Prabowo dan PM Anwar Sepakati Penertiban TKI di Malaysia
Presiden Prabowo Subianto bersama Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong Sultan Ibrahim dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Istana Negara Malaysia pada Senin (27/1/2025).(YouTube resmi Prabowo Subianto )
18:44
27 Januari 2025

Prabowo dan PM Anwar Sepakati Penertiban TKI di Malaysia

Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen bersama Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim untuk menertibkan persoalan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.

Hal ini disampaikan Presiden Prabowo usai pertemuan dengan PM Anwar di Malaysia pada Senin (27/1/2025).

Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas berbagai isu strategis dan kerja sama bilateral.

"Intinya adalah keputusan politik, Indonesia dan Malaysia harus kerja sama. Hal-hal teknis bisa diselesaikan. Yang penting adalah kemauan politik dan strategis," ujar Prabowo dalam siaran media bersama yang ditayangkan Radio Televisyen Malaysia (RTM).

 

Presiden Prabowo juga menegaskan, Indonesia dan Malaysia sepakat meningkatkan kerja sama di semua bidang, termasuk ekonomi. Salah satu yang menjadi perhatian adalah produksi kelapa sawit.

"Indonesia dan Malaysia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dengan total produksi mencapai 80 persen. Komoditas ini sangat penting, banyak negara membutuhkan kelapa sawit," ujar Prabowo.

Kunjungan ke Malaysia

Presiden Prabowo tiba di Malaysia pada Senin pagi usai kunjungan kenegaraan ke India.

Selain bertemu PM Anwar, ia juga menerima penghargaan Darjah Kerabat Johor Yang Amat Dihormati Pangkat Pertama (D.K I Johor), salah satu penghormatan tertinggi dari Kesultanan Johor.

Beberapa pejabat Indonesia turut mendampingi kunjungan tersebut, termasuk Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding, dan Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani.

 

Insiden Penembakan PMI di Malaysia

Kunjungan Presiden Prabowo ke Malaysia bertepatan dengan insiden penembakan lima pekerja migran Indonesia di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, Jumat (24/1/2025) dini hari.

Menurut Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), satu pekerja migran meninggal dunia, satu kritis, dan tiga lainnya terluka akibat tindakan aparat Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM).

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, menyatakan KBRI Kuala Lumpur telah mengirimkan nota diplomatik kepada Pemerintah Malaysia untuk meminta penyelidikan menyeluruh.

"Kami menduga adanya penggunaan kekuatan berlebihan oleh APMM dalam insiden ini," ujar Judha.

P2MI Kecam Tindakan APMM

Kementerian P2MI mengecam keras penggunaan kekuatan berlebihan oleh APMM.

Wakil Menteri P2MI, Christina Aryani, meminta agar Pemerintah Malaysia mengambil tindakan tegas terhadap aparat yang terlibat jika terbukti bersalah.

"Kasus ini harus diusut tuntas. Kami mendesak Pemerintah Malaysia untuk menindaklanjuti insiden ini secara transparan," tegas Christina.

 

Penembakan terjadi saat patroli APMM mendapati kapal yang mengangkut lima PMI melintas di perairan Selangor.

Berdasarkan informasi dari Kepolisian Diraja Malaysia, tembakan dilepaskan karena diduga ada perlawanan dari penumpang kapal.

Hingga kini, data para korban masih dalam pendalaman, sementara korban luka tengah menjalani perawatan di rumah sakit setempat.

Editor: Dian Erika Nugraheny

Tag:  #prabowo #anwar #sepakati #penertiban #malaysia

KOMENTAR