



SKK Migas Libatkan Akademisi dalam Proyek Kutei North Hub yang Digarap ENI
- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membuat terobosan dalam penggarapan Proyek Kutei North Hub (KNH) untuk hulu migas di lepas pantai Kalimatan Timur (Kaltim). Selain digarap oleh ENI, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari Italia, SKK Migas juga melibatkan akademisi.
Sebagaimana diketahui, KNH ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan menjadikannya prioritas utama dalam pengembangan sektor hulu migas Indonesia. Proyek itu dinilai strategis karena potensi besar yang dimiliki serta tingkat kompleksitas teknologi yang dibutuhkan.
Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo menegaskan, demi menjamin kesuksesan proyek-proyek strategis seperti KNH, SKK Migas melibatkan akademisi dari perguruan tinggi negeri (PTN) untuk memberikan dukungan keahlian teknis melalui tenaga ahli yang berperan sebagai Subject Matter Expert (SME).
“Kolaborasi itu bertujuan untuk menjadikan SKK Migas sebagai Centre of Excellence dengan melibatkan akademisi nasional. Hal itu untuk memastikan kesesuaian konsep pengembangan lapangan serta memprioritaskan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam spesifikasi teknis proyek,” ujar Wahju di Jakarta dalam keterangannya yang diterima JawaPos.com, Senin (30/9).
Proyek KNH memanfaatkan teknologi mutakhir yang dimiliki ENI Research Centre di Milan, Italia. Selama ini ENI dikenal dengan reputasinya di dunia hulu migas.
Wahju menjelaskan, kerja sama tersebut membuka kesempatan bagi akademisi Indonesia untuk belajar langsung di ENI Research Centre. Selain itu juga dapat mempercepat transfer pengetahuan dan teknologi dari research engineering ENI ke Indonesia.
“Dengan keterlibatan para akademisi ini, ilmu yang diperoleh nantinya bisa dibagikan kembali kepada mahasiswa mereka, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Indonesia dalam pengembangan hulu migas, hal ini merupakan wujud multiplier effect dari industri hulu migas” tambah Wahju.
Adapun proyek pertama yang dieksekusi dalam kolaborasi ini adalah desain dokumen Front End Engineering Design (FEED) untuk Proyek Kutei North Hub. Para akademisi yang dilibatkan yakni dari
Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mereka tergabung dalam Tim SME FEED KNH. SKK Migas menargetkan proyek tersebut sudah mencapai tahap Final Investment Decision (FID) pada 2025.
Wahju menambahkan, keterlibatan akademisi tidak hanya mempercepat penyelesaian proyek, tetapi juga memperkaya kapasitas intelektual dan teknis yang akan bermanfaat bagi industri hulu migas nasional.
Koordinator Tenaga Ahli SME dari ITS Ketut Buda Artana menambahkan, keterlibatan perguruan tinggi dalam PSN seperti proyek KNH adalah langkah penting dalam pengembangan teknologi perairan dalam (deepwater) di Indonesia.
“Kolaborasi ini mempercepat transfer pengetahuan, pengembangan sumber daya manusia, serta pemecahan masalah teknis yang kompleks,” ujar Ketut.
Dengan kolaborasi ini, SKK Migas berkomitmen untuk menjadi Centre of Excellence dalam pengembangan sektor hulu migas, mengoptimalkan teknologi dan pengetahuan global untuk mendukung kepentingan nasional. Penggunaan produk-produk lokal melalui TKDN juga menjadi fokus utama dalam setiap tahap proyek, menjamin kemandirian industri hulu migas ke depannya sehingga tercipta ketahanan energi nasional.
Tag: #migas #libatkan #akademisi #dalam #proyek #kutei #north #yang #digarap