



eFishery Bermasalah, KKP Pastikan Kerja Sama Budidaya Ikan Nila Tak Terdampak
– Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjelaskan kerja sama dengan startup eFishery untuk budidaya ikan nila salin di Karawang, Jawa Barat.
Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan, Doni Ismanto Darwin, mengatakan kerja sama ini memanfaatkan teknologi eFeeder dalam proyek tambak budidaya nila salin.
Sistem yang diterapkan adalah sewa per unit dengan biaya Rp 339.900 per bulan.
"Pada 2023, sebanyak 256 unit disewa. Pada 2024, jumlahnya meningkat menjadi 422 unit," ujar Doni dalam keterangan tertulis, Jumat (30/1/2025).
KKP Tidak Alami Kerugian
Doni menambahkan, model kerja sama ini tidak menyebabkan kerugian bagi KKP karena pembayaran dilakukan sesuai jumlah unit yang dioperasikan di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Karawang.
"Program tambak budidaya nila salin di Karawang tetap berjalan dan tidak terdampak langsung oleh kondisi eFishery," tegasnya.
Antisipasi Permasalahan dengan Mitra Lain
Meski demikian, KKP tetap mengantisipasi segala kemungkinan dengan mulai menjajaki kerja sama dengan mitra lain yang memiliki solusi serupa.
Hal ini untuk memastikan program budidaya tetap berjalan optimal tanpa gangguan dari masalah yang terjadi pada mitra teknologi.
Selain di Karawang, teknologi akuakultur untuk sistem modeling budidaya juga dikembangkan di berbagai lokasi lain.
Perkuat Mitigasi Risiko dan Pengembangan Kemitraan
Ke depan, KKP akan memperkuat mitigasi risiko dalam setiap kerja sama.
Ini dilakukan agar operasional program tetap berkelanjutan dan mengembangkan ekosistem kemitraan yang lebih beragam.
"Dengan demikian, dampak terhadap program nasional dapat diminimalkan dan ketahanan pangan berbasis perikanan tetap terjaga," kata Doni.
KKP Sayangkan Masalah Internal eFishery
Doni juga menyayangkan permasalahan internal yang tengah dialami eFishery. Diketahui, eFishery saat ini tengah disorot karena dugaan penggelapan dana sebesar 600 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,7 triliun.
Akibat dugaan penggelapan dana, Gibran Huzaifah, pendiri eFishery, dicopot dari posisinya sebagai CEO.
Selain itu, eFishery juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 100 karyawan kontraknya.
Tag: #efishery #bermasalah #pastikan #kerja #sama #budidaya #ikan #nila #terdampak