merupakan salah satu visi pemerintah yang terkandung dalam Asta Cita Nomor 3 yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto.

Syafruddin berharap, upaya Askrindo ini dapat membantu UMKM naik kelas dengan memperluas outlet dan lini penjualan mereka.

“Askrindo bangga bisa menjamin UMKM. Kami harap kami bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemudian mendukung juga program pemerintah,” tutup dia.

Sebagai informasi, pada 2024 Askrindo mendukung pengembangan UMKM melalui penjaminan KUR dengan total plafon mencapai Rp 124 triliun pada 2024.

Adapun, jumlah kredit tersebut disalurkan kepada 2,3 juta debitor dan mampu membuka sekitar 3,3 juta lapangan kerja.

Editor: Agustinus Rangga Respati

Tag:  #kisah #sukses #bisnis #blangkon #creative #tarik #minat #wisatawan #malioboro #dengan #busana #jawa

KOMENTAR