Menakar Potensi dan Tantangan Pengembangan Web3 di Indonesia
Ilustrasi blockchain, teknologi blockchain. (PIXABAY/GERD ALTMANN)
21:20
11 Februari 2025

Menakar Potensi dan Tantangan Pengembangan Web3 di Indonesia

- Pengembangan teknologi blockchain di Indonesia terus meningkat, tidak hanya dalam aspek kripto, tetapi juga Web3 yang memiliki potensi dan tantangan tersendiri.

Untuk mendorong perkembangan ini, komunitas developer blockchain Indonesia BlockDevId bekerja sama dengan Manta Network dan Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) Bintaro menggelar acara Indonesia Hacker House pada 9 sampai 18 Februari 2025.

Web3 merupakan generasi ketiga dari teknologi web yang menitikberatkan pada desentralisasi, keamanan, dan privasi pengguna. Teknologi ini berupaya mengatasi kelemahan Web 2.0, seperti sentralisasi data dan risiko serangan siber.

Ilustrasi blockchain, teknologi blockchain.PIXABAY/GERD ALTMANN Ilustrasi blockchain, teknologi blockchain.

Founder BlockDevId sekaligus CTO Indodax, William Sutanto, menekankan pentingnya memberdayakan developer lokal agar implementasi Web3 di Indonesia berjalan optimal.

“Indonesia Hacker House menjadi wadah penting untuk mendorong adopsi dan pengembangan teknologi blockchain. Kami ingin membekali developer lokal dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menciptakan solusi inovatif di atas blockchain,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (11/2/2025).

Menurut William, minat masyarakat terhadap Web3 semakin meningkat. Developer lokal juga memiliki potensi bersaing di tingkat global.

“Banyak proyek Web3 dari Indonesia yang berhasil memenangkan hackathon internasional. Ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki talenta muda yang siap berkontribusi di dunia Web3,” tambahnya.

Dari sisi regulasi, William menilai pemerintah mulai memberikan dukungan positif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membuka program Regulatory Sandbox yang memungkinkan proyek Web3 berpartisipasi dalam pengujian regulasi sebelum diterapkan lebih luas.

 

“Regulasi yang belum sepenuhnya jelas memang menjadi tantangan. Namun, pemerintah semakin menyadari potensi industri ini dengan aktif memberikan edukasi kepada masyarakat serta membuka peluang bagi proyek Web3 melalui Regulatory Sandbox OJK,” jelasnya.

Sementara itu, Shubham, Head of Ecosystem Manta Network, menekankan bahwa peningkatan edukasi di tingkat universitas dan program onboarding bagi developer Web2 dapat menarik lebih banyak talenta ke industri Web3.

“Hackathon, workshop, dan mentorship dari pelaku industri juga berperan penting dalam meningkatkan pemahaman developer tentang teknologi blockchain. Meski butuh waktu, dengan dedikasi dan dukungan berbagai pihak, adopsi Web3 di kalangan developer bisa berkembang lebih luas,” katanya.

Kepala Program Studi Informatika UPJ, Ida Nurhaida, menegaskan bahwa Indonesia Hacker House bukan sekadar acara, tetapi inisiatif strategis untuk memperkuat ekosistem developer Web3 di Indonesia.

“Acara ini mencerminkan komitmen UPJ dalam memajukan pendidikan berbasis teknologi yang relevan dengan kebutuhan masa depan,” ujarnya.

Dengan kurikulum inovatif yang mengedepankan AI dan Keamanan Siber, serta kolaborasi dengan institusi dalam dan luar negeri, Prodi Informatika UPJ terus berkembang menjadi pusat unggulan dalam pendidikan teknologi di Indonesia. (Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli)

 

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Menakar Potensi dan Tantangan Pengembangan Web3 di Indonesia

Tag:  #menakar #potensi #tantangan #pengembangan #web3 #indonesia

KOMENTAR