![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Menperin: Masyarakat Sedang Tidak Belanja Otomotif, Penjualan Menurun](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/13/kompas/menperin-masyarakat-sedang-tidak-belanja-otomotif-penjualan-menurun-1245626.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Menperin: Masyarakat Sedang Tidak Belanja Otomotif, Penjualan Menurun
- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, saat ini tren masyarakat sedang tidak berbelanja produk-produk otomotif.
Hal itu menurutnya terlihat dari penurunan angka penjualan otomotif pada 2024 dibandingkan 2023 lalu.
"Kita melihat bahwa masyarakat sekarang sedang tidak belanja otomotif. Sales dari otomotif nasional tahun lalu menurun dibandingkan tahun 2023," ujar Agus usai meninjau Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/2/2025).
"Kami, pemerintah sudah menyiapkan kebijakan agar supaya pertumbuhan manufaktur otomotif tidak sliding dan bahkan bisa rebound dengan menyiapkan beberapa kebijakan ekonomi yang salah satunya mengarah kepada otomotif nasional," jelasnya.
Ia pun mengapresiasi adanya IIMS 2025 yang diharapkan bisa mendukung bangkitnya sektor otomotif nasional.
Sementara itu, dalam paparannya saat membuka IIMS 2025, Agus menjelaskan rincian kondisi penjualan produk otomotif roda empat yang menurun.
Pada Januari 2025, penjualan kendaraan roda empat secara wholesale (distributor ke diler) menurun 11,3 persen dibandingkan Desember 2024 atau secara month to month.
Selain itu, tercatat penurunan penjualan mobil pada 2024 dibandingkan 2023.
Pada 2024, kata Agus, penjualan mobil sebanyak 866.000 unit. "Menurun sebesar 13,9 persen jika dibandingkan penjualan 2023 yang mencapai 1 juta unit," tuturnya.
Merujuk kondisi itu, pemerintah menurut Agus perlu mencari berbagai terobosan agar minat belanja otomotif kembali baik.
Antara lain dengan adanya insentif untuk industri otomotif seperti PPN DTP Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau Electric Vehicle (EV).
Selain itu, ada pula pembebasan bea masuk 0 persen dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 15 persen Ditanggung Pemerintah atas impor CBU/CKD mobil listrik tertentu.
Kemudian ada Insentif PPnBM sebesar 3 persen ditanggung pemerintah untuk kendaraan bermotor bermesin hybrid yang mengikuti program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV).
Tag: #menperin #masyarakat #sedang #tidak #belanja #otomotif #penjualan #menurun